Rumahnya Dimolotov, Supriati: Saya Tidak Ada Masalah dengan Siapapun

SAYA rasa tidak masalah dengan siapapun, dan selama ini tidak ada orang mencurigakan di sekitaran sini,” kata Supriati saat ditemui di kediamannya, Selasa (3/10), menyusul setelah rumah pribadinya dilempar molotov oleh orang tidak dikenal, Selasa (3/10) pagi.

Akibat ulah yang tidak bertanggung jawab itu, rumah pribadi politisi Partai Golkar (Golongan Karya) itu lantai teras rumahnya terlihat gosong dengan sisa serpihan botol yang pecah serta kain masih berserakan. Supriati mengaku tidak memiliki masalah dengan siapapun. Sehingga, dia bingung mengapa rumahnya di Jalan Dwikora Kota Pekanbaru dilempar molotov.

Rumah Supriati juga tidak dilengkapi dengan fasilitas CCTV, sehingga tidak dapat terlihat wajah dan jumlah pelaku pelemparan. Tetangga Supriati juga mengaku tidak melihat pelakunya.

“Kejadiannya tiba-tiba, dan saya rasa saat salat subuh. Karena keponakan saya Romi, memberitahu ada musibah molotov, setelah selesai salat subuh,” ucap Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Riau ini.

Romi, keponakan Supriati, adalah orang pertama yang melihat serpihan molotov tersebut. Ketika itu, dia baru pulang salat subuh dari musala sekitar rumah tersebut. “Saat saya pergi salat Subuh ke musala, tidak ada. Nah pas saya pulang, (teras) rumah sudah kena molotov. Bagian depannya saja, bagian yang lain tidak ada,” kata Romi, dilansir merdeka.com.

Setelah mengetahui kejadian itu, Romi masuk ke dalam rumah untuk memberitahukan Supriati, dan saudaranya yang lain, Fernanda Thedora. Mereka langsung mengecek bekas molotov tersebut. “Mungkin kejadiannya saat saya sedang salat di musala. Sebelumnya, saya tidak melihat hal yang aneh di sekitar rumah, begitu juga hari-hari sebelum kejadian ini,” kata Romi.

Doa Bersama

Terdorong rasa solidaritas dan tidak ingin kejadian serupa  terulang kembali, anggota DPRD Riau lakukan doa bersama untuk keselamatan salah seorang rekannya Supriyati, yang baru-baru ini kediamannya dimolotov oleh Orang Tak Dikenal (OTK).

Doa bersama tetsebut dilakukan sebelum rapat paripurna, Kamis (5/10). Rapat paripurna yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman sebelum dimulai, salah seorang anggota M Arpah melakukan interupsi. Dia mengusulkan bagaimana untuk dilakukan doa bersama dulu. Alhasil, pimpinan sidang mengabulkan dan minta pada ustadz Malik Siregar yang juga salah seorang anggota dewan untuk memimpin doa.

Setelah pembacaan doa, Noviwaldy berharap kejadian serupa tidak terulang lagi, begitu juga terhadap anggota yang lain.  Noviwaldy juga berharap, pihak berwajib bisa mengungkap siapa pelaku dan motifnya.  ‘’Kita berharap kejadian ini tidak terjadi lagi dan pelaku tertangkap dan terungkap motifnya,” ungkap Noviwaldy.  (ee/trc)

gambar