Tak Hanya Banyak yang Sakit, Masyarakat Riau yang Bertahan di KLHK Jakarta Sudah Kehabisan Logistik

Beberapa warga dari Riau dan Jambi di bawah tenda untuk bertahan di KLHK Jakarta.

PEKANBARU, AmiraRiau.com- Di tengah kondisi kesehatan masyarakat Riau dan Jambi yang mulai menurun hingga puluhan dikabarkan jatuh sakit, logistik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ternyata juga sudah habis.

Ratusan masyarakat yang sehari-hari mayoritas sebagai buruh di Riau dan Jambi, terpaksa bertahan dengan mendirikan tenda di halaman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Jakarta untuk menuntut penyelesaian konflik agraria yang mereka hadapi sejak Kamis (12/12/2024) setelah 11 hari melakukan aksi jalan kaki.

Baca Juga:

Memprihatinkan, Puluhan Masyarakat Riau yang Bertahan di Halaman KLHK Jakarta Jatuh Sakit

Belum Ada Penyelesaian, Masyarakat Riau dan Jambi yang Jalan Kaki ke Jakarta akan Bertahan di KLHK

Ketua Umum KPPR, Muhammad Ridwan didampingi Adv Asbullah, SH, Bidang Advokasi Komite Pejuang Pertanian Rakyat (KPPR), Senin (16/12/2024), menyebutkan, tak hanya banyak yang mengalami sakit, masyarakat juga sudah kehabisan logistik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Masyarakat Riau dan Jambi yang bertahan di Jakarta atau di depan kantor KLHK Jakarta mengandalkan rasa iba warga Jakarta,” kata Asbullah, melalui pesan WhatsApp, Senin (16/12/2024).

“Kami meminta sumbangan masyarakat Jakarta yang peduli. Jumlah kami saat ini yang masih bertahan sekitar 350 orang,” ujarnya.

Dengan kondisi masyarakat ini, Asbullah berharap kepedulian berbagai pihak terhadap masyarakat yang saat ini tengah memperjuangkan haknya.

Sebelumnya, Asbullah mengabarkan bahwa karena kondisi cuaca yang sering hujan sementara masyarakat hanya menggunakan tenda untuk menginap, membuat setidaknya 20 orang saat jatuh sakit.

Asbullah yang mengabarkan melalui pesan WhatsApp, menyebutkan, untuk penanganan masyarakat yang jatuh sakit KPPR sebagai pendamping masyarakat meminta bantuan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta Palang Merah Indonesia (PMI).

“Untuk sementara itu yang kita lakukan untuk penanganan,” kata Asbullah.

Dalam video yang dikirimkan kepada AmiraRiau.com, Minggu (15/12/2024) malam, terlihat bahwa lokasi dimana masyarakat bertahan tersebut sedang dalam keadaan hujan lebat.

Sebelumnya, sebanyak 500 petani dari Riau dan Jambi memilih berkemah di depan Gedung KLHK setelah menempuh perjalanan panjang dengan aksi jalan kaki.

Mereka tiba di Jakarta pada Kamis (12/12/2024) setelah 11 hari berjalan kaki dengan menempuh jarak sekitar 1.200 Km dari Riau, guna mendesak pemerintah segera menyelesaikan konflik agraria yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

“Kami akan berkemah dan bertahan di sini, sampai kami mendapatkan kembali hak kami. Tanah adalah sumber kehidupan kami, dan kami meminta pemerintah mengembalikannya kepada yang berhak,” tegas Ketua Umum Komite Pejuang Pertanian Rakyat (KPPR), Muhammad Riduan di depan kantor KLHK.

Konflik agraria ini melibatkan ribuan hektare tanah yang berpindah ke perusahaan besar. Di Kabupaten Kampar, Riau, tanah seluas 2.500 hektare yang semula dicadangkan untuk masyarakat kini dikuasai pihak tertentu. Kondisi serupa terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu, di mana masyarakat digusur akibat tumpang tindih kepemilikan tanah.***

gambar