Upsus Siwab, Cara Distanak Kota Pekanbaru untuk Meningkatkan Populasi Ternak Sapi

Upsus Siwab, cara Distanak Pekanbaru meningkatkan populasi sapi. (f int)

INI sebuah realitas yang sulit dibantah, yaitu Pekanbaru yang menyandang status sebagai ibukota Provinsi Riau masih dihadapkan dengan sejumlah keterbatasan di berbagai sektor pembangunan. Untuk memenuhi kebutuhan daging bagi para warga kota, satu misal, sejauh ini masih didatangkan dari sejumlah daerah tetangga karena produksi lokal belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada.

Petugas sedang melaksanakan program Siwab. (f int)

Kebutuhan daging untuk warga kota terpaksa didatangkan dari luar daerah agar kuota bisa dipenuhi btentu saja mendatangkan sejumlah konsekuensi. Antara lain, nilai jual yang relatif tinggi dibandingkan dengan di daerah asal karena mesti diperhitungkan upah angkut. Belum lagi ancaman pasokan bahan terputus karena terjadinya bencana alam yang membuat jalur transportasi terganggu.

Untuk menghindari terjadinya hal-hal seperti digambarkan di atas, tidak ada jalan lain yaitu dengan melakukan berbagai upaya agar kebutuhan daging warga kota mampu terpenuhi oleh produksi lokal. Target ke arah itu bukan tidak mungkin akan bisa diwujudkan karena Kota Pekanbaru memiliki sejumlah potensi untuk pengembangan kegiatan di sektor peternakan, yang memungkinkan untuk setidaknya memenuhi kebutuhan daging bagi warga kota.

Upsus Siwab, cara Distanak Pekanbaru meningkatkan populasi sapi. (f int)

Apa upaya dan langkah-langkah untuk itu? Cara yang sekarang tengah gencar dilakukan untuk mencapai tujuan dimaksud adalah dengan cara inseminasi buatan melalui Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab). “Target kita 900 ekor sapi di Kota Pekanbaru bunting pada 2017 ini,” kata Kepala Distanak (Dinas Pertanian dan Peternakan) Pekanbaru El Syabrina di Pekanbaru.

Dia menjelaskan program tersebut telah dilakukan dalam beberapa bulan terakhir sebagai upaya mendukung upaya pemerintah mewujudkan swasembada daging sapi yang diluncurkan Presiden Joko Widodo. Dia menjelaskan program kawin suntik Upsus Siwab secara gratis itu merupakan program pemerintah pusat guna meningkatkan kualitas dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sapi indukan untuk dapat terus menghasilkan pedet (anak sapi).

Dalam program kawin suntik tersebut terdapat beberapa jenis sperma sapi dari pejantan unggul, sedangkan keunggulan menggunakan inseminasi buatan bisa mendapatkan keturunan yang bagus dan sehat karena bibit sperma diperoleh dari sapi pejantan unggul yang telah memenuhi persyaratan. Berdasarkan data terakhir jumlah sapi di Pekanbaru 7.388 ekor, terdiri atas 1.470 betina dan 5.913 jantan.

Pemenuhan kebutuhan daging untuk Pekanbaru masih didatangkan dari luar. (f int)

Kepala Bidang Peternakan Distanak Pekanbaru Firdaus menjelaskan proses inseminasi buatan hingga kini berjalan lancar. Program Upsus Siwab, katanya, secara bertahap, yakni pertama sapi betina produkti harus diperiksa kondisinya dulu apakah dalam keadaan bunting atau tidak. Jika dipastikan tidak bunting, katanya, maka layak untuk dilakukan IB (inseminasi buatan).

Namun, katanya, sapi betina yang dapat dilakukan IB harus dalam kondisi birahi atau jika belum birahi, harus disuntikan hormon untuk merangsang hal itu terjadi. “Selang waktu 28 hari setelah terjadi birahi buatan maka dilakukan pengecekan kembali atas sapi betina apakah sudah masuki masa kawin,” tuturnya. Ia mengatakan setelah sapi bunting maka butuh waktu 8-9 bulan baru dilahirkan. “Kalau proses bunting gagal maka Distanak akan melakukan IB lagi demikian hingga berhasil,” katanya.

Sejauh ini, dari program itu berhasil membuat 21 ekor indukan sapi bunting di wilayah setempat. “Kami baru bisa deteksi 21 ekor sapi betina yang buntingnya aman untuk diperiksa dan ternyata berhasil setelah dilakukan IB tiga bulan lalu,” kata El Syabrina di Pekanbaru, belum lama ini.

El, sapaan wanita berkacamata itu, mengemukakan di Pekanbaru sudah dilakukan IB bagi 105 ekor sapi betina sejak November lalu secara bertahap. Dari proses itu semua secara bertahap pula pihaknya kini baru bisa memastikan kebuntingan 21 ekor sapi dari sekitar 105 ekor yang sudah dilakukan IB.

“Datanya 105 ekor yang sudah IB baru 21 ekor bisa diperiksa sedangkan lainnya belum karena kebuntingan aman untuk diperiksa bila sudah tiga bulan selesai proses penyuntikan bibit,” terang El. Menurut El memang untuk memastikan sapi betina bunting butuh waktu dan proses tiga bulan dulu setelah IB. Gunanya agar aman dan tidak mengganggu pembuntingan. “Kini usia kebuntingan 21 indukan sapi itu berkisar 3-4 bulan,” ucap El lagi.

Program Upsus Siwab sudah mulai menampakkan hasil yang menggembirakan. (f int)

Diakui dia tahun ini ada sekitar 737 ekor sapi betina di Pekanbaru. Jumlah ini tidak semuanya bisa dilakukan IB karena ada yang sudah bunting alami dan belum. Makanya perlu dipilah dan diseleksi sejauh mana dan sapi dalam kondisi apa yang bisa dilakukan IB.

Namun demikian pihaknya menargetkan Pekanbaru memiliki sapi bunting setidaknya 700 ekor pada 2017. Baik secara alami maupun dengan proses IB. Hal itu untuk mendukung program nasional menambah populasi sapi menuju swasembada daging.

El menambahkan bagi 21 ekor indukan sapi yang bunting ini akan terus dalam pantauan dan pemberian vitamin agar berhasil hingga melahirkan.

“Kami perkirakan 21 sapi bunting itu akan melahirkan bulan Oktober atau November 2017,” katanya menambahkan.

Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Pekanbaru mulai melakukan Inseminasi Buatan Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting atau UPSUS SIWAB serentak pada empat lokasi di wilayah setempat 15 November 2016 lalu. Distanak menurunkan dua tim Satgas Upsus Siwab Pekanbaru ke empat titik lokasi yang menjadi target IB adalah di Jalan Indra Puri, Jalan Kampung Baru, Jalan Indra Puri Ujung dan Jalan Panorama.

Proses IB ini merupakan bantuan pemerintah pusat bagi para peternak sapi di Pekanbaru. Dilakukan serentak untuk seluruh Indonesia. Tujuannya untuk meningkatkan pasokan daging secara bersama di semua wilayah. Serta mencapai swasembada daging tahun 2025 mendatang. “Untuk Pekanbaru ditargetkan 2017 akan ada 242 sapi bunting dengan cara Inseminasi Buatan.

Untuk menopang program yang sama, digelar pelatihan peternakan terhadap beberapa kelompok tani, Selasa (25/7/2017). Bertempat Gedung Pasar Ikan, Kantor Distanak Pekanbaru, kegiatan pelatihan dipimpin langsunh oleh Kepala Dinas Peternakan Kota Pekanbaru, El Sabrina. Pelatihan peternakan diikuti lebih kurang sebanyak 25 kelompok tani.

El Sabrina, mengatakan kegiatan ini guna memberikan pengetahuan kepada petani, terutama perihal pakan dan konsentrat. “Sebelumnya kita telah dapat bantuan 100 ekor sapi betina siap bunting jenis brahman cross. Untuk itu kami dukung dengan memberikan pelatihan kepada kelompok tani yang ada,” terangnya.

El Sabrina turut menjelaskan, pelatihan ini lebih difokuskan kepada pakan dan konsentrat, dikarenakan meruapakan faktor utama demi keberlangsungan sapi-sapi yang diternakkan. “Karena 80 persen untuk keberhasilan program upsus SIWAB, ialah dari makanannya, kalau pakan gak bagus, ya gak bagus reproduksinya,” paparnya.

Selain memberikan pelatihan mengenai pakan, Distanak juga membuka forum pertanyaan kepada petani yang hadir. “Kami juga memberikan pengetahuan dasar bagaimana menangulangi penyakit yang dihadapi peternaknya, sehingga dapat dituntaskan,” tutur menambahkan.

Sementara menurut Sutrisno, salah seorang kelompok tani, mengatakan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi dirinya serta petani yang lain. “Alhamdulillah ada pelatihan seperti ini, kami bisa beri mana pakan yang baik dan benar,” ujarnya.  (ee/dari berbagai sumber)

gambar