Lemas Karena Cuaca Panas? Yuk Rasakan Dahsyatnya Bandrek Pak'De 

Rabu, 02 Agustus 2023 | 21:17:43 WIB
|

PEKANBARU- Bandrek Pak'De di kawasan Pasar Tangor, Jalan Lintas Timur, Pekanbaru, kini semakin berkembang.

Rasanya yang khas, membuat peminatnya setiap waktu bertambah. Penikmat minuman ini nyaris tak pernah berhenti, datang silih berganti.

Selain bandrek, kedai Pak'De juga menyediakan teh telur, skoteng, jami seduh dan minuman sejenis lainnya.

Tak perlu khawatir bagi yang ingin menikmati minuman memakai campuran pinang muda. Pokoknya komplit!

"Minuman kita siapkan semua. Dari sore hingga tengah malam," kata M. Ridwan, pemilik kedai minuman Pak'De, Rabu (2/8/2023) malam.

M. Ridwan mengaku, meracik sendiri minuman yang dijualnya. Hasilnya, cita rasa perpaduan jahe, susu dan resep rahasianya, mampu membuat pelanggan tak mau beralih ke tempat lain. Yuk kita buktikan...

Sejarah Bandrek

Dari berbagai sumber, bandrek atau minuman sejenisnya ternyata dapat menghangatkan tubuh, selain memiliki manfaat untuk kesehatan lainnya.

Kandungan jahe dalam bandrek mampu meredakan peradangan dan membantu meringankan gejala batuk, flu, demam, mual, pusing hingga nyeri sendi.

Bandrek adalah minuman khas Sunda yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Dikenal sebagai minuman tradisional, bandrek dibuat dengan bahan dasar jahe dan gula merah.

Terlihat sederhana, namun ada sejarah dibalik begitu dikenalnya minuman bandrek sebagai minuman yang memiliki banyak manfaat. Dirangkum detikJabar dari berbagai sumber, berikut sejarah bandrek:

Minuman bandrek diketahui sudah ada sejak abad 10 hingga abad ke 20. Bandrek saat itu begitu dikenal sebagai minuman khas Sunda yang menggunakan bahan dasar rempah yakni jahe.

Rempah memang menjadi primadona kala itu. Bahkan orang-orang Eropa rela menukarkan barang berharga mereka demi mendapat rempah. Di Eropa, rempah memang sulit didapat.

Bahkan dulu, bandrek tergolong minuman yang mewah dan mempunyai harga tinggi. Itu karena kandungan rempah-rempah dalam bandrek itu sendiri.

Namun seiring berjalannya waku, popularitas rempah-rempah meredup karena orang Eropa lebih melirik komoditas kopi dan teh.

Meredupnya popularitas rempah juga membuat nama bandrek semakin menurun dan jarang dikonsumsi. Hanya sebagian orang saja yang masih meminum bandrek.

Meski begitu, sejak beberapa dekade terakhir mengkonsumsi bandrek mulai kembali digemari oleh masyarakat tidak hanya dari warga Sunda. Bahkan bandrek hampir bisa ditemukan di beberapa daerah di Indonesia.

Di beberapa tempat, bahan dasar bandrek tidak hanya jahe dan gula merah. Ada yang menambahkan bandrek dengan cengkeh serta telur ayam kampung."""

Terkini