Fase Hubungan Indonesia dan Malaysia

Oleh
Hasrul Sani Siregar, MA
Alumni Ekonomi-Politik Internasional, IKMAS, UKM, Malaysia

MOMENTUM kehadiran Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim dalam pelantikan Presiden dan wakil Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan semakin mempererat hubungan bilateral diantara kedua negara yang telah terjalin dengan baik. Pasang surut hubungan Indonesia-Malaysia terus saja terjadi yang lebih banyak disebabkan oleh perbedaan pandangan dan pendapat khususnya isu-isu perbatasan wilayah kedua negara serta isu-isu sosial-budaya. Indonesia dan Malaysia tentu memiliki kesamaan sejarah dan budaya khususnya melayu. Hal tersebut tentunya akan semakin meningkatkan hubungan dan kerjasama oleh kedua negara. Persoalan kepemilikan pulau Sipadan-Ligitan telah dapat diselesaikan oleh kedua negara.

Momentum kehadiran Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim ke Indonesia dalam rangka pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, selain tradisi bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang saling mengunjungi, juga diartikan sebagai menjalin hubungan yang lebih erat lagi dalam hubungan bilateral oleh kedua negara yang dilihat sebagai pasang surut hubungan Indonesia-Malaysia. Sengketa yang masih harus diselesaikan oleh kedua negara pulau Ambalat dan Ambalat Timur juga harus menjadi prioritas utama dan menjadi perhatian dari pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran. Perundingan secara bilateral antara Indonesia dan Malaysia mengenai pulau tersebut telah dilakukan di masa pemerintahan sebelumnya. Isu pulau Ambalat dan Ambalat Timur ini telah beberapa kali dilakukan perundingan untuk segera dilakukan perundingan dan penyelesaiannya.

Penguatan wilayah maritim dan kepulauan Indonesia tentu menjadi perhatian di pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Peningkatan infrastruktur di wilayah perbatasan dan kepulauan menjadi hal yang utama. Wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar Indonesia tentunya menjadi wilayah terdepan yang mana Indonesia sudah diakui oleh dunia internasional sebagai negara kepulauan (Archipelagic State). Sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah yang cukup luas dan berpotensi menjadi sengketa dengan negara-negara lainnya, Indonesia perlu memperkuat infrastruktur dan segala potensi yang ada didalamnya untuk mendukung hal tersebut Kalau itu tidak dikelola secara baik dan profesional, akan berdampak kepada hilangnya pulau-pulau yang lainnya. Hal tersebut jangan terulang kembali sebagaimana halnya pulau Sipadan-Ligitan.

Hubungan Indonesia-Malaysia dapat dikatakan memiliki sejarah yang cukup panjang sejak Perdana Menteri Malaysia pertama yang dipimpin oleh Tunku Abdul Rahman dan Presiden Indonesia pertama Soekarno. Pertentangan pandangan dan idiologi oleh kedua tokoh tersebut membawa hubungan yang kurang harmonis dan cenderung memanas. Namun secara umum hubungan yang panas tersebut dapat diselesaikan dengan baik memandangkan kedua negara, tidak dapat dipisahkan khususnya dalam hal sosial-budaya. Indonesia dan Malaysia, walaupun secara politik dan ekonomi berbeda, namun secara sosial-budaya tidak akan pernah putus hubungan yang telah dibangun sejak dahulu kala hingga kemerdekaan kedua negara.

Penjajahanlah yang membuat kedua negara yang bertetangga dekat tersebut terpisah. Namun sebagai negara serumpun (budaya melayu), Indonesia dan Malaysia dapat terus membina hubungan yang saling harmonis dan saling menguntungkan mengingat secara geografis dan geo-strategis tidak dapat dipisahkan. Sebagai negara yang memiliki kedaulatan atas negaranya masing-masing, sudah seyogyanya kedua negara secara terus menerus membina hubungan yang saling menguntungkan dan saling memiliki kepercayaan dalam menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi melalui meja perundingan.

Kehadiran Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim ke Indonesia akan semakin meningkatkan hubungan kedua negara yang tidak saja dalam masalah ekonomi, politik dan pertahanan-keamanan, juga isu-isu perbatasan wilayah antar kedua negara dan sengketa pulau-pulau yang selama ini menjadi masalah diantara kedua negara. Stabilitas ASEAN juga menjadi komitmen bersama antara Indonesia dan Malaysia yang mana, Malaysia akan menjadi tuan rumah dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tahun 2025.***

gambar