Oleh
Hasrul Sani Siregar, MA
Alumni Ekonomi-Politik Internasional, IKMAS UKM, Selangor Malaysia
Estafet keketuaan ASEAN tahun 2025 akan di ketua oleh Malaysia. Estafet kepemimpinan ASEAN dari Laos ke Malaysia akan mulai berlaku pada 1 januari 2025 hingga 31 Desember 2025. Malaysia akan mengetuai ASEAN selama 1 tahun. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-44 dan ke-45 di Laos, telah dilakukan penyerahan secara simbolis kepada Malaysia yang diterima langsung oleh Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim dari Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone. Dalam Keketuaan ASEAN 2025 nantinya, Malaysia akan mengangkat tiga pilar utama yaitu pertama; keamanan dan politik kedua; ekonomi dan ketiga; dan sosial-budaya.
Adapun tema yang diangkat nantinya adalah inklusivitas dan keberlanjutan yang merefleksikan aspirasi negara anggota ASEAN untuk kemajuan bersama dan memastikan tidak ada satupun yang tertinggal menuju komunitas ASEAN tahun 2045. Di tahun 2025 nantinya, Malaysia selain sebagai Ketua ASEAN, juga akan memperingati 10 tahun berdirinya komunitas ASEAN tahun 2015. ASEAN akan teguh mempertahankan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan yang aman, damai dan bebas dari intervensi dari negara-negara di luar ASEAN. ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara sebenarnya telah berupaya untuk selalu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh setiap negara-negara anggota ASEAN. Ada beberapa maslaah yang masih dihadapi oleh ASEAN khususnya ketika Malaysia menjadi ketua ASEAN tahun 2025 seperti pertama; penyelesaian konflik di Myanmar, kedua, penyelesaian damai di Thailand Selatan dan ketika konflik di Laut China Selatan yang melibatkan negara-negara ASEAN termasuk di dalamnya Malaysia.
Dalam 10 tahun terakhir yaitu tahun 2015 apa yang dinamakan sebagai Community ASEAN, negara-negara ASEAN telah berkomitmen mewujudkan ASEAN sebagai “Ten Nations, One Community”. Prioritas utama ASEAN ke depannya pertama; bagaimana memastikan pencapaian di bidang politik, keamanan, ekonomi, sosial budaya, kedua; bagaimana bisa memelihara kawasan yang aman dan stabil sehingga negara-negara di kawasan Asia Tenggara terus bisa melanjutkan upaya pembangunan serta ketiga; adalah bagaimana bisa meningkatkan kerjasama diantara negara-negara anggota ASEAN serta dengan negara-negara di luar ASEAN sesuai dengan tema yang dikemukakan oleh Malaysia yaitu inklusivitas dan keberlanjutan. Tema ini sesuai dengan tema ASEAN menuju komunitas ASEAN tahun 2045 dan ini menjadi tonggak sejarah dan arah masa depan bersama. Tahun 2025 menjadi tonggak untuk 2 dekade (20 tahun) mendatang yaitu tahun 2045.
Kerjasama ASEAN berusaha untuk memulai proses integrasi dengan menggunakan tiga pilar secara bersama-sama, politik-keamanan, ekonomi dan sosio-kultural. Namun besar kemungkinannya hal itu justru akan memberatkan ASEAN ke depannya. Bagaikan membangun sebuah rumah dengan tiga pilar, memang lebih kuat jika dibandingkan dengan satu pilar, tapi berbahaya jika ketiga pilar tersebut rapuh. Akan lebih baik jika membangun rumah secara bertahap namun dengan fondasi yang kokoh. Paling tidak dari ketiga pilar ASEAN Community tersebut, sosio-kultural merupakan pilar yang memiliki prospek paling bagus. Dalam konteks ASEAN, sosial budaya merupakan aspek yang paling netral, jika dibandingkan dengan politik ataupun ekonomi. Hal tersebut disebabkan oleh faktor sosial dan budaya bangsa Asia Tenggara yang kuat. Kita bisa memulai kerjasama sosio-kultural ini dengan menciptakan program pertukaran pelajar, mahasiswa, guru, dosen atau bahkan budayawan dan seniman. Seperti yang tercantum dalam tujuan ASEAN Sosiol-Kultural yaitu memberikan kontribusi dalam mewujudkan komunitas ASEAN yang berorientasi pada rakyat untuk mencapai solidaritas dan persatuan di antara bangsa dan rakyat ASEAN.
Lebih lanjut, ASEAN Sosial-Kultural juga memiliki tujuan menumbuhkan kesamaan identitas dan membangun masyrakat yang saling peduli dan berbagi yang dapat meningkatkan taraf hidup, mata pencaharian, serta kesejahteraan rakyat di kawasan. Bayangkan kemajuan apa saja yang bisa dicapai ketika telah terjalin kerjasama yang intens dalam bidang sosio-kultural antar negara-negara ASEAN. Bayangkan terciptanya satu kurikulum pendidikan tunggal dan akses belajar mengajar bebas di seluruh negara ASEAN, lembaga kebudayaan tunggal yang mengakomodasi seluruh aset kebudayaan Asia Tenggara. Masa depan ASEAN akan menentukan arah dan komitmen secara bersama-sama. Malaysia sebagai keketuaan ASEAN tahun 2025 akan membawa kearah memperkuat internal sesama anggota ASEAN.***