PEKANBARU, AmiraRiau.com– Masyarakat Pulau Rempang di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) kembali menjadi korban kekerasan untuk kesekian kalinya terkait konflik agraria.
Rabu (18/12/2024) dini hari, sekitar pukul 00.50 WIB sejumlah warga Kampung Sembulang Hulu diserang oleh puluhan orang tak dikenal. Pelaku penyerangan diduga merupakan orang suruhan.
Direktur LBH Pekanbaru, Andri Alatas, Rabu (16//12/2024), mengungkapkan atas kejadian yang berulang itu, masyarakat Kampung Tua di Rempang bersama organisasi masyarakat sipil, yakni LBH Pekanbaru dan WALHI Riau menyerukan kepada Presiden Prabowo dan DPR RI untuk memastikan perlindungan terhadap masyarakat adat dan tempatan Rempang atas wilayah adatnya.
“Sekaligus dengan tegas membatalkan seluruh rencana pengembangan PSN Tempang Eco-city,” ujar Andri Alatas.
Masyarakat juga menuntut kapolri agar memerintahkan jajarannya melakukan peenegakan hukum secara serius dan tegas atas seluruh peristiwa intimidasi dan kekerasan yang dilakukan terhadap masyarakat Rempang.
Warga juga mendorong Komnas HAM untuk mengawasi dan mengambil sikap tegas atas rentetan pelanggaran HAM yang terjadi di Rempang.
“Sekaligus mengkoordinasikan dan memastikan skema-skema perlindungan bagi seluruh masyarakat adat dan masyarakat tempatan di Rempang,” tutupnya.
Dipicu Pengrusakan Spanduk
Andri Alatas menyebutkan, penyerangan ini diduga dipicu oleh pengrusakan spanduk yang dibuat masyarakat atas penolakan rencana pengembangan PSN Tempang Eco-city.
“Pengrusakan ini sudah berkali-kali. Namun pelakunya tidak pernah tertangkap,” lanjutnya.
Pada hari Selasa (17/12/2024), masyarakat berhasil menangkap pelaku pengrusakan spanduk. Namun pada pukul 24.00 Wib, puluhan orang diduga suruhan menyerang masyarakat warga Kampung Sembulang Hulu, Rempang.
“Mereka datang dengan mengendarai 1 unit truk (lori), 7 mobil kecil dan 8 unit kendaraan roda dua. Mereka menyerang masyarakat dengan membawa besi, senjata tajam, dan busur,” ujar Direktur LBH Pekanbaru.
Saat kejadian, masyarakat segera melarikan diri ke hutan untuk menyelamatkan diri setelah mendengar adanya suara letusan seperti senjata api, sebanyak 10 sampai 20 kali.
LBH Pekanbaru mengungkapkan jatuhnya korban dari pihak masyarakat sipil akibat peristiwa tersebut. Sejauh ini ada banyak warga yang menjadi korban, diantaranya Mahit terkena panah di bagian punggung, Zakaria dipukul di bagian kepala dan Samsudin mengalami luka bocor/berdarah.
Saat diakumulasi, LBH Pekanbaru menerima data korban sebagai berikut, yakni dari Posko Pak Sutaji dengan 2 warga mengalami bocor kepala dan 1 orang patah tangan. Kemudian di kampung Sungai Buluh dikabarkan ada 2 warga mengalami luka/ bocor di bagian kepala.
“Di Pasir Merah ada 1 orang terkena panah dan di Kampung Sembulang hulu ada 1 warga mengalami luka ringan dan satu lainnya mengalami luka parah,” terangnya.
Selain di Sembulang Hulu, orang yang diduga suruhan uga melakukan perusakan rumah masyarakat di Kampung Sei Buluh. Oknum tersebut masuk secara paksa ke dalam rumah salah satu warga.
“Pelaku melakukan pemukulan terhadap pemilik rumah Edi dan anaknya yg masih duduk di bangku SMP,” kata LBH Pekanbaru.
Selain itu, ditemukan sejumlah posko warga juga ikut dirusak. Posko-posko itu terletak di di Kampung Sembulang Hulu dan Kampung Sei Buluh yang terletak di Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Kepulauan Riau.
Data sementara, ada 8 warga yang mengalami luka dan beberapa di antaranya telah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Selain itu, belasan kendaraan bermotor milik warga juga ikut dirusak.***
Editor: Isman