Menggenjot Sektor Perikanan, Upaya Membangkitkan Kembali Kejayaan di Masa Lalu

SEKTOR perikanan dalam sejarah Indonesia mencatat, Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir termasuk daerah penghasil terbesar di Indonesia. Bahkan pada tahun 1970 an Bagansiapiapai masuk dalam peta perikanan terbesar yang di kenal dunia. Untuk kembali membangkitkan masa kejayaan sektor perikanan ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hilir (Rohil) berupaya semaksimal mungkin untuk mengembalikan predikat sebagai daerah penghasil ikan terbesar di dunia. Upaya-upaya itu saat ini tengah dilakukan dengan memberika pembinaan dan pemberian bantuan berkelanjutan kepada para nelayan.

Sebagaimana yang diketahui kabupaten Rokan Hilir khusunya kota Bagansiapiapi dulunya mendapat predikat sebagai daerah penghasil ikan nomor dua didunia. Dimasa-masa kejayaan itu para nelayan hidup sejahtera dengan hasil tangkapan yang berlimpah ruah. Selain cukup untuk kebutuhan konsumsi, hasil perikanan itu seperti ikan, kerang juga banyak dimanfaatkan untuk diolah menjadi asinan.

Bahkan, kota Bagansiapiapi konon dulunya juga pernah sebagai pengekspor ubur-ubur terbesar keluar negeri untuk kebutuhan kosmetik. Seiring dengan waktu, masa-masa kegemilangan yang pernah diraih itu kini hanya tinggal kenangan diakibatkan hasil tangkapan nelayan yang setiap tahunnya terus menurun.

Dari data yang ada di dinas perikanan dan kelautan (diskalut) Rohil, hasil tangkapan nelayan pada tahun 2013 lalu hanya sebanyak 47.511,81 ton dengan rincian 46.781 ton atau sekitar 98,46 persen merupakan hasil perikanan laut dan perairan umum.

Sementara hasil tangkap nelayan budidaya hanya 730,81 ton atau 1,54 persen. Nah, Jika hasil tangkap perikanan nelayan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan total produksi ikan 57.850 ton maka terjadi penurunan pada tahun 2013 lalu sebesar 17,87 persen.
Kemudian hasil tangkap nelayan pada tahun 2014 tercatat produksi ikan sebanyak 33.847,46 ton. Dimana 49.141 ton atau 98,00 persen merupakan hasil tangkap perikanan laut dan perikanan umum. Sementara untuk hasil tangkap ikan budidaya sebesar 1.089,76 ton atau 2,00 persen. Hasil tangkap nelayan ini juga terjadi penurunan dari tahun 2013 lalu sebesar 16,79 persen.

Dengan kondisi yang terjadi dua tahun terakhir itu tentunya sangat berimbas bagi perekonomian para nelayan meskipun laut rohil masih banyak menyimpan potensi perikanan yang siap untuk dikembangkan.

Agar kejayaan yang dulunya bisa diraih kembali, Pemerintah setempat dalam beberapa tahun terakhir membuat program dengan cara melakukan pembinaan dan memberikan berbagai bantuan alat tangkap dengan tujuan agar para nelayan bisa hidup sejahtera.

Pemberdayaan Nelayan
Pemerintah Kabupaten Rokan Hohil melalui Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) telah menyiapkan langkah-langkah untuk memberdayakan para nelayan, diantaranya memberdayakan nelayan lewat bantuan armada berupa boat.

Data yang dihimpun redaksi, pada tahun 2015 lalu Pemkab Rohil telah berhasil menyalurkan boat kepada nelayan didaerah pesisir seperti nelayan yang ada dikecamatan bangko, Sinaboi, Panipahan, Kubu dan Kubu Babussalam (Kuba) sebanyak 38 unit dengan rincian 20 unit boat dengan kapasitas 1 Gross Tonnage (GT) dan 8 unit boat dengan kapasitas 3 GT.

Melalui Program itu dinilai bagus dan berhasil, maka tahun 2016 Pemkab Rokan Hilir melalui dinas terkait kembali melanjutkan program tersebut dengan bantuan boat sebanyak 40 unit dengan rincian 20 unit boat dengan kapasitas 1 GT dan 20 unit lagi dengan kapasitas 3 GT, 100 Fish Fider dan bantuan alat tangkap nelayan lainnya.

Selain memberdayakan nelayan dengan memberikan bantuan boat dan alat tangkap ikan, Diskanlut juga akan melakukan pembinaan memberdayakan nelayan melalui pengembangan usaha mina perikanan (PUMP). Dimana program dari pemerintah pusat itu dengan cara memberikan bantuan kepada para nelayan dalam bentuk uang yang disalurkan ke rekening kepada kelompok nelayan.
Uang bantuan yang diberikan tersebut akan dibelanjakan secara langsung oleh kelompok nelayan sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya. Namun, didalam pembelanjaan itu para kelompok nelayan terlebih dahulu menyusun rencana usaha kegiatannya yang didampingi pendamping dari pusat.

Program PUMP ini juga ada program dari pemerintah pusat yakni “sehat nelayan” (Sertifikat hak atas tanah nelayan). Dimana program ini katanya bertujuan agar para nelayan memiliki akses perbank kan agar senang membuka suatu usaha serta memperluas usahanya dibidang nelayan. Salah satu contohnya para nelayan itu bisa melakukan peminjaman uang ke Bank jika kekurangan dana untuk mengembangkan usahanya.

Dinas perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Rohil pada tahun 2016 ini juga akan memberikan bantuan bagi para nelayan didaerah pedalaman. Daerah pedalaman dimaksud bukanlah daerah yang terisolir namun daerah yang jauh laut akan tetapi memiliki sungai.
Untuk Kabupaten Rokan Hilir, sebagaimana dilansir metroterkini.com, nelayan pedalaman itu terdapat seperti dikecamatan Pujud, Rantau Kopar, Tanah Putih dan Tanjung Medan. Dimana pada tahun 2015 lalu para nelayan pedalaman itu kita berikan bantuan berupa sampan, jaring dan jala untuk menangkap ikan.

Dinas Perikanan dan Kelautan Rokan Hilir, untuk nelayan pedalaman itu diberikan dengan kategori nelayan yang pendapatannya hanya cukup untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. “Nah, kategori inilah yang kita berikan bantuan. “yang jelas kita setiap tahunnya terus memberikan bantuan kepada nelayan dengan cara melakukan pendataan,” ucap Amin, dari Dinas Perikanan dan Kelautan Rokan Hilir.

Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Kabupaten Rokan Hilir ( Rohil) memprogramkan pembenihan ikan lele dumbo dengan memanfaatkan unit pembibitan rakyat (UPR) di lokasi Banjar XII, Ujung Tanjung, Kecamatan Tanah Putih Sedinginan.
“Dari Pemanfaatan Lokasi UPR itu pemkab Rohil setidaknya telah berhasil menghasilkan benih ikan lele dumbo 60 sampai 80 ekor setiap bulannya. Tidak hanya disitu, Diskanlut rohil juga memanfaatkan lahan kosong untuk dijadikan kolam khusus pembibitan ikan,” kata Plt Kadiskanlut M Amin belum lama ini.

Menurutnya, di areal lahan seluas 2 hektar telah disiapkan 8 buah kolam untuk budidaya ikan. Namun, idealnya lokasi pembuatan kolam berada ditanah keras dan berpasir. “Sekarang ini lokasi UPR yang kita bangun dari swadaya Kita rencanakan diSimpang Mutiara Banjar XII sebagai lokasi pembibitan.” (Adv/Hms)

imagesindexrohil-perikanan

gambar