PEKANBARU – Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun SSTP MAP mengaku bangga dan mengapresiasi Himpunan Mahasiswa Rumbai Bersatu (Himarusa). Hal itu ia ungkapkan saat memberikan sambutan pada Fesival Pacu Sampan Tradisional dan Peresmian Pulau Semut Jalan Pembina III, Kelurahan Limbungan, Jum’at (4/8/2023).
“Berkat inovasi atau ide kreatif dari adek – adek mahasiswa Himarusa ini, potensi Pulau Semut ini bisa tergali. Salah satunya dengan Festival Pacu Sampan Tradisional ini. Ini jadi salah satu suport dari adek – adek mahasiswa menunjukan Pekanbaru Bertuah (Bergerak Tumbuh dan Bermarwah),” kata Muflihun.
Fesitival ini akan berlangaung dari tanggal 4 – 6 Agustus 2023. Selain pacu sampan tradisional ada juga pertunjukan penampilan gendang ogung, silat kundur, pertunjukan gasing, dan pesta rakyat.
Pj Wali Kota Pekanbaru juga menyebutkan, potensi Pulau Semut sebagai salah satu objek Wisata Pekanbaru harus lebih dikembangkan lagi. “Ini harus dibesarkan, ayo jadikan Event tahunan Kota Pekanbaru. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para donatur yang telah berpartisipasi menyukseskan Festival ini,” ucapnya.
Muflihun, juga megajak semua elemen masyarakat untuk juga menunjukan ide – ide kreatif untuk kemajuan Kota Pekanbaru.
Sementara Ketua Himpunan Mahasiswa Rumbai Bersatu (Himarusa), Septiandi Putra mengatakan ada 32 tim peserta yang berasal lima kabupaten/kota.
“Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan destinasi wisata Pulau Semut. Kita berharap kegiatan yang perdana di Kota Pekanbaru ini, bisa digelar secara rutin setiap tahun,” harapnya.
Festival ini digelar dengan dukungan dari berbagai pihak. Ia menilai dukungan ini tentu turut menyukseskan festival yang dipersiapkan selama tiga bulan tersebut.
Ia menyampaikan bahwa Festival Pacu Sampan ini sekaligus memperkenalkan Destinasi Wisata Pulau Semut. Destinasi wisata ini baru dibuka sejak tahun 2021 silam.
“Kegiatan ini digelar selama tiga hari, selain pacu sampan juga diadakan bazar yang akan menyajikan masakan-masakan tradisional melayu. Karena memang kampung kami di desa pangambang, Jalan Limbungan ujung masih sangat erat dengan budaya melayu,” terangnya.***

