Sempena Hari Malaysia: Masuknya Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak

Oleh
Hasrul Sani Siregar, MA
Alumni Ekonomi-Politik Internasional IKMAS, UKM, Malaysia

Dalam beberapa hari ke depan, tepatnya 16 September 2024, Malaysia akan menyambut hari Malaysia yang ke-61 dengan masuknya Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak dalam Federasi Malaysia pada 16 September 1963. Sebelumnya Malaysia telah merayakan hari kebangsaan yang ke-67 pada 31 Agustus yang lalu. Jadi ada 2 peristiwa yang penting dalam sejarah Malaysia setiap tahunnya yaitu pertama; hari Kebangsaan Malaysia dan kedua; hari Malaysia.

Bergabungnya Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak ke Federasi Malaysia pada 16 September 1963 tentunya melalui proses yang panjang. Sebelum ke dua wilayah di Pulau Borneo (Kalimantan) tersebut bergabung ke dalam Federasi Malaysia secara resmi, Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak turut diawasi oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Sebelum Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak bergabung ke dalam Federasi Malaysia pada 8 Juli 1963 bertempat di London, Inggris telah dilakukan perjanjian untuk bergabungnya Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak ke dalam Federasi Malaysia.

Sejak penandatanganan tersebut, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah mengirim utusannya, Lawrence Michaelmore ke Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak pada 16 Agustus hingga 5 September 1963 untuk melihat kesiapan masyarakat Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak untuk bergabung secara resmi ke dalam Federasi Malaysia. Mayoritas rakyat Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak setuju untuk bergabung ke dalam Persekutuan Malaysia yang awalnya akan dilakukan pada 31 Agustus 1963 yang merupakan 6 tahun perayaan Hari Kebangsaan Persekutuan Tanah Melayu (Federation of Malaya). sehingga diundur pada 16 September 1963. Ini berarti bahwa bergabungnya Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak telah melalui proses dan mekanisme yang difasilitasi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Dalam Hukum Internasional dan Perserikatan bangsa-bangsa (PBB), Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak telah secara sah dan resmi bergabung dalam Federasi Malaysia pada 16 September 1963. Sebelumnya Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak menjadi Koloni Inggris. Pada 31 Agustus 1963, Inggris yang menjadi koloni di Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak telah bersetuju untuk melepaskan wilayah tersebut dan menyerahkannya ke Malaysia yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Persekutuan Tanah Melayu (Federation of Malaya). Wilayah Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak yang menjadi kedaulatan Inggris diserahkan ke Malaysia melalui transfer kekuasaan yang mana Persekutuan Tanah Melayu sebelumnya juga menjadi koloni Inggris. Inggris menyerahkan Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak ke Malaysia melalui penyerahan wilayah yang sebelumnya menjadi miliknya (kedaulatan Inggris), “nemo plus juris transferre potest quam ipse habet”. (Tak seorang pun dapat mengalihkan lebih banyak haknya daripada yang ia miliki).

Malaysia memperoleh Sabah dan Sarawak atas penyerahan Inggris kepada Malaysia yang mana sebelumnya Inggris memiliki wilayah atas Borneo Utara (Sabah) dan Sarawak. Jadi kepemilikan Malaysia atas Sabah (Borneo Utara) didasarkan atas penyerahan Inggris kepada Malaysia. Dalam Hukum Internasional hal tersebut diakui dan tidak bertentangan dengan perjanjian internasional. Kini 61 tahun sudah, Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak bergabung ke dalam Federasi Malaysia. Hakekatnya, bergabungnya negeri Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak ke dalam Federasi Malaysia, membuktikan bahwa, negeri tersebut telah dapat mengejar ketertinggalannya dengan negeri-negeri di Semenanjung Malaysia (Malaysia Barat) khususnya dalam hal pembangunan insfrastruktur dan pembangunan ekonomi.

Apa yang dikenal dengan Pulau Borneo (Pulau Kalimantan) sesungguhnya adalah pulau-pulau yang terletak di wilayah Indonesia sebagiannya (Pulau Kalimantan) dan pulau-pulau yang terletak di wilayah Malaysia Timur (Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak) serta Brunai Darussalam sebagai sebuah negara. Brunai Darussalam akhirnya menjadi negara merdeka dan berdaulat pada 1 Januari 1984 yang sebelumnya menjadi koloni Inggris. Sebelum Brunai Darussalam meraih kemerdekaan pada 4 Januari 1979, Brunai Darussalam dan Inggris sebagai koloni di wilayah tersebut, mengadakan perjanjian kerjasama dan persahabatan yang akhirnya menghasilkan kemerdekaan Brunai Darussalam sebagai sebuah negara berdaulat dan tidak lagi menjadi koloni Inggris. Sejarah mencatat bahwa semenjak abad ke-19, Lord Brassey, seorang Kompeni Inggris di Pulau Borneo (Kalimantan) telah merencanakan penyatuan antara negeri-negeri di Borneo (Kalimantan) yaitu Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak, negeri-negeri Melayu dan negeri-negeri Selat (Malaka, Pulau Penang serta Temasek (Singapura). Akhirnya pula,  Singapura menjadi sebuah negara dan keluar dari Federasi Malaysia pada 9 Agustus 1965

gambar