Tak Kenal Lelah, H. Syahrul Lanjut Silahturahmi ke Kampung Sialang Palas dan Sialang Baru

H. Syahrul dan istri Yena Syahrul, saat silahturahmi, Sabtu (7/10/2023).

SIAK – Perjalanan silahturahmi H. Syahrul, S.IP.,M.Si, Sabtu (7/10/2023), berlanjut ke Kampung Sialang Palas dan Sialang Baru, Kecamatan Lukuk Dalam, Siak.

Di Sialang Palas, H. Syahrul bersama istrinya Yena Syahrul, tiba sekitar pukul 12.00 Wib.

Di sini, pertemuan berlangsung penuh kekeluargaan hingga pukul 15.00 Wib. Berlanjut ke Sialang Baru, hingga pukul 18.00 Wib.

“Kita menjalin silahturahmi dengan sanak famili. Keluarga besar kita di Siak,” kata H. Syahrul yang merupakan Caleg DPRD Riau nomor urut 1 Dapil Siak – Pelalawan.

Dalam setiap pertemuan tersebut. H. Syahrul tak bosan untuk menyampaikan pesan agar masyarakat senantiasa menjaga ketertiban dan keamanan, serta menjaga tali silahturahmi agar semakin erat.

Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Siak ini, mengatakan, pertemuan demi pertemuan yang dilakukan saat ini menjadi sangat penting untuk menjelaskan situasi pada tahun politik seperti sekarang.

Program H. Syahrul
H. Syahrul, S.IP.,M.Si, sudah menyiapkan program untuk membantu masyarakat kurang mampu, terutama di daerah pemilihannya (Dapil) Riau 6, yakni di Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan.

Program itu, kata H. Syahrul, dianggapnya paling tepat untuk membantu masyarakat yang diwakilinya kelak jika berhasil duduk di DPRD Riau. Satu diantaranya adalah melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“UMKM adalah program yang saya anggap paling tepat untuk membantu mengangkat ekonomi masyarakat. UMKM paling banyak mendapat perhatian, tidak saja dari pemerintah tetapi juga dari berbagai perusahaan besar di daerah,” tutur H. Syahrul.

Untuk menyambungkan antara pengambil kebijakan atau modal usaha dengan masyarakat, ujarnya, bukanlah sesuatu yang sulit. Kuncinya adalah data dan program jelas.

“Selain itu, yang juga paling dibutuhkan itu adalah kemauan atau keinginan merangkul masyarakat kurang mampu agar mereka termotivasi meningkatkan taraf hidupnya sendiri dan tentu saja sesuai dengan keahliannya,” tutur H. Syahrul.

Menurut H. Syahrul, yang menjadi masalah itu selama ini memang persoalan modal, setelahnya adalah peluang pengembangan usaha dan menyangkut urusan pemasaran.

“Para pelaku UMKM sudah mendapat perhatian dari berbagai pihak, ini mesti dijaga dengan baik sehingga usahanya tidak berhenti atau berjalan ditempat saja. Namun sasaran utama saya adalah masyarakat yang belum atau bukan pelaku UMKM yang ekonominya masih dianggap kurang mampu,” tuturnya.

Tantangannya adalah masyarakat ini, yakni bagaimana caranya agar mereka punya modal untuk melakukan usaha sesuai dengan keahliannya, lalu punya pangsa pasar sendiri.

“Memang tidak segampang membalik telapak tangan. Tapi dengan peluang serta kemudahan yang diberikan oleh berbagai pihak, peluang itu pasti bisa kita realisasikan ke depan,” kata H. Syahrul yang merupakan pengusaha ini.

“Bagi masyarakat yang memang belum punya keahlian apa-apa, kita sudah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk memberikan pelatihan dan pembinaan, bahkan untuk pengembangan dan pelatihan dalam bidang pertanian ataupun sertifikasi kompetensi bagi para pekerja mandiri, karena sesuai dengan Undang Undang RI Nomor 2 Tahun 2017, Tentang Jasa Konstruksi pada Pasal 70 Ayat (1), bahwa setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang jasa konstruksi wajib memiliki sertfikat kompetensi kerja,” lanjut H. Syahrul.

Diungkapkan H. Syahrul, dalam pengembangan UMKM dan bidang-bidang lainnya dibutuhkan langkah-langkah dan strategi yang tepat. Karena, terutama UMKM banyak yang berdiri namun usahanya tidak berkembang, mengalami kerugian, dan bahkan berakhir dengan ditutupnya usaha tersebut.

“Disini posisi kita bertugas nantinya. Setelah masyarakat punya usaha, jangan sampai nantinya malah rugi dan akhirnya tutup dengan sendirinya. Bila perlu nanti kita buatkan lokasi khusus bagi pelaku UMKM di Siak dan Pelalawan untuk membuat acara seperti pameran dan festival secara rutin, sehingga masyarakat mengenal mereka secara lebih luas,” tutur H. Syahrul.

Pemerintah atau pihak-pihak lain tentulah harus membuka diri serta memberi kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat pelaku UMKM untuk tampil dan ‘memberitahukan’ produknya, termasuk memberi kesempatan agar mereka mengenal teknologi pendukung usaha.

H. Syahrul berkeyakinan, salah satu programnya ini dalam merangkul serta membantu masyarakat untuk meningkatkan ekonominya dapat berhasil dengan baik ke depan.

“Bila program itu sudah berjalan, ekonomi masyarakat sudah semakin membaik dan punya motivasi untuk pengembangan diri, amat besar kemungkinan untuk menekan angka pengangguran ataupun anak putus sekolah,” katanya.

Selanjutnya, kata H. Syahrul, dirinya juga berkeinginan untuk menjadikan daerah pesisir atau di sepanjang sungai di Siak dan Pelalawan sebagai objek wisata dalam upaya menambah penghasilan bagi nelayan sungai.

“Nelayan sungai di Siak dan Pelalawan sejak beberapa tahun terakhir kehidupannya semakin sulit. Perkembangan pembangunan, suka atau tidak suka, ikut mempengaruhi jumlah tangkapan. Oleh sebab itu, agar mereka punya penghasilan lain saya sudah memikirkan bagaimana wilayah di sepanjang sungai atau daerah yang berada di pesisir untuk dikembangkan, terutama sebagai objek wisata,” kata H. Syahrul.

Infrastruktur jalan dan jembatan provinsi di daerah juga merupakan keharusan agar diperhatikan. Tanpa jalan yang baik, lalulintas usaha tidak akan lancar.

Sebagaimana halnya Jalan Lintas Bono di Pelalawan yang tengah menjadi perhatian penuh dari Pemerintah Provinsi Riau saat ini.

“Demi masyarakat, perhatian pemerintah seperti ini harus lebih ditingkatkan kedepan, sehingga infrastruktur jalan serta jembatan di Riau, khususnya di Siak dan Pelalawan dapat menjadi lebih baik. Ini juga akan mendapat perhatian khusus dari kita di DPRD Riau nantinya,” tutur H. Syahrul.

“Banyak program yang sudah saya persiapkan untuk membantu masyarakat Siak dan Pelalawan dalam meningkatkan taraf hidupnya. Namun lebih dari itu, saya memang selalu merasa terpanggil untuk bersama-sama memperjuangkan apa yang menjadi keinginan ataupun hak masyarakat secara luas,” katanya.

Tentang H. Syahrul, S.IP.,M.Si

H. Syahrul, S.IP.,M.Si, adalah pengusaha yang memegang jabatan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Siak. Pernah menjadi Pimpinan di DPRD Siak, lalu mengundurkan diri karena memutuskan untuk bertarung di Pilkada Siak pada 9 Desember 2015.

Pengalamannya bukan baru lima atau enam tahun di politik, melainkan hampir 30 tahun atau separuh umurnya dihabiskan untuk mengurus partai berlambang banteng moncong putih ini.

Karier politiknya dimulai dari bawah. Pernah menjabat Ketua PAC PDI Perjuangan dan Bendahara DPC PDI Perjuangan Siak, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Siak, hingga Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Siak Bidang Pemenangan Pemilu dan hingga sekarang sudah selama 2 periode menjabat Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Siak.

Pengalaman dalam berbagai bidang usaha dan politik itu, memang menempanya menjadi peka terhadap kondisi masyarakat sekitar. Kondisi ini pula yang membuat semangatnya kembali berkobar menjadi wakil rakyat yang benar-benar bisa berbuat demi kepentingan masyarakat banyak.

Saat ini, H. Syahrul, informasinya rela merogoh kocek pribadi ratusan juta demi rumah ibadah yang dinilainya masih memerlukan sentuhan. Hebatnya lagi, rumah ibadah itu bukanlah berada di daerah pemilihannya sebagai Bacaleg DPRD Riau.***

gambar