UNICEF: Jalur Gaza Palestina Tempat Paling Berbahaya di Dunia bagi Anak-anak

PALESTINA, AmiraRiau.com- Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell mengatakan bahwa jalur Gaza merupakan tempat paling berbahaya di dunia bagi anak. Ia melaporkan sudah ada 5.300 anak-anak palestina tewas dalam kurun Oktober-November.

“Jalur Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak,” katanya dikutip dari Reuters, Jumat (24/11/2023).

Russel menyebut Gaza merupakan wilayah sasaran dari Israel karena terdapat pasukan Hamas dan merupakan wilayah yang berpenduduk 2,3 juta orang.

“Kerugian sebenarnya dari perang terbaru di Palestina dan Israel ini akan diukur dari nyawa anak-anak mereka yang hilang akibat kekerasan dan mereka yang selamanya berubah karenanya. Tanpa adanya akhir dari pertempuran dan akses kemanusiaan yang penuh, kerugian yang ditimbulkan akan terus meningkat secara eksponensial,” ungkapnya.

Sekolah-sekolah di Gaza Hancur

Sekolah yang merupakan tempat anak-anak menimba ilmu dan mengembangkan bakatnya kini tak berlaku bagi sekolah-sekolah di Palestina selagi serangan bom dari Israel masih mendarat. Mengutip arsip detikEdu, tercatat sudah ada 239 sekolah negeri yang hancur akibat bom dari pasukan Israel.

Dari jumlah tersebut, 45 sekolah dilaporkan mengalami kehancuran parah. Bahkan, sekolah PBB di kamp pengungsi Maghazi pun ikut hancur. Beberapa sekolah yang masih aman pun kini dijadikan tempat mengungsi bagi penduduk.

Selain itu, 70 gedung pemerintah dan 145 gedung sekolah dari The United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) turut dijadikan tempang pengungsian.

Gencatan Senjata Hamas-Israel

Pada Rabu (22/11/2023) lalu, Israel dan pasukan Hamas menyetujui untuk melakukan gencatan senjata selama empat hari. Hal tersebut untuk membiarkan bantuan kemanusiaan masuk dari beberapa negara dan membebaskan 150 warga Palestina yang dipenjara di Israel.

“Perempuan di Gaza mengatakan kepada kami bahwa mereka berdoa untuk perdamaian, namun jika perdamaian tidak tercapai, mereka berdoa agar kematian segera terjadi, saat mereka tidur, dengan anak-anak mereka di gendongan mereka. Seharusnya kita semua merasa malu karena ibu mana pun, di mana pun, mempunyai doa seperti itu,” kata Direktur Eksekutif Perempuan PBB Sima Bahous.***

gambar