SYDNEY, AmiraRiau.com– Perayaan Idul Adha Jumat (6/6/2025), bertepatan dengan libur panjang akhir pekan di Australia. Momen ini terasa semakin istimewa karena pada Senin (9/6/2025), merupakan hari libur nasional dalam rangka memperingati The King’s Birthday, hari kelahiran Raja Inggris Raya.
Seperti dibanyak negara Barat, Australia tidak memiliki hari libur nasional khusus bagi umat Muslim. Oleh karena itu, banyak pekerja Muslim harus mengajukan cuti untuk merayakan Idul Adha dan melaksanakan ibadah Shalat bersama komunitas mereka.
Di wilayah Greater Sydney, Shalat Idul Adha berlangsung di beberapa lokasi. Salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh Diaspora Muslim Indonesia adalah gedung di daerah Bankstown yang dikoordinasikan oleh Center for Islamic Dakwah and Education (CIDE).
Shalat dimulai sekitar pukul 08.00 pagi. Ratusan jamaah dari berbagai wilayah Sydney, dengan jarak tempuh hingga 40 km, berbondong-bondong datang sejak pukul 07.00 untuk melaksanakan ibadah bersama. Pada pagi itu, suhu berkisar antara 7-10 derajat Celsius.
Makan malam bersama (dari kiri ke kanan): Decky Bunaya (Team Media Ikatan Keluarga Minang Saiyo), Prof. Dr. Saidul Amin. MA, Ustadz Cholidin Yacob (Founder Ashabul Kahfi ), Salut Muhidin ( President Indonesia Diaspora Network ), Novri Latif (Ketua Surau Sydney) dan Yousfi Latif ( Ketua Ikatan Keluarga Minang Saiyo) Sydney.
Komunitas Muslim Indonesia di Sydney, termasuk jamaah Surau Sydney Australia dan Ikatan Keluarga Minang Saiyo, turut meramaikan pelaksanaan Shalat Idul Adha yang diadakan oleh CIDE. Tradisi ini terus dijaga melalui kolaborasi antarorganisasi Islam dan komunitas guna memperkuat solidaritas umat.
Dr. Saidul Amin, MA
Pelaksanaan Kurban dan Open House
Selain ibadah Shlat, jamaah dari komunitas Minang juga berpartisipasi dalam penyelenggaraan kurban. Hewan kurban yang dikelola oleh CIDE dan Human Initiative Australia telah dikirim ke Indonesia serta negara lain sesuai pilihan jamaah. Tahun ini, tak kurang dari ratusan jamaah turut serta dalam program kurban.
Dalam semangat kebersamaan, Surau Sydney Australia dan para ibu dari Ikatan Keluarga Minang Saiyo mengadakan open house bagi komunitas Muslim. Acara ini semakin semarak dengan sajian kuliner khas Minang dan kampung halaman, seperti lontong dengan sayur nangka atau pilihan sayur tauco pun tersedia, bubur kampiun, serta aneka kue tradisional yang dibuat dan disumbangkan oleh para Bundo Kanduang.
Perayaan Idul Adha tahun ini bukan hanya menjadi momen ibadah, tetapi juga ajang mempererat hubungan antarjamaah Muslim Indonesia di Sydney.
Penyerahan kenang-kenangan dari SSA yang diwakili Decky Bunaya kepada Dr. Saidul Amin
Kunjungan Tokoh Muhammadiyah Riau
Perayaan Idul Adha tahun ini semakin istimewa bagi para jamaah Surau Sydney Australia dan Ikatan Keluarga Minang Saiyo dengan kunjungan salah satu tokoh penting Muhammadiyah Riau.
Pada hari Ahad, Surau Sydney Australia (SSA) dan Ikatan Keluarga Minang Saiyo (MS) mendapat kehormatan dengan hadirnya Dr. Saidul Amin, MA, beserta keluarga.
Dr. Saidul Amin, MA, merupakan Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (umri.ac.id) dan juga Rektor Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM).
Kehadirannya dalam rangka silaturahim dengan para jamaah SSA, setelah sebelumnya memenuhi undangan komunitas Muslim Indonesia di Selandia Baru pada hari raya Idul Adha.
Penyerahan kenang-kenangan dari Ikatan Minang Saiyo (IKMS) Sydney oleh Ivy Yunus kepada Dr. Saidul Amin
Pada kesempatan tersebut, Dr. Saidul Amin memberikan tausiyah setelah Shalat Magrib tentang sifat agama Islam, yaitu Ilahiyah dan Insaniyah. Para jamaah mendengarkan dengan khusyuk dan takzim, mengapresiasi uraian beliau yang mudah dipahami dengan contoh nyata dari pengalaman pribadinya.
Kunjungan Natasha Rizki ke Surau Sydney Australia
Acara kemudian dilanjutkan dengan Shalat Isya berjamaah, menambah keberkahan Idul Adha bagi komunitas Islam di Sydney.
Tak lupa, setelah Shalat, makan malam telah menanti para jamaah di lantai 1 Surau Sydney Australia. Para komunitas Minang Saiyo serta Dr. Saidul Amin, MA, menikmati kehangatan suasana silaturahmi di udara malam yang mulai turun ke 5 derajat Celsius.***
Penulis: YBL/Koti Bunaya