PEKANBARU, AmiraRiau.com- Antusias masyarakat menyaksikan partai final festival pacu sampan tradisional di Taman Bunga Impinan Okura di Kelurahan Tebing Tinggi Okura, Kecamatan Rumbai - Pekanbaru, Minggu (28/9/2025), seakan tak seiring dengan perhatian dari Pemerintah Kota Pekanbaru.
Tak kurang dari 15 ribuan pengunjung sudah memenuhi titik lokasi festival berlangsung sejak pagi hingga partai puncak sekitar pukul 16.30 Wib.
Hadir dengan membawa keluarga serta kerabat, mereka datang tak hanya dari Pekanbaru, tetapi juga dari daerah lainnya di Riau, bahkan ada yang dari jauh-jauh dari Batam - Kepulauan Riau (Kepri).
Kendaraan yang penuh sesak dan membludak hingga ke jalanan di lokasi kegiatan, seakan mewakili bagaimana masyarakat menghargai dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap Himpunan Mahasiswa Rumbai Bersatu (Himarusa), selaku pelaksana kegiatan festival jilid II ini.
Namun sayangnya, partai final sekaligus penutupan kegiatan ini seakan 'dibiarkan' oleh Pemerintah Kota Pekanbaru dan Pemprov Riau. Tak satupun pejabat yang hadir, apalagi Wali Kota, Agung Nugroho ataupun Wakil Wali Kota, Markarius Anwar.

"Kenapa tak ada pejabat dari Pekanbaru ataupun provinsi Riau yang hadir? Padahal ini kesempatan untuk bertatap muka langsung ke pemimpin negeri," ujar EF, pengunjung yang membawa serta anak serta istrinya untuk menyaksikan festival ini.
Kekecewaan juga dilontarkan salah satu pengunjung dari Pekanbaru. "Wah, kemarin pemimpin kita hadir saat pacu jalur di Kuansing, tapi di Okura kenapa tak datang? Padahal ini tak kalah ramai dan dilaksanakan oleh generasi muda dan di Pekanbaru lagi," ujarnya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Genggam Tangan Anak Bangsa (DPD GTAB) Provinsi Riau, Isman Iriadi, juga menyayangkan ketidakhadiran pemerintah pada kegiatan ini.
Menurutnya, kegiatan yang diselenggarakan oleh Himarusa ini mestinya mendapat pendampingan penuh dari pemerintah sehingga mampu berkembang secara baik dan sesuai aturan pemerintah.
.jpg)
"Untuk menyelenggarakan kegiatan seperti ini membutuhkan keberanian dan kesempatan. Kita harus hargai keberanian adik-adik dari Himarusa, dan tugas pemerintah hanya mendorong dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mereka agar dapat berkembang sebagaimana mestinya," tutur Isman.
Dikatakan, cukup jarang event yang ada di Pekanbaru mampu menyedot perhatian masyarakat seperti festival ini.
"Ini peluang besar agar semua lini bisa saling mendukung karena di sana juga melibatkan UMKM dan pihak-pihak lainnya secara luas. Bagaimana lingkungan sekitar antusias berkontribusi jika pemerintah saja seperti hanya membiarkan. Ini ada apa?" ujarnya.
Karmila Sari Dapat 2 Jempol
Namun kekecewaan itu kemudian terobati dengan hadirnya Karmila Sari, Anggota Komisi IX DPR RI asal Riau. Tak hanya menutup kegiatan, Politikus Perempuan asal Riau dari Partai Golkar, itu berkesempatan menemui langsung masyarakatnya dan didaulat untuk menyerahkan hadiah serta tropi kepada pemenang utama.
Pada berbagai kesempatan saat itu, Karmila Sari terlihat disambut hangat dan menjadi 'rebutan' untuk foto bersama.
Momen kehangatan dan keramahan Karmila Sari dengan masyarakat ini, kemudian banyak menuai pujian dan rata-rata memberikan 2 jempol atas kehadirannya. Apalagi setelah ada informasi, bahwa untuk mencapai titik lokasi kegiatan, dirinya mesti dijemput menggunakan sepeda motor setelah mobil yang dikendarainya terjebak macet.
Dalam kesempatan tersebut, Karmila Sari mengapresiasi tingginya antusiasme masyarakat. Menurutnya, pacu sampan tradisional memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi ajang bergengsi, layaknya pacu jalur yang sudah lebih dulu dikenal luas.
.jpg)
“Melihat penonton yang mencapai lebih dari 15 ribu orang, saya yakin acara ini bisa menjadi sebesar pacu jalur. Ini adalah warisan budaya yang harus terus kita dukung dan lestarikan,” ujarnya.
Ia juga menilai kreativitas panitia patut diapresiasi karena tidak hanya menghadirkan lomba pacu sampan, tetapi juga menyuguhkan berbagai kesenian khas Riau, budaya daerah lain, serta menghadirkan stand UMKM.
Kehadiran UMKM tersebut dinilainya mampu memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal.
“Festival ini bukan sekedar hiburan, tapi juga menggerakkan roda perekonomian masyarakat,” tambahnya.
Karmila dalam sambutannya juga memberikan ‘tantangan’ kepada Himarusa. “Siap menggelar festival pacu sampan tradisional jilid III?” yang dijawab dengan kompak “Siap!”.***
Penulis: YD