Kepala BNPB Suharyanto: Karhutla Riau Diduga Kuat Akibat Ulah Manusia

Selasa, 22 Juli 2025 | 16:36:14 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto

PEKANBARU, AmiraRiau.com- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, menegaskan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah Riau diduga kuat akibat ulah manusia.

Kepala BNPB pun menceritakan saat melakukan peninjauan lapangan menggunakan helikopter ke-4 daerah yang sedang mengalami Karhutla. Yakni Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir,  Bengkalis serta Kota Dumai. Menurut Kepala BNPB pun meyakini dugaan kuat tampak kebakaran tidak bersumber dari faktor alam semata.

"Sepintas terlihat bahwa api muncul secara terpisah di berbagai lokasi yang berbeda jauh, terutama di sekitar areal perkebunan kelapa sawit. Ini menunjukkan kuat dugaan bahwa kebakaran ulah manusia," kata Suharyanto dalam rapat koordinasi penanganan Karhutla, di Balai Serindit Gedung Daerah, Senin (21/7/25).

Karena itu diharapkan seluruh unsur pemerintah, baik pusat maupun daerah, sepakat untuk tidak membiarkan kejadian ini terus berlanjut. Langkah-langkah strategis pun langsung diambil untuk memadamkan api dan mencegah meluasnya kebakaran.

Lebih lanjut, untuk mengantisipasi Karhutla kian meluas upaya mengintensifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Operasi ini telah dilakukan beberapa kali dan saat ini memasuki tahap ke-4.

"Beberapa hari lalu, satu pesawat melaksanakan dua sorti pagi dan siang melaksanakan modifikasi cuaca. Alhamdulillah, keduanya berhasil meski belum deras hujan turun. Hujan ini membantu menurunkan jumlah titik api dari semula lebih dari 500 menjadi di bawah 100 titik," ujar Suharyanto.

Memaksimalkan harapan tersebut,  hari ini, satu pesawat tambahan kembali diterjunkan untuk memperkuat armada. Dengan demikian, dua armada udara kini bekerja paralel dalam upaya pembasahan awan dan penyebaran hujan buatan.

Namun, Suharyanto mengingatkan bahwa keberhasilan OMC sangat bergantung pada kondisi awan. Jika asap terlalu tebal dan awan tidak terbentuk, maka operasi udara akan sia-sia. Karena itu, peran Satgas darat juga menjadi krusial dalam penanganan langsung di lokasi kebakaran.

“Kemarin kami menyaksikan langsung titik api di lapangan. Operasi water bombing saja tidak cukup jika tidak didukung pemadaman darat yang masif,” pungkasnya.

Pemerintah terus mengintensifkan koordinasi lintas sektor untuk memastikan penanggulangan karhutla berjalan efektif dan tidak menimbulkan dampak berkepanjangan bagi masyarakat dan lingkungan.

Kepala BNPB juga mengungkapkan bahwa berdasarkan koordinasi dengan BMKG, meskipun curah hujan di Riau saat ini tergolong rendah, kondisi cuaca tidak seekstrem saat El Nino tahun 2023. Namun demikian, kebakaran justru lebih besar dan berdampak signifikan terhadap jarak pandang bahkan dari udara.***

Tags

Terkini