Ketua Biro Pendidikan DMDI Kagum dengan Cagar Budaya Kerajaan Gunung Sahilan

Senin, 21 Juli 2025 | 14:32:08 WIB

PEKANBARU, AmiraRiau.com- Ketua Biro Pendidikan Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI),  Drs. Bustami, MM, menyampaikan kekagumannya terhadap Istana Kerajaan Gunung Sahilan yang semua dindingnya terbuat dari kayu.

Hal itu disampaikannya saat bersama rombongan Biro Pendidikan DMDI melakukan kunjungan ke Istana Kerajaan yang kini sudah menjadi cagar budaya.

Dalam kunjungan itu Biro Pendidikan DMDI kota Pekanbaru disambut oleh Dt Besar H.Reylus, Dt. Marajo Andirowasi, Wazir Istana Abdul Firmansyah, Pisoko Orangtua Dt. Besar Ibnu Yuheni Delvi istri Dt. Marajo Andi Rowasi, dan Juru Kunci Istana Azirman.

"Dalam kunjungan itu, kita dibawa ke tempat guna melihat peninggalan sejarah, seperti meriam, keris, stampel kerajaan, Makam Raja Berdarah Putih, Makam Bathin Salopan, kamar putri, kolam tempat pemandian putri, dan sekolah SR peninggalan Belanda," tutur Bustami.

Menurut Bustami, cagar budaya ini merupakan salah satu bukti keberagaman budaya yang ada di Indonesia.

"Cagar budaya ini tentunya harus dilestarikan dan dipromosikan. Promosi dilakukan untuk memperlihatkan sejarah yang ada di Riau kepada dunia," kata Bustami.

Sebagai wilayah adat yang masih ada perangkat adatnya, adat istiadatnya, tanah ulayat dan hukum adatnya, ditambah sebagai tempat bersejarah, Istana Gunung Sahilan merupakan objek wisata religi, budaya dan sejarah paling potensial.

"Jika kawasan istana ini dibangun dan ditata dengan baik, maka ekonomi  masyarakat akan berputar kencang di sini. Kulinernya, ekrafnya, seninya, homestay  jasa guide dan masih banyak lainnya. SDM pun bisa diberlakukan," sambung Bustami.

Dalam bidang Pendidikan tentang Kerajaan Gunung Sahilan dapat mencakup 1. Sejarah Kerajaan: Mengajarkan tentang asal-usul, perkembangan, dan peran Kerajaan Gunung Sahilan dalam sejarah lokal dan nasional. 2. Cagar Budaya:Mengenalkan peninggalan-peninggalan sejarah seperti bangunan, artefak, dan tradisi yang masih ada.

Selanjutnya, 3. Nilai-nilai Budaya:Mengajarkan nilai-nilai budaya seperti gotong royong, menghormati leluhur, dan pelestarian lingkungan. 4.Metode Pembelajaran: Menggunakan metode pembelajaran yang interaktif seperti kunjungan ke situs cagar budaya, diskusi, dan proyek penelitian. 5. Manfaat:Meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap warisan budaya, serta mempromosikan pelestarian dan pengembangan budaya lokal.

"Dalam pendidikan seperti ini dapat membantu melestarikan warisan budaya Kerajaan Gunung Sahilan dan mempromosikan kesadaran budaya di kalangan generasi muda," ujartnya.***

Penulis: DNG

Tags

Terkini