Hari Ini, Semua Mata Tertuju Pada Pacu Jalur, Bupati Suhardiman Harap Kuansing jadi KSPN

Hari Ini, Semua Mata Tertuju Pada Pacu Jalur, Bupati Suhardiman Harap Kuansing jadi KSPN

KUANSING, AmiraRiau.com- Festival pacu jalur di Taman Jalur Teluk Kuantan - Kuansing, resmi dimulai. Dihadiri sejumlah pejabat negara dan duta besar negara sahabat, membuat event ini menjadi pusat perhatian dunia.

Festival pacu jalur 2025 akan dimeriahkan oleh 228 jalur. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat berjumlah 225 jalur, kata Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, Rabu (20/8/2025).

Tak hanya jalur lokal, Indragiri Hulu dan jalur dari Provinsi Sumatera Barat, sudah dipastikan akan adu kuat bersama jalur-jalur lain yang merupakan kebanggaan berbagai wilayah Kuansing.

Ribuan penonton dari berbagai daerah dan berbagai negara diprediksi akan memadati lokasi untuk menyaksikan langsung setiap perlombaan.

Kehadiran tamu-tamu penting juga telah dikonfirmasi. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, dijadwalkan akan hadir langsung. Kehadiran Wapres menunjukkan pengakuan Pemerintah Pusat terhadap pentingnya festival ini sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

Kehadiran para pejabat tinggi negara ini semakin mengukuhkan festival pacu jalur bukan hanya sebagai ajang adu cepat, tetapi juga sebagai perayaan budaya yang telah naik ke panggung nasional dan internasional.

Berharap jadi KSPN

Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) Suhardiman Amby, secara resmi mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat untuk membantu pembangunan infrastruktur penting di Tepian Narosa. Ia berharap agar pemerintah pusat dapat mengalokasikan anggaran untuk pembangunan  tribun permanen di tepi Sungai Kuantan. Selain itu, Suhardiman juga meminta agar Kuansing ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Permohonan ini disampaikan oleh Suhardiman saat memberikan sambutan pada pembukaan Festival Pacu Jalur di Taman Jalur, Teluk Kuantan, pada Rabu (20/8/2025).

Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Juru Bicara Presiden Hasan Hasby, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Menteri Kebudayaan Fadlizon, Gubernur Riau Abdul Wahid dan sejumlah Duta Besar negara sahabat.

Dalam sambutannya, Suhardiman menegaskan bahwa Pacu Jalur lebih dari sekadar pesta rakyat, ia adalah "api semangat" untuk membangun Kuansing. Ia menekankan bahwa dukungan dari pusat sangat vital untuk mewujudkan potensi pariwisata Kuansing secara maksimal.

"Sungai Kuantan mengajarkan kita air mengalir yang tak pernah berhenti, begitulah pembangunan kita, jalan terus, demikian semangat pembangunan dan tak boleh padam," ujar Suhardiman di hadapan para menteri dan tamu undangan.

Suhardiman secara khusus menyoroti pentingnya penetapan Kuansing sebagai KSPN. Ia percaya bahwa status ini akan menjadi landasan pembangunan pariwisata yang terintegrasi.

"Kami berharap kepada Kementerian Pariwisata agar KSPN dijadikanlah, sebagai pembalut pembangunan di Kuansing karena Kawasan Strategis Pariwisata Nasional," sebutnya.

Menurut Suhardiman, penetapan KSPN akan memungkinkan Kuansing mengintegrasikan berbagai potensi wisata alam dan budaya.

"Jika KSPN ditetapkan, ini bisa digabungkan antara Pacu Jalur, rumah adat, kawasan lindung Bukit Betabuh dan taman nasional Rimbang Baling yang terdapat 43 air terjun, dan dihiasi satu bukit piramid yang indah nan molek," jelasnya.

Dengan status KSPN, Bupati Suhardiman berharap Kuansing bisa mendapatkan alokasi anggaran maksimal dari pusat, sehingga mampu menjadi pintu masuk pariwisata yang menghubungkan antarprovinsi, seperti Sumatera Barat, Sijunjung, Dharmasraya, dan Jambi.

Lebih lanjut, Suhardiman mengungkapkan bahwa pembangunan infrastruktur pariwisata di Kuansing akan sangat memakan waktu jika hanya mengandalkan anggaran daerah.

"Kita sangat butuhkan sisi kanan sungai dibangun tribun yang permanen. Kemudian, membangun kawasan yang permanen di sisi pantainya," ujarnya. Ia optimistis, dengan pembangunan ini, Kuansing akan menjadi tujuan pariwisata nasional yang bisa disambungkan ke daerah tetangga.

Suhardiman juga mengulas sejarah panjang Pacu Jalur yang kini telah berusia 125 tahun. Ia menjelaskan bahwa tradisi ini bermula sejak abad ke-17, di mana jalur digunakan sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil bumi dan menghubungkan antarkampung.

"Festival pacu jalur adalah warisan luhur yang berusia satu abad lebih," ucapnya.

Seiring berjalannya waktu, jalur bertransformasi menjadi lambang kebersamaan dan kehormatan, yang puncaknya melahirkan tradisi Pacu Jalur pada masa Kerajaan Indragiri. Festival ini pun menjadi bagian dari upacara adat, perayaan hari besar Islam, dan pesta rakyat.

Suhardiman menegaskan, Pacu Jalur bukan sekadar ajang olahraga, melainkan cerminan adat Melayu Kuansing. Jalur dibuat dengan ritual adat yang sakral, mulai dari menebang kayu yang diiringi doa, hingga upacara tepuk tepung tawar dan petuah dari Ninik Mamak, menjadikan setiap perlombaan penuh makna filosofis.***

#Berita Riau

Index

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index