SIAK, AmiraRiau.com- Bupati Siak Afni Zulkifli meninjau langsung banjir yang menggenangi sejumlah ruas jalan dan ratusan pemukiman warga di Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, pada Senin (20/10/2025). 3 Kampung yang menjadi titik terparah adalah Sengkemang, Buatan II, dan Rantau Panjang.
Kedatangan Bupati Afni disambut hangat warga. Ia dan sejumlah pimpinan OPD menyusuri titik banjir Koto Gasib Siak, di mana genangan air mencapai setinggi di atas lutut orang dewasa, terjadi setelah daerah tersebut diguyur hujan deras dan limpahan air dari anak sungai.
Dari hasil peninjauan langsung, Bupati Afni Zulkifli menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan luapan air di tiga kampung tersebut. Salah satunya adalah adanya perubahan fungsi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) atau kanal.
"DAS itu kan tidak boleh beralih fungsi, ini semua fungsi DAS sudah berbuah. Tadi saya lihat ada berkebun di pinggir DAS. Lalu ketika air dari atas mengalir sementara yang di bawah tidak siap, inilah jadinya," ujar Afni di Koto Gasib.
Bupati juga mengakui adanya keterlambatan dalam mitigasi, terutama karena debit air datang bersamaan dengan air pasang yang luar biasa. Ia menambahkan, pengamatan melalui drone menunjukkan bahwa di sepanjang aliran DAS sudah banyak ditanami tanaman yang tidak seharusnya ada di sana, terjadinya pendangkalan DAS serta banjir dadakan terjadi ketika skat kanal milik perusahaan dibuka.
Untuk menangani dampak di lapangan, Bupati Afni mengeluarkan perintah cepat kepada Perangkat Daerah terkait (Pelayanan, BPBD, Satpol PP, TNI, dan Kepolisian) untuk bersinergi membantu korban:
-Evakuasi Mendesak (Langkah Pendek): Melalui Camat, masyarakat yang terdampak banjir Koto Gasib segera dievakuasi dan diungsikan sementara karena dikhawatirkan hujan kembali turun dan air semakin tinggi.
-Pengamanan Aset: Tim media dan Satpol PP diminta terus siaga untuk menjaga rumah warga yang mengungsi.
-Sinergi Jangka Panjang: Bupati meminta pihak perusahaan, Perangkat Daerah, Camat, dan Pemerintah Kampung untuk saling berkoordinasi. "Memang untuk menangani banjir ini harus saling bekerjasama karena buka tutup air pun ada di perusahaan, jadi ke depan penanganan banjir harus pada musim kering atau kemarau," tegasnya.
Total, terdapat 213 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir yang tersebar di Kampung Sengkemang, Buantan II, dan Rantau Panjang (serta Pangkalan Pisang, merujuk data dalam artikel). Tim teknis diperintahkan bekerja secepatnya untuk penanganan lebih lanjut.***