Tekan Inflasi, Pemprov Riau Perkuat Ketahanan Pangan, Gubri: Tanam Cabai Sebenarnya Tak Sulit!

Senin, 20 Oktober 2025 | 19:03:13 WIB

PEKANBARU, AmiraRiau.com - Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid menghadiri acara penandatanganan Nota Kesepakatan (MoU) antara BUMD Riau Pangan Bertuah dengan sejumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Kampar. Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Pauh Janggi, Pekanbaru, Senin (20/10/2025).

Dikatakan, kerja sama ini menandai langkah konkret Pemprov Riau dalam memperkuat ketahanan pangan daerah melalui program budidaya dan pasca panen cabai di tingkat desa. Ia menambahkan, sinergi BUMD dan BUMDes merupakan momentum penting bagi Provinsi Riau untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat desa.

“Saya, sebagai Gubernur Riau, mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kegiatan ini. Karena ini merupakan momentum yang baik bagi kita semua,” katanya.

Dijelaskan, sejak dirinya menjabat sebagai Gubernur Riau hampir delapan bulan, inflasi menjadi satu diantara perhatian utamanya. Ia mengakui bahwa inflasi di Riau selama beberapa bulan terakhir sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga komoditas cabai. 

“Selama tujuh bulan ini, dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan bulan ke bulan, inflasi terjadi di Provinsi Riau. Inflasi tersebut paling banyak disebabkan oleh komoditas pangan,” jelasnya.

Menurutnya, kondisi ini terjadi karena Riau masih bergantung pada pasokan pangan dari daerah lain. Produksi lokal belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di 12 kabupaten/kota, sehingga ketika pasokan luar berkurang harga langsung melonjak. 

“Kita belum memiliki pasokan sendiri dan belum produksi pangan, sehingga masih bergantung pada pasokan dari daerah lain,” tambahnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Gubri Abdul Wahid memberikan arahan kepada Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Riau, Firdaus, agar berperan aktif dalam menekan laju inflasi melalui pemberdayaan BUMDes. Ia mencontohkan bahwa kenaikan harga cabai yang pernah mencapai Rp100 ribu per kilogram menjadi pelajaran penting bagi Pemprov Riau untuk segera bertindak. 

“Kita tahu selama ini pasokan cabai berasal dari daerah lain, sementara stok di sana juga terbatas. Akibatnya harga cabai melonjak tinggi dan mengurangi daya beli masyarakat,” ujarnya.

Sehingga melalui kerja sama dengan Riau Pangan Bertuah, BUMDes di Kabupaten Kampar akan berperan dalam pasca panen cabai. Gubri Abdul Wahid berharap langkah ini dapat memperkuat rantai pasok pangan di tingkat desa, sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru bagi warga.

“Menanam cabai sebenarnya tidak sulit. Bisa dilakukan di pekarangan rumah atau di lahan yang lebih luas dengan teknologi sederhana dan modal ringan. Saya yakin BUMDes mampu melaksanakan ini,” tuturnya 

Ia menegaskan, hasil produksi cabai dari BUMDes nantinya akan ditampung oleh Riau Pangan Bertuah. Dengan sistem ini, para petani dan pelaku usaha desa mendapatkan kepastian pasar sekaligus harga yang stabil. Gubri Abdul Wahid berharap kolaborasi ini bisa menjadi model kerja sama antara sektor swasta dan pemerintah daerah dalam mendukung program pengendalian inflasi.

“Kampar kita jadikan contoh pertama, buktikan kalau ini bisa berjalan dengan baik. Sehingga, mampu menjadi program yang produktif dan menguntungkan masyarakat,” harapnya.

Lebih lanjut, Gubernur Abdul Wahid juga berkomiten bahwa Pemerintah Provinsi Riau akan menyiapkan dukungan anggaran untuk memperkuat ketahanan pangan di desa. Realisasi bankeu tersebut berjalan pada tahun depan.

“Insyaallah, tahun depan kami akan menganggarkan bantuan keuangan desa yang juga diarahkan untuk mengatasi persoalan pangan agar ketersediaan bahan pangan tidak lagi langka,” ungkapnya.

Selain kerja sama dengan BUMDes, Gubernur Abdul Wahid juga menyebut bahwa pihaknya bersama Ketua Tim Penggerak PKK Riau dan Dinas Tanaman Pangan terus berupaya menekan inflasi dengan membagikan bibit cabai kepada masyarakat. Langkah ini merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang telah berjalan di sejumlah kabupaten dan kota.

“Ini adalah bentuk upaya kita bersama untuk menekan inflasi, meskipun hasilnya baru bisa dirasakan dua hingga tiga bulan ke depan." pungkasnya.***

Tags

Terkini