PEKANBARU, AmiraRiau.com- Ketua Umum Panitia Pacu Jalur 2025, Werry Ramadhana Putera, yang juga Sekretaris Umum DPH LAMR Kuansing dan alumnus Universitas Indonesia, menyebutkan beberapa sponsor mulai melirik pacu jalur karena efek Rayyan Arkan Dikha yang viral lewat gaya “Aura Farming” di haluan perahu.
“Sejak video Dikha viral, kami sangat terbantu dari sisi promosi. Bahkan beberapa sponsor mulai melirik Pacu Jalur karena sosoknya,” ujar Werry.
Menurutnya, kehadiran Dikha tidak hanya menjadi sorotan publik, tapi juga ikut mendorong popularitas pacu jalur hingga mendunia.
Tak berhenti di situ, Werry juga menyebut bahwa Kementerian Kebudayaan hingga stasiun televisi nasional telah menghubungi panitia untuk menghadirkan Dikha di berbagai agenda budaya.
“Ini fenomena unik. Budaya lokal bisa jadi magnet nasional dan internasional lewat ekspresi tulus dari seorang anak,” tambahnya.
Selain itu, Werry Ramadhana Putera juga memastikan murid SD kelas V yang baru berumur 11 tahun itu, dipastikan tampil di Pacu Jalur Nasional 2025.
Ia akan bergabung dengan jalur asal kampung halamannya, Tuah Kogji Dubalang Rajo, mewakili Desa Pintu Gobang Kari, Kuantan Singingi.
Pacu Jalur, tradisi yang digelar tiap Agustus untuk menyemarakkan hari kemerdekaan, tahun ini diprediksi akan diikuti lebih dari 240 jalur dari berbagai daerah. Dengan ramainya penonton dan sorotan media, even ini kian menjelma jadi ikon pariwisata budaya Melayu Riau.
Panitia juga telah menjalin komunikasi aktif dengan Kemenparekraf, Kemendikbudristek, dan Kemenlu dalam rangka menyambut kehadiran wisatawan asing yang diperkirakan ikut menyaksikan langsung pertandingan bergengsi ini.
Dari gerak togak luan ke layar nasional, Dikha bukan hanya membawa Tuah Kogji Dubalang Rajo ke panggung utama, tapi juga membawa semangat baru bagi tradisi tua yang terus hidup dan berkembang. Tepian Narosa pun bersiap menyambut bocah kecil dengan aura besar.
Tahun ini, Panitia Pacu Jalur Nasional 2025 tak hanya menjanjikan hadiah uang tunai hingga Rp150 juta untuk para pemenang, tapi juga mengusulkan kembalinya hadiah tradisional, hewan ternak.
Event budaya tahunan ini diperkirakan akan mencetak perputaran uang lebih dari Rp75 miliar selama lima hari pelaksanaannya pada 20–25 Agustus 2025 mendatang.***