Jembatan Yang Mendukung Pertumbuhan Penduduk Sekitarnya
Sementara itu, Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau H Sugeng Pranoto, S.Sos menyatakan, keberadaan Jembatan Siak I sangat mempengaruhi pertumbuhan jumlah penduduk.
"Pertumbuhan penduduk di sekitar Jembatan Siak I terbilang cepat, yang semula sepi menjadi ramai. Nilai jual tanah dan bangunan yang meningkat juga mendorong pertumbuhan penduduk di sana," jelas Sugeng Pranoto.
Dalam grafik ini dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di sekitar Jembatan Siak I pada tahun 2019, yaitu Kecamatan Senapelan, Rumai, dan Rumbai Pesisir adalah di atas 10% dari seluruh jumlah penduduk di Kota Pekanbaru.
https://datawrapper.dwcdn.net/xwSLS/1/
Jembatan Indah Yang Masih Mempesona
Di era 1980 hingga 1990-an, masih segar dalam ingatan kita, bagaimana pelan-pelan fenomena sekitar Jembatan Leighton berubah. Kesibukan sampan-sampan nelayan sirna satu demi satu di telan jaman, ditambah lagi dengan PT Rikri (perusahaan karet, red) yang telah direlokasi dari tempat tersebut karena dampak lingkungan.
Dulunya suasana ketika kita melewati jembatan, akan tampak sampan-sampan dan perahu kapal bermotor. Namun kisah aktivitas yang demikianpun telah pupus dengan kebijakkan pembangunan jembatan di sepanjang Sungai Siak yang tidak membenarkan lagi akses kapal besar atau bermesin kecepatan tinggi masuk.
Namun ketika pantauan AmiraRiau.com di lapangan pada sore hari beberapa hari lalu, terlihat masih tersisa kenangan secara fisik yang masih bisa kita dijumpai. Sisa-sisa kemegahan sebagai jembatan terbaik yang pernah ada tampak tidak pernah pupus dimakan waktu, walaupun disisi kanan taman menghadap utara di bawah jembatan, tampak kemegahan modern Jembatan Siak IV, namun tidak meruntuhkan sisa-sisa indahnya pesona Leighton.
Bahkan sebuah sampan warga setempat, tampak memancing di bawah seputar jembatan menambah ingatan kita akan susana lingkungan seputar Leighton tempo dulu. Seorang lelaki tua, duduk disebuah sampan meluncur palan-pelan mengapung dengan riak-riak kecil gelombang sungai dan berhenti di setiap titik di bentang sungai tersebut, sambil memegang pancing.
Fenomena sampan yang hanya sendiri mengapung dan dari kejauahan hanya kelihatan sedikit muncul dipermukaan air sungai, menambah fenomena di bawah jembatan itu kontras dengan makin modernnya pembangunan infrastruktur. Justru perahu kecil dan sang nelayan yang memancing ikan tersebut menambah pesona dan kenangan Leighton yang dinaungi sinar jingga matahari yang akan terbenam di barat di kejauhan menjadikan kita rindu akan legenda Leighton di eranya.
Bisa dirasakan untuk sejenak sekelebat dalam ingatan, ketika melalui jembatan kita akan menjumpai sampan-sampan atau kapal motor warga yang melakukan aktivitas, kini sirna tertelan peradaban yang makin modern. Warga tempatan yang dulunya ramai memenuhi sungai seputar jembatan, kini sekitar jembatan hanya ramai sebagai tempat rileks bagi warga Kota Pekanbaru dengan warung di bawah jembatan.
Namun jejak sejarah Leighton, sentuhan gaya perusahaan minyak ternama PT CPI, masih tinggal dibenak kita bersama, bahwa Leighton dibangun bukan saja sebagai Landmark Kota yang mengubahkan, tetapi juga tonggak awal perkembangan ekonomi modern Kota Pekanbaru.**