#jerukbaik Di Muara Kilis

Berbisnis tanaman buah cukup menjanjikan. Selain pasar yang terbuka, bisnis ini juga dapat membuka banyak petani berpikir bahwa ada komoditas lain yang juga menjanjikan untuk ditekuni.

Adalah Bambang, seorang petani jeruk manis di Dusun Benteng Makmur Desa Muara Kilis Kecamatan Tengah Hilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi.

Dengan areal lahan seluas 2 hektare, ia bertanam jeruk manis, yang biasa disebut “Jeruk Banyuwangi”.

“Bibit jeruk ini berasal dari Provinsi Lampung,” katanya akhir Juni 2021 lalu.

Kebun jeruk manis miliknya telah berusia tiga tahun. Pada satu tahun usia tanaman, ia telah mulai memanen.

“Jeruk manis akan panen sebanyak tiga kali dalam dua tahun,” katanya.

Panen buah jeruk manis sedang berlangsung saat ini di Dusun Benteng Makmur. Para petani sedang menghitung untung. (credit tittle : Jon Afrizal)

Setiap satu hektare berisi sekitar 400 hingga 600 batang pohon jeruk. Setiap satu pohon maksimal menghasilkan 50 kilogram per panen.

Ia menjual 1 kilogram buah jeruk manis seharga Rp 10 ribu kepada penampungan, yang kemudian dibawa ke Provinsi Lampung.

“Uang yang dihasilkan cukup lumayan,” katanya sambil tersenyum.

Setiap buah jeruk manis yang dihasilkan oleh petani Dusun Benteng Makmur akan dijual ke Provinsi Lampung. Peluang untuk itu masih terbuka lebar. (credit tittle : Jon Afrizal)

Maksimum setiap batang panen sebanyak 20 kali.

Setelah itu harus di-replanting. Dari sekitar 300-an Kepala Keluarga (KK) di dusun ini, hanya sembilan KK saja yang berkebun jeruk manis. Padahal, katanya, pasar untuk jeruk manis terbuka lebar.

Terlebih, katanya, jika ada penampung dari Kota Jambi. ***

gambar