Mengenang Sosok Buya Hamka

Oleh
Hasrul Sani Siregar, MA
Widyaiswara di BPSDM Provinsi Riau

PEKANBARU lalu berkesempatan mengunjungi dan melihat-lihat lokasi shooting Buya Hamka di Nagari Taram, Kapalo Banda Payakumbuh Sumatera Barat. Rencana mengunjungi lokasi shooting Buya Hamka sudah lama diniatkan dan tentu terinspirasi setelah menonton di bioskop Film Buya Hamka dan Siti Raham beberapa bulan yang lalu. Diawali perjalanan dari Pekanbaru, Riau menuju Payakumbuh, Sumatera Barat yang ditempu lebih kurang 3 jam. Perjalanan menuju Payakumbuh Sumatera Barat terasa dekat, karena adanya jalan Tol Pekanbaru – XIII Kota Kampar. Jika tidak ada Tol perjalanan menuju Payakumbuh bisa lebih kurang 5 jam perjalanan. Perjalanan sedikit lambat disebabkan ada perbaikan jalan di Tanjung Alai yang menyebabkan laju kendaraan terhambat.

Perjalanan buka tutup yang menyebabkan perjalanan agak sewdikit lambat dan perlu kesabaran. Ketika itu, menunggu hingga 30 menit baru dapat meneruskan perjalanan. Perjalanan selanjutnya lancar lancar saja dan tidak terdapat gangguan. Film Buya Hamka yang berjudul Buya Hamka dan Siti Raham ini merupakan rumah produksi Falcon yang menayangkan Hamka dan Siti Raham Vol. 1 dan Vol. 2 yang sudah naik layar pada 21 Desember 2023 dan sudah ditayangkan di seluruh Bioskop di Indonesia. Dan salah satunya tempat shooting dari film Buya Hamka dan Siti Raham bertempat di daerah Taram, Payakumbuh, Sumatera Barat, Untuk mencapai lokasi shooting Buya Hamka tidaklah terlalu sulit di jangkau. Setelah memasuki kota payakumbuh, belok kekiri menuju lokasi lebih kurang 30 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat.

Tempat lokasi Buya Hamka shooting di kelilingi oleh hutan pinus dan berbukitan. Menuju berbukitan memerlukan perjuangan untuk mencapai lokasi. Shooting film Buya Hamka dan Siti Raham yang diperankan oleh Vino G. Bastian dan Laudya Cynthia Bella mengisahkan perjuangan Siti Raham yang senantiasa mendukung Buya Hamka ketika memperjuangkan kemerdekaan dan dakwah. Saat Buya Hamka dalam penjara, Siti Raham selalu dan terus mendukung perjuangan Buya Hamka.

Dan disaat Buya Hamka putus ada Siti Raham terus mendukung perjuangan Buya Hamka. Sekilas jika sudah menonton filmnya tergambar jelas lokasi dan perjuangan Buya Hamka dalam pengembaraan di hutan Pinus, Taram. Sekilas pula ketika ada mata-mata Belanda  yang diplintir tangannya oleh Buya Hamka. Kemudian pistolnya di minta oleh Buya Hamka, karena lebih tepatnya digunakan oleh pejuang kemerdekaan Indonesia untuk melawan penjajahan Belanda. Hingga akhirnya Buya Hamka tertembak dan untungnya Buya Hamka selamat dan berpindah ke Jakarta dan mendirikan lembaga Al-Azhar.

Di penjaralah Buya Hamka menghasilkan Tafsir Al-Azhar. Selama dua tahun empat bulan, Buya Hamka dipenjara. Dan Buya Hamka berterima kasih kepada Presiden Soekarno. Buya Hamka berkata tidak mungkin saya dapat menyelesaikan Kitab Tafsir Al Quran 30 Juz, bila bukan ditahanan, tidak mungkin ada waktu saya untuk mengerjakan dan menyelesaikannya. Dalam perjalanannya, Buya Hamka difitnah dalam pemberontakan melawan Presiden Soekarno dan membuat dirinya disiksa agar menandatangani surat pengakuan. Sekilas sinopsis film Buya Hamka dan Siti Raham.

Buya Hamka atau Haji Abdul Malik Karim Amrullah adalah tokoh Islam Indonesia yang dikenal sebagai ulama, sastrawan, sejarawan, budayawan dan politikus. Buya Hamka juga merupakan ketua pertama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan salah satu tokoh Muhammadiyah yang mendapatkan gelar pahlawan nasional. Buya Hamka juga dikenal sebagai penulis yang sangat produktif dan telah menghasilkan beberapa buku diantaranya di bawah lindungan Ka’bah, di lembah sungai Nil, Falsafah Hidup, di Tepi sungai Dajlah, Merantau ke Deli, Cinta kerkalang, Kenangan-Kenanganku di Malaya, Terusir, Angkatan Baru, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck dan banyak lagi buku Buya Hamka. Dan sosok Buya Hamka merupakan inspirasi dan tidak ada tandingannya di masanya. Dan sosok Buya Hamka juga mencerahkan bagi generasi ke depannya pentingnya ilmu agama dan adab.***

gambar