Menteri Kesehatan Tak Wajibkan Masyarakat Pakai Masker Saat Polusi Udara

JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin belum mewajibkan penggunaan masker saat polisi udara di kota-kota besar, utamanya di DKI Jakarta kian buruk.

Dia beralasan, intervensi kesehatan yang paling berhasil adalah kesadaran masyarakat dalam melakukan pencegahan penyakit. Budi menuturkan, masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab lebih atas kesehatannya masing-masing.

“Saya rasa (penggunaan masker) tidak harus wajib. Intervensi kesehatan yang paling berhasil adalah kalau masyarakat sudah mengetahui bagaimana menjaga kesehatan masing-masing,” kata Budi, saat dilansir kompas.com, Jumat (25/8/2023).

Budi menuturkan, ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan masyarakat. Pertama, memantau indeks kualitas udara (air quality index/AQI) secara berkala. Jika berada pada kategori tidak sehat, hindari sebisa mungkin beraktivitas di luar rumah.

Kalaupun harus menjalankan aktivitas, masyarakat bisa memakai masker. “Kalau lagi enggak sehat sebaiknya jangan ke luar. Preventifnya dari sisi kesehatan itu yang kita sarankan. Kalau sudah batuk-batuk, disarankan ke puskesmas atau rumah sakit,” tutur Budi.

Lebih lanjut, Budi menyampaikan, Kemenkes tidak memiliki strategi khusus mengingat ranah kerjanya berada di hilir. Strategi-strategi pencegahan polusi udara lebih banyak dilakukan di kementerian/lembaga lain, seperti Kementerian Berhubungan dan kementerian koordinator di atasnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves)

“Kita lebih ke hilir. Strateginya lebih banyak itu ke Pak Luhut (sebagai Menkomarves) yang menyampaikan, bagaimana mengurangi partikel-partikel yang ada di udara, bukan bidangnya kita,” ucap Budi.

Polusi udara di Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat. Demikian pula di kota lainnya, seperti Tangerang Selatan, Mempawah di Kalimantan Barat, Serang Banten, dan Banjar Baru di Kalimantan Selatan. Kondisi ini dapat menimbulkan dampak kesehatan pada masyarakat.

WHO mencatat, saat ini, 90 persen penduduk dunia menghirup udara dengan kualitas udara yang kumuh. Menurut WHO, setiap tahun ada 7 juta kematian, dan 2 juta di antaranya di Asia Tenggara berhubungan dengan polusi udara di luar dan dalam ruangan.

Sebelumnya Budi juga mengungkapkan, kasus ISPA naik mencapai 200.000 kasus di Jakarta, lebih tinggi empat kali lipat dibandingkan pada masa pandemi Covid-19 yang mencapai 50.000 kasus. Peningkatan itu dipengaruhi dari memburuknya polusi udara di DKI Jakarta.***

gambar