SYDNEY, AmiraRiau.com- Suasana penuh kehangatan dan kekhusyukan mewarnai pengajian rutin Surau Sydney Australia (SSA) pada Jumat (16/5/2025) malam.
Pengajian yang digelar setiap pekan itu, kali ini terasa istimewa karena dihadiri Ustadz Ahmad Nadjamuddin Shidiq, seorang ulama dari Indonesia yang dikenal sebagai pembina Yayasan Khazanah Kebajikan yang berlokasi di Cirendeu, Tangerang Selatan.
Acara dibuka oleh Uda Elvo, perwakilan dari tim Dakwah SSA dan Ikatan Keluarga Minang Saiyo Sydney (IKMSS), yang memperkenalkan Ustadz Ahmad Nadjamuddin Shidiq kepada jemaah.
Ustadz Ahmad Nadjamuddin Shidiq bersama Jemaah Surau Sydney Australia
Dalam tausiyah ba’da Salat Isya, Ustadz Ahmad Nadjamuddin mengangkat tema ciri-ciri orang yang bertaqwa, dengan penekanan khusus pada pentingnya menginfakkan sebagian rezeki sebagai bentuk nyata dari ketaatan dan kepedulian sosial.
Tausiyah disampaikan secara interaktif dengan mengajak jemaah membaca dan mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan topik infaq dan ketakwaan.
Ustadz Ahmad Nadjamuddin Shidiq bersama Bundo Kanduang dan ibu-ibu jemaah surau
“Ketaqwaan adalah bentuk penghambaan kepada Allah dan juga harus diikuti dengan rasa kepedulian terhadap sosial (ḥablum minan-nās), di antaranya melalui infaq,” ujar Ustadz Ahmad Nadjamuddin Shidiq. Ia menekankan bahwa orang bertaqwa tidak hanya rajin beribadah, tetapi juga aktif menebar manfaat bagi sesama.
Pengajian malam itu juga dihadiri oleh tamu-tamu dari luar kota. Rombongan jemaah dari Melbourne, yang merupakan bagian dari komunitas Masjid Baitul Makmur, turut meramaikan majelis, bersama beberapa jemaah lainnya dari Riau, Indonesia.
Makan malam jemaah Surau Sydney Australia
Hadir pula Prof. Dr. Elfahmi, S.Si., M.Si., Dosen dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dikenal luas sebagai pakar biologi farmasi, dan Joice Arifin Ahmad, putri dari mantan Gubernur Riau almarhum Arifin Achmad, yang turut menyemarakkan kegiatan malam itu dengan penuh keakraban.
Makan malam bundo-bundo
Pembubaran Panitia Baralek Gadang
Setelah tausiyah, acara berlanjut dengan pembubaran Panitia Baralek Gadang – Inagurasi Ikatan Keluarga Minang Saiyo Sydney (IKMSS) yang telah sukses digelar beberapa pekan sebelumnya. Pembubaran ini menjadi ajang apresiasi bagi seluruh tim yang telah mendedikasikan tenaga, waktu, dan pikiran untuk menyukseskan acara inagurasi kepengurusan IKMSS periode 2025–2027.
Dari kiri ke kanan: Novri Latif dan istri, Yousfi Latif dan istri, Joice Arifin Ahmad, Koti Bunaya, Decky Bunaya , Decka Bunaya
Ketua Panitia, Bro Fadli, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat. Ia menggarisbawahi bahwa keberhasilan Baralek Gadang adalah hasil dari kerja sama kolektif yang dilandasi oleh semangat gotong royong. “Terima kasih kepada seluruh tim yang telah mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikiran. Tak jarang kita bekerja hingga larut malam demi menyempurnakan acara. Ini adalah buah dari kolaborasi kita semua,” ujar Fadli dengan penuh haru.
Prof Elfahmi, S.Si, M.SI (Berbaju biru) bersama jemaah surau
Acara pembubaran ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat dan pimpinan organisasi, antara lain Ketua SSA Novri Latif, Ketua IKMSS Yousfi Latif, Ketua Bundo Kanduang Asnizarti Ridwan, serta para ninik mamak dan jamaah SSA yang juga merupakan anggota aktif IKMSS.
Makan malam bersama Ketua Surau Sydney Australia dan pengurus
Nuansa keakraban semakin terasa dengan kehadiran beragam hidangan khas Minang yang disiapkan oleh para Bundo Kanduang. Semua makanan disumbangkan secara sukarela oleh anggota komunitas sebagai wujud kebersamaan. Sebagai kejutan istimewa, sebuah kue dengan gambar wajah seluruh panitia Baralek Gadang dihadirkan di tengah acara. Kue ini merupakan buah tangan dari Ibu Octavillia Yunus dan Ibu Erika Latif, yang menjadi simbol penghargaan dan kenang-kenangan atas kerja keras para panitia.
Bro Fadli dan Bro Budi Sumantri
Malam penuh makna ini menjadi cerminan indahnya kolaborasi antara dakwah, budaya, dan silaturahmi yang terjalin erat di antara komunitas Muslim Indonesia dan masyarakat Minang di Sydney. Kegiatan seperti ini menjadi fondasi penting dalam memperkuat identitas, solidaritas, dan kontribusi komunitas Indonesia di luar negeri.***