Nelayan Okura Keluhkan Limbah PLTU Tenayan, Yong Norman: Ikan Hilang, Kayu Bombangpun Mati

Nelayan Okura Keluhkan Limbah PLTU Tenayan, Yong Norman: Ikan Hilang, Kayu Bombangpun Mati
ilustrasi

PEKANBARU, Amiraiau.com- Kehadiran PT. PLN NP Unit Pembangkit Tenayan atau PLTU Tenayan di Kelurahan Tebing Tinggi Okura, Kecamatan Rumbai Timur, Pekanbaru, dianggap menjadi biang keladi dari berkurangnya pendapatan nelayan lokal.

"Sejak PLTU berdiri, penghasilan nelayan semakin berkurang. Ikan menghilang entah kemana," kata Yong Norman, Ketua Kelompok Nelayan Rasau Sati Sehati, Sabtu (6/4/2024).

Menurut Yong Norman, kehadiran PLTU di Okura bukan membuat kehidupan nelayan semakin baik, sebaliknya malah menyengsarakan.

Menurut Yong Norman, tidak hanya ikan dan hasil sungai lainnya yang menghilang, tetapi juga lingkungan sekitar sepertinya ikut terdampak akibat limbah batubara yang diduga banyak tumpah di dasar Sungai Siak.

Kayu-kayu Bombang, sebutan masyarakat Okura untuk Pidada, nama umum untuk sekelompok tumbuhan dari genus Sonneratia, terutama yang berada di sekitar pelabuhan bongkar muat batubara PLTU Tenayan banyak yang sudah mati.

"Ini sungguh menyedihkan. Dulu harapan kami kehadiran PLTU dapat mengubah kehidupan nelayan menjadi lebih baik, tapi yang terjadi malah sebaliknya," ujar Yong Norman.

Yong Norman mengaku tidak asal bicara, namun mengalami sendiri bagaimana susahnya mencari kehidupan di Sungai Siak di Okura saat ini.

"Saya mengalaminya sendiri. Disamping ikan yang semakin susah dicari dan pohon Bombang  yang mati, kami juga merasa gatal-gatal setelah turun mencari ikan. Hal itu kemungkinan besar atau diduga akibat limbah," ujar Yong Norman.

Selama ini, Yong Norman yang merupakan nelayan Okura juga belum merasakan dampak langsung dari kehadiran PLTU Tenayan.

"Kami tak pernah diberi pembinaan apalagi bantuan alat tangkap ikan atau udang untuk meningkatkan pendapatan  nelayan. Mereka (PLTU Tenayan) sepertinya tidak perduli dengan kami para nelayan," tutur Yong Norman.

Tokoh Masyarakat Okura yang minta namanya tak ditulislkan, mengatakan, keluhan nelayan Okura itu memang sudah bukan rahasia lagi.

Namun demikian, ia tak berani untuk mengatakan apakah hal itu ada kaitannya langsung dengan kehadiran PLTU Tenayan.

"Saya pernah mendengar bahwa batubara banyak tumpah di sekitar areal pelabuhan  bongkar muat PLTU. Tapi apakah itu ada kaitan langsung dengan pendapatan nelayan, saya tidak tahu," tuturnya.

Namun jika itu benar, sebaiknya PLTU Tenayan segera melakukan tindakan untuk penanganan.

Apa yang disampaikan nelayan, terutama di Okura, yang mengeluhkan pendapatannya semakin berkurang, tentu tidak bisa dianggap sebelah mata.

"Harus ada solusi, sehingga kehadiran PLTU Tenayan dan perusahaan-perusahaan besar lainnya di Okura, tidak dianggap menyengsarakan. Intinya, mereka ikut bertanggungjawab terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar," tuturnya.

Humas PLTU Tenayan, ketika dikonfirmasi tidak memberikan tanggapan apa-apa. Pesan yang dikirim melalui WhatsApp sejak Sabtu (6/4/2024) , tidak dibalas dan teleponpun tidak diangkat.***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index