PEKANBAU, AmiraRiau.com– Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, mulai menyiapkan berbagai langkah guna mengantisipasi ancaman virus cacar monyet atau Monkey Pox (MPOX) di wilayah setempat.
Langkah antisipasi ini diperlukan mengingat Kota Pekanbaru merupakan pintu masuk penerbangan dari sejumlah daerah.
Sekretaris Diskes Kota Pekanbaru Fira Septiyanti, sebagaimana dilansir dari Betuah.com, menyebutkan, salah satu langkah antisipasi yang dilakukan yakni berkoordinasi dengan Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Kelas I Pekanbaru.
“Kami siap berkoordinasi sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap PHEIC MPOX, terutama di pintu masuk,” ucapnya, Selasa (10/9/2024).
BKK Kelas I Pekanbaru, kata Fira, juga sudah menyurati Diskes Pekanbaru pada akhir Agustus lalu. Surat tersebut menindaklanjuti Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap MPOX di pintu masuk.
Untuk itu, Diskes Pekanbaru menyatakan siap bekerjasama dengan BKK Kelas I guna melakukan pengawasan di pintu-pintu masuk seperti di pelabuhan dan bandara.
“Jadi, kami siap bekerjasama dengan Balai Karantina dalam meningkatkan pengawasan kewaspadaan dan deteksi dini,” ujarnya.
Di samping itu, terang Fira, Diskes Pekanbaru juga siap melakukan koordinasi penyelidikan epidemiologi atau investigasi rumor di Kota Pekanbaru. Mereka juga menyiapkan petugas surveilans.
Seperti diketahui, hingga kini Kota Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau masih aman dari cacar monyet. Sejauh ini belum ada ditemukan kasus atau warga yang terjangkit MPOX.
Cacar monyet adalah suatu kondisi kulit yang disebabkan oleh infeksi virus, biasanya ditandai dengan munculnya bintil bernanah pada permukaan kulit. Layaknya cacar air, cacar monyet dapat dengan mudah ditularkan melalui percikan air liur.
Untuk memahami lebih lanjut tentang penyakit cacar monyet, termasuk penyebab, gejala, dan cara menyembuhkannya, mari simak artikel di bawah ini hingga tuntas.
Apa itu Cacar Monyet?
Cacar monyet adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus langka dari hewan (zoonosis) atau lebih umum disebut sebagai virus monkeypox. Penyakit ini ditemukan pertama kali pada tahun 1970 di Kongi, Afrika Selatan. Penyebutan cacar monyet dikarenakan monyet merupakan inang utama dari virus monkeypox.
Saat seseorang terkena penyakit cacar monyet, maka pada permukaan kulitnya akan muncul bintil-bintil bernanah, bahkan melepuh. Sama halnya dengan penyakit cacar air, cacar monyet juga disertai dengan demam tetapi diiringi pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak.
Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan luka yang terkontaminasi virus, droplet, dan cairan tubuh (saat batuk atau bersin). Sementara penularan dari hewan ke manusia bisa terjadi lewat gigitan hewan, kontak langsung dengan atau kulit hewan, atau menyentuh benda yang terkontaminasi virus.
Penyebab Cacar Monyet
Penyebab cacar monyet adalah adanya infeksi virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Virus dalam genus Orthopoxvirus meliputi smallpox (penyebab cacar), virus cowpox (cacar sapi), dan virus vaccinia (virus yang digunakan dalam vaksin cacar).
Meskipun virus ini dapat bertransmisi dan menular, namun Anda tetap dapat membedakannya dengan virus penyakit kulit lain seperti cacar air atau pun herpes. Pada mulanya, penyebab cacar monyet didapatkan dari gigitan hewan liar seperti tupai dan monyet. Kasus yang paling sering terjadi adalah penularan dari hewan ke manusia.
Gejala Cacar Monyet
Gejala cacar monyet biasanya mulai dirasakan 6-16 hari setelah terpapar, dengan masa inkubasi virus ini berkisar antara 6-13 hari. WHO membagi gejala cacar monyet menjadi dua periode infeksi, yaitu periode invasi dan periode erupsi kulit. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai gejala cacar monyet:
1. Periode Invasi
Periode ini berlangsung dalam 0-5 hari setelah terinfeksi virus. Adapun beberapa gejala cacar monyet yang ditimbulkan adalah: Sakit kepala berat. Demam. Sakit punggung. Lemas (asthenia). Nyeri pada otot. Mual dan muntah (terutama yang terkena langsung dari gigitan hewan). Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).
Perbedaan utama gejala cacar monyet dengan cacar lainnya adalah adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening. Pada kasus lain, gejala yang ditimbulkan bisa saja lebih parah, seperti gangguan pernapasan seperti radang tenggorokan, batuk, dan hidung tersumbat.
2. Periode Erupsi Kulit
Gejala cacar monyet yang utama dalam periode erupsi kulit adalah munculnya ruam pada kulit, biasanya akan terjadi pada 1-3 hari setelah pengidap mengalami demam. Selanjutnya akan muncul ruam pada wajah, kemudian mulai menyebar ke seluruh tubuh.
Bagian tubuh yang paling terdampak ruam adalah area tangan, kaki, dan wajah. Ruam kulit diawali dengan bintik-bintik kemudian berubah menjadi lenting atau vesikel, yaitu lepuhan yang berisi cairan. Lalu, dalam beberapa waktu akan membentuk kerak.
Diagnosis Cacar Monyet
Untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi cacar monyet, dokter akan melakukan diagnosis dengan mengevaluasi gejala dan riwayat kesehatan pasien, serta melakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi tanda-tanyanya.
Namun, agar hasil diagnosis lebih akurat, pasien akan dianjurkan untuk melakukan tes laboratorium guna mengetahui jenis virus yang menginfeksi. Salah satu prosedur tes yang sering dilakukan adalah tes PCR (Polymerase Chain Reaction). Tujuannya adalah menganalisis sampel yang diambil dari lesi kulit pasien terdampak cacar.
Faktor Risiko Cacar Monyet
Cacar monyet adalah kondisi yang dapat menyerang siapa saja, terlebih bagi seseorang yang belum pernah terinfeksi sebelumnya. Namun, di luar itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena cacar monyet, di antaranya yaitu:
- Melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus ini tanpa menggunakan alat pelindung
- Merawat orang yang sedang mengidap penyakit cacar monyet
- Mengonsumsi daging (atau bagian tubuh lain) binatang liar, terutama jika tidak dimasak terlebih dulu
Cara Menyembuhkan Cacar Monyet
Hingga saat ini, belum terdapat obat cacar monyet secara spesifik. Pasalnya, kondisi ini dapat pulih dengan sendirinya dalam 2-4 minggu. Namun, beberapa negara menggunakan tecovirimat sebagai cara menyembuhkan cacar monyet. Obat ini bekerja dengan menghambat virus monkeypox berkembang biak dan menyebar ke orang lain.
Selama mengalami gejala cacar monyet, disarankan bagi penderitanya untuk memaksimalkan waktu istirahat, mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi serta menjaga pola makan sehat. Pengidap cacar monyet juga disarankan melakukan karantina mandiri dan tidak keluar rumah untuk meminimalisir penyebaran.
Jika ternyata gejala yang Anda alami tergolong cukup parah hingga sudah mengganggu penampilan, segera kunjungi Dokter Spesialis Dermatologi (Kulit) di Siloam Hospitals terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda dapat membuat janji temu dengan dokter terkait secara mudah dan praktis melalui aplikasi MySiloam.***
Sumber: Betuah.com dan siloamhospitals.com