Taktik Jemput Bola

Kamis, 15 Mei 2025 | 13:23:21 WIB

Oleh Chaidir

TEROBOSAN Gubernur Riau Abdul Wahid mengajak para Kepala Daerah Bupati dan Walikota se-Provisi Riau untuk bertemu dengan jajaran Menteri Kabinet Merah Putih (KMP) di Jakarta diapresiasi berbagai pihak. Langkah tersebut belum pernah dilakukan oleh Gubernur Riau sebelumnya, dan belum pernah juga dilakukan oleh gubernur provinsi lain di nusantara ini. 

Langkah tersebut bertujuan memperjuangkan peningkatan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk Riau guna mengejar ketertinggalan pembangunan (ketertinggalan yang tak sewajarnya), termasuk mengusulkan sejumlah proyek strategis yang nantinya dibiayai oleh Pemerintah Pusat. Topik ini selalu menjadi perdebatan berbagai pihak tak habis-habisnya di Riau, saling salah-menyalahkan. Perdebatan sering diakhiri memunculnya wacana opsi Riau Merdeka, Otonomi Khusus Riau, dan Riau Istimewa, semuanya merupakan manifestasi dari kekecewaan yang mendalam.

Selama ini, pemerintah pusat selalu menjadi pihak tertuduh karena keberpihakannya dinilai sangat kurang terhadap Riau, bahkan cenderung terkesan mengabaikan aspirasi Riau. Pada sisi lain Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta Anggota Parlemen dari Riau (DPR RI dan DPD RI) dianggap lemah dalam melakukan pendekatan ke Pemerintah Pusat. Kelemahan itu bisa karena proposalnya yang kurang menggigit, bisa juga karena berbagai pihak di Riau kurang kompak dalam berjuang, masing-masing jalan sendiri. 

Gubernur Riau Abdul Wahid meyakini bahwa pendekatan kolektif yang dilakukan kali ini akan jauh lebih efektif dibanding masing-masing Kepala Daerah melakukan pendekatan sporadis dan komunikasi individual dengan pemerintah pusat. “Dengan bergerak bersama, perjuangan kita akan lebih terarah, terukur, dan tentunya lebih kuat dalam menyampaikan aspirasi masyarakat Riau," ujar Gubernur Abdul Wahid seperti disiarkan berbagai media. 

Gubernur juga menekankan pentingnya kekompakan, sinergi dan kolaborasi antar daerah dalam memperjuangkan kepentingan pembangunan. Pendekatan yang lebih terkoordinasi akan memperkuat posisi tawar Riau di hadapan kementerian/lembaga, dengan demikian akan mempercepat realisasi program-program strategis nasional di daerah. “Kami berharap melalui upaya ini, Provinsi Riau bisa mendapatkan porsi anggaran yang lebih besar, terutama untuk mendorong percepatan pembangunan di sektor infrastruktur, pendidikan, kesehatan, energi, hingga hilirisasi industri,” ujar Gubernur.

Terobosan yang dilakukan Gubernur Riau ibarat pisau bermata dua. Pada satu sisi Gubernur Abdul Wahid ingin memberi kesan kepada Pemrintah Pusat bahwa Riau sangat serius memperjuangkan keadilan yang selama ini seakan tidak diperoleh Riau; pada sisi lain Gubernur Riau ingin membangun sinergi dan kolaborasi dalam sebuah superteam dengan pemerintah kabupaten dan kota, dalam semangat berat sama dipikul ringan sama dijinjing, ke bukit sama mendaki ke lurah sama menurun. Daya dobrak superteam akan lebih kuat, lebih mudah mencetak goal, daripada daya dobrak seorang superstar yang menggiring bola sendiri, seberapa piawai pun dia menggiring bola. Karena superstar akan lebih mudah dikepung dan dilumpuhkan pihak lawan yang mengandalkan kerjasama superteam.  

Dalam pertandingan sepakbola, pendekatan superteam harus menggunakan taktik "jemput bola".  Dalam taktik jemput bola semua pemain aktif mendekati dan merebut bola dari lawan, bukan menunggu bola datang atau hanya bertahan. Dalam taktik jemput bola para pemain proaktif merebut dan mengamankan bola serta menciptakan peluang serangan. Pemain harus mampu membaca permainan dan merespons dengan cepat untuk merebut bola dari lawan. 

Pemain harus memiliki kemampuan untuk menjaga bola dengan baik agar tidak mudah direbut atau dirampas oleh lawan. Pemain harus mampu menjaga posisinya di lapangan untuk mendukung rekan tim. Jangan terlalu dekat atau terlalu jauh dari lawan, jaga jarak yang memungkinkan untuk merebut bola. Dengan menerapkan taktik jemput bola secara efektif, sebuah superteam dapat meningkatkan peluang untuk mencetak gol dan memenangkan pertandingan.

Taktik jemput bola Gubernur Abdul Wahid merupakan modal yang kuat sebagai langkah awal untuk membangun sebuah superteam Riau. Pemprov dan Pemerintah Kabupaten/Kota harus memanfaakan momentum ini untuk merebut peluang yang telah terbuka. Tak ada alasan berbagai komponen, berbagai puak dan berbagai lapisan untuk tidak memberikan dukungan. Sekaranglah saatnya kita seayun selangkah seiya sekata.

Langkah berikut yang perlu segera disusun adalah mempersiapkan proposal program yang akurat, teruji, masuk akal dan tajam, yang sangat dibutuhkan dan memberi manfaat luas bagi masyarakat. Siapkan data yang valid terpercaya untuk mendukung usulan program, kemudian bangun komunikasi jemput bola dengan pihak kementerian/lembaga sebagai tindak lanjut guna menjabarkan gagasan-gagasan yang muncul dalam pertemuan bersama yang telah dilakukan. 

Last but not least, bangun komunikasi dengan anggota parlemen yang berasal dari Riau, DPR RI dan DPD RI, untuk mendapatkan dukungan politik. Anggota parlemen kita pun tak akan keberatan ikut jemput bola untuk bersama-sama Pemprov dan Pemkab/Pemko mencetak bangak gol kemenangan. Tempalah besi itu ketika masih panas.***

(Dr. drh. H. Chaidir, MM, Penulis; Ketua Umum Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau – FKPMR; Ketua DPRD Provinsi Riau dua periode 1999-2004 dan 2004-2008)

Halaman :

Tags

Terkini