SIAK, AmiraRiau.com– Kehadiran Calon Bupati Siak nomor urut 3, Alfedri-Husni menjadi momen spesial bagi masyarakat Kampung Sawit Permai, Kecamatan Dayun. Dalam kunjungan tersebut, mereka disambut dengan kesenian tradisional Jawa, Reog Ponorogo, Jumat (23/11) malam.
Alfedri, yang hadir didampingi Ketua Relawan SAH (Sahabat Alfedri-Husni), Zulfi Mursal, terlihat terpukau menyaksikan atraksi yang memadukan seni tari, musik, dan keahlian luar biasa para pemain Reog Ponorogo.
“Saya sangat bangga melihat tradisi seperti Reog Ponorogo ini tetap lestari meski kita berada di tengah arus digitalisasi yang kian deras,” ujar Alfedri dalam sambutannya, yang disambut tepuk tangan meriah dari masyarakat.
Selain mengapresiasi budaya tradisional, Alfedri memanfaatkan momen tersebut untuk menyampaikan program unggulannya, yakni “Siak Terang.”
Dalam orasinya, Alfedri menegaskan pentingnya pemerataan akses listrik di seluruh pelosok kampung di Kabupaten Siak. “Kita ingin seluruh masyarakat di pelosok bisa menikmati terang, tidak hanya di perkotaan. Program ini adalah wujud komitmen kami untuk mewujudkan pemerataan pembangunan,” tegasnya.
Masyarakat Kampung Sawit Permai yang hadir malam itu pun menyambut orasi politik Alfedri dengan penuh semangat. Sorakan “lanjutkan!” menggema di antara kerumunan, menunjukkan dukungan mereka terhadap pasangan calon nomor urut 3 tersebut.
Seorang warga, Suparjo, mengungkapkan harapannya terhadap program Siak Terang. “Kami butuh listrik dan Penerangan Jalan Umum (PJU). Kalau ini bisa diwujudkan, saya yakin kehidupan masyarakat akan lebih baik,” katanya.
Tak hanya itu, Alfedri juga menyampaikan visi besarnya dalam mendukung pelestarian budaya lokal sebagai identitas dan kekayaan Kabupaten Siak.
“Kami akan terus mendukung seni dan budaya tradisional, seperti Reog Ponorogo ini, agar generasi muda tidak melupakan akar budayanya,” tambahnya.
Pernyataan Alfedri ini mendapat respons positif dari kelompok seni yang hadir.
Malam itu, Kampung Sawit Permai tak hanya menjadi saksi kehangatan sambutan masyarakat terhadap Alfedri-Husni, tetapi juga bukti nyata bahwa seni tradisional mampu menjadi penghubung antara pemimpin dan rakyatnya.***