![longsor natuna ok](https://amirariau.com/wp-content/uploads/2023/03/longsor-natuna-ok-696x464.jpg)
KEPRI – Sebanyak 12 orang korban bencana tanah longsor di Kecematan Serasan Timur, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), berhasil diidentifikasi.
Tiga orang dalam kondisi kritis dan saat dirujuk ke Pontianak dan Ranai satu diantaranya meninggal dunia atas nama Susi. Untuk korban hilang tercatat ada 43 orang dan masih dalam pencarian Tim SAR gabungan.
Data korban Dilansir dari Antara, berdasar data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Natuna, kedua belas korban itu 12 korban itu adalah sebagai berikut: Rianti (27), anak dari Rianti berusia 5 tahun, Fadil Endri (10), Darman K (70), Abdulah (64), Abdul Kadir (70), Susi Rianti, Erna, Delta Yuharni, Juhaima, Murni AB Masriyati.
Pemerintah Kabupaten Natuna mencatat ada 1.216 orang mengungsi yang tersebar di sejumlah titik. Di gedung PLBN Serasan sebanyak 219 orang pengungsi, Puskesmas ada 215 orang, pengungsian Pelimpak dan Mesjid Al Furqon 500 orang, dan di SMA Negeri 1 Serasan tercatat 282 orang.
![](https://amirariau.com/wp-content/uploads/2023/03/longsor-natuna.jpg)
Untuk kerusakan infrastruktur tercatat 27 bangunan tertimbun longsor, yang terdiri dari 26 rumah warga dan 1 buah surau.
Untuk kawasan Pulau Serasan secara keseluruhan masih terkendala sinyal dan sebagian wilayah pemadaman listrik.
“Kami bersama Pemkab Natuna sampai saat ini masih terus berkoordinasi dengan PLN dan pihak Telkom sebagai penyedia layanan kelistrikan dan jaringan telekomunikasi di daerah yang berjarak cukup jauh dari Ibu Kota Natuna, Ranai tersebut, dan mudah-mudahan bisa cepat teratasi,” kata Kepala Dinas Kominfo Kepri, Hasan sebagaimana dilansir Kompas.com, Selasa (7/3/2023).
4 Kapal AL Siaga
TNI Angkatan Laut (AL) menyiagakan empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) untuk mengirimkan bantuan bagi korban longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Empat kapal itu antara lain KRI Bontang-907, KRI Imam Bonjol-383, KRI Sembilang-850, dan KRI Semarang-594. Terdapat tiga titik angkut yang telah disiapkan TNI AL, di mana KRI Bontang-907 dan KRI Imam Bonjol-383 disiagakan di Ranai, Natuna. Lalu, KRI Sembilang-850 standby di titik angkut Pontianak, dan KRI Semarang-594 bersiaga di titik angkut Jakarta.
Dilansir dari siaran pers Dinas Penerangan TNI AL, Selasa (7/3/2023), empat kapal perang itu difungsikan sebagai kapal siaga Search And Rescue (SAR), pergeseran personel, dan pengiriman material bantuan bencana alam.
“Korban yang terdampak bencana sangat membutuhkan adanya penambahan alat berat dan personel SAR dari luar pulau. Namun, saat ini mengalami kendala berupa cuaca yang kurang mendukung, sulitnya akses, ditambah dengan terputusnya jaringan telekomunikasi,” demikian siaran pers tersebut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan AL (Kadispenal) Laksma Julius Widjojono mengatakan, KRI Bontang-907 diberangkatkan dari Tanjung Uban, Bintan, pada Selasa kemarin. Julius juga mempersilakan apabila ada keluarga korban yang ikut bersama KRI Bontang-907.
“Bapak KSAL (Laksamana Muhammad Ali) akan menggerakan KRI Bontang siang ini, yang akan berangkat dari Tanjung Uban menuju Natuna. Jadi keluarga yang mau ikut melihat di sana, diizinkan untuk ikut,” ujar Julius saat ditemui di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa kemarin.
Longsor terjadi di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Senin (6/3/2023). Sebanyak 10 orang dilaporkan meninggal dunia dalam peristiwa ini. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Natuna Raja Darmika mengatakan, longsor terjadi di dua lokasi, yaitu Kecamatan Serasan dan Kecamatan Serasan Timur.
Raja menuturkan, pihaknya menerima informasi longsor dari warga sekitar pukul 09.00 WIB. Waktu itu, longsor menerjang kawasan perkebunan di Kecamatan Serasan Timur.
Lalu, sekitar pukul 11.15 WIB, longsor melanda Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan.
”Saat itu, warga menginformasikan kepada kami ada gunung runtuh yang artinya longsor menurut bahasa setempat,” ujar Raja, dikutip dari Kompas.id.
Raja menuturkan, beberapa saat setelah longsor di Kecamatan Serasan Timur, warga masih bisa mengirim foto-foto kondisi permukiman mereka. Tak lama kemudian, jaringan listrik dan komunikasi di Pulau Serasan terputus.***
![gambar](https://amirariau.com/wp-content/uploads/2024/11/WhatsApp-Image-2024-08-15-at-11.54.07.webp)
![](https://amirariau.com/wp-content/uploads/2023/05/WhatsApp-Image-2023-05-02-at-17.48.40.jpeg)