Oleh Hasrul Sani Siregar, MA
SUNGGUH langkah yang tepat diambil oleh negara Palestina untuk menjadi anggota BRICS. Baru saja diakui sebagai Negara merdeka dan berdaulat secara de jure oleh 4 negara pemegang hak veto yaitu Inggris, Prancis, China dan Rusia dan ditolak oleh Amerika Serikat dalam sidang umum perserikatan bangsa-bangsa (PBB), Palestina segera mengajukan sebagai anggota BRICS yang tujuannya adalah membangun kerjasama dengan dengan negara-negara maju seperti China dan Rusia yang juga anggota dalam BRICS. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengatakan bahwa BRICS adalah wadah penting bagi kerja sama negara-negara berkembang dan pasar baru.
BRICS merupakan platform penting untuk kerja sama antar negara-negara pasar berkembang dan negara-negara berkembang, serta sumber dorongan kuat bagi multipolaritas dan demokrasi yang lebih besar dalam hubungan internasional. Rusia sebagai anggota BRICS sangat mendukung keikutsertaan Palestina dalam keanggotaan BRICS nantinya. Palestina saat ini akan berpartisipasi sebagai negara undangan dan pengamat hingga menjadi anggota penuh nantinya.
Keikutsertaan Palestina sebagai tamu dalam pertemuan-pertemuan BRICS selanjutnya tentu pada akhirnya akan menjadi anggota baru BRICS. BRICS merupakan singkatan dari lima negara berkembang yang cukup berpengaruh di dunia yaitu Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan yang hakekatnya bertujuan memperkuat ekonomi bagi negara-negara berkembang yang berhadapan dengan kekuatan Amerika Serikat dan Eropa Barat. Pada tahun 2001, ekonom Goldman Sachs, Jim O’Neill menggunakan singkatan BRIC (Brasil, Rusia, India dan China) yang memprediksi empat negara tersebut bakal menjadi kekuatan ekonomi utama pada tahun 2050. Dan dalam perjalanannya BRICS telah berkembang dengan masuknya Afrika Selatan dengan singkatan BRICS.
Dan diawal tahun 2024, BRICS bertambah lagi dengan masuknya Iran, Mesir, Ethiopia dan Uni Emirat Arab. Walaupun awalnya adalah sebagai kerjasama ekonomi dan bisnis, dalam perjalanannya menjadi blok ekonomi dan geo-politik yang di dalamnya ada Rusia dan China sebagai kekuatan ekonomi dunia yang berhadapan dengan kekuatan ekonomi dunia lainnya yaitu Amerika Serikat dan sekutunya Inggris dan Prancis yang dalam forum sidang umum Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) berbeda dalam pengakuan terhadap Palestina. Jumlah anggota penuh BRICS hingga saat ini adalah 11 negara, yaitu Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Etiopia, Iran, Indonesia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Penambahan ini terjadi secara bertahap, dengan Mesir, Etiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab bergabung pada tahun 2024 dan Indonesia bergabung sebagai anggota penuh ke-11 pada Januari 2025.***
(Hasrul Sani Siregar, MA. Penulis: Alumni Hubungan Antarabangsa IKMAS, UKM, Selangor Malaysia/Widyaiswara di BPSDM Provinsi Riau)