Kampung di Siak Ini Terkenal Karena Kelengkeng Itoh, Pohonnya tak Besar Tapi Rindang dan Berbuah Lebat

Kampung di Siak Ini Terkenal Karena Kelengkeng Itoh, Pohonnya tak Besar Tapi Rindang dan Berbuah Lebat
Wakil Bupati Siak Husni Merza, melihat dari dekat tanaman kelengkeng di Kampung Pangkalan Makmur, Kecamatan Dayun, Siak.

DAYUN, AmiraRiau.com- Kampung Pangkalan Makmur, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak ini jadi demikian terkenal seantero Riau. Hal ini lantaran kelengkeng atau buah mata kucing yang dikenal sebagai sumber vitamin C, serat, dan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan.

Terkenalnya bukan pula karena ada perkebunan kelengkeng dengan luas ratusan atau ribuan hektar, melainkan kekompakan warganya yang menanam minimal 2 batang pohon kelengkeng di pekarangan rumah.

Budidaya ini merupakan inovasi Penghulu Pangkalan Makmur, Sugiman, terhadap warganya yang berjumlah 400 Kepala Keluarga (KK). Itu berarti terdapat setidaknya 800 batang kelengkeng tumbuh subur dan rindang.

"Pertengahan tahun 2019, lalu kami anggarkan melalui APBD kampung untuk membeli bibit kelengkeng jenis Itoh langsung dari Klaten Jawa Tengah," kata penghulu Kampung, Pangkalan Makmur, Sugiman di Dayun, Kamis (25/7/2024) lalu.

Karena waktu menanamnya bersamaan, saat ini, usai batang kelengkeng 5 tahun. Karena bibit super batangnya tidak mau besar, namun rindang.

"Saat ini, sedang musim kelengkeng, jadi punya warga berbuah semua. Biasanya sebelum musim panen tiba, para pengepul sudah berdatangan ke rumah warga untuk boking satu pokok," sebutnya.

Sugiman bersyukur dengan inovasi ini, kampungnya terkenal, saat musim kelengkeng banyak warga dari luar yang sengaja datang untuk membeli buah, sampai-sampai orang luar menjuluki kampung ini, kampung kelengkeng.

"Satu batang sekali panen bisa 1 kwintal/100 kilo gram. Kita jual Rp35/ 1 Kilo x 100 kilo kan lumayan dapat Rp3,5 juta lumayan untuk nambah penghasilan warga," kata dia.

Wakil Bupati Siak Husni Merza mengapresiasi penghulu Pangkalan Makmur, Sugiman. Ia bilang ini sebuah inovasi yang bisa di tiru kampung lain.

"Yang di buat Kampung ini, salah satu mendukung program Siak Hijau. Kampung ini bisa menjadi kampung Agro Wisata dan tamannya bisa di kembangkan," kata Husni.

Sambil mencicipi buah kelengkeng ia mengatakan komoditas kelengkeng kalau di tekuni bisa menjadi penghasilan tambahan bagi warga, selain kelapa sawit.

"Kalau Rp35 ribu perkilo ada 100 kilo kan lumayan. Bisa menambah pendapatan keluarga. Jenis kelengkeng itoh ini, kalau bagus cara merawat nya, buahnya besar-beaar Bahakan bisa sebesar bola pimpong, tentu harganya pun jadi mahal," pungkasnya. (MC-Siak/Yanto/dp07)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index