PEKANBARU, AmiraRiau.com– “Persiapan penting pertama menyambut Ramadan adalah persiapan ilmu. Agar ibadah yang kita laksanakan benar dan sah, maka terlebih dahulu harus mengetahui ilmunya. Mengetahui syarat rukun dan hal hal yang dapat membatalkannya. Tanpa mengetahui syarat, rukun dan hal hal yang mebatalkannya, maka berpotensi apa yang kita laksanakan tidak benar.
Jika ini yang terjadi maka seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam hal puasa.
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (H.R. Al-Hakim)
Maka mengetahui pengertian puasa dengan detil tata cara serta syarat rukun dan hal hal yang harus dihindari sangatlah penting, agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah subhanahu wata’ala.
Demikian pula dalam hal ibadah lain, shalat tarawih, i’tikaf, qiyamullail, membaca al-Qur’an dan ibadah-ibadah lainnya. Jalan terbaik bagi yang masih awam adalah mengaji dan bertanya kepada seorang guru yang diyakini keilmuannya, agar mendapatkan penjelasan-penjelasan secara mendetail,” penjelasan awal Ustadz Suhendra, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Pekanbaru dalam khutbah jumatnya di masjid Al Hidayah, Jalan Asofa I, Labuh Baru Barat, Payung Sekaki, Pekanbaru, Jumat (28/2/2025).
Ustadz Suhendra kembali melanjutkan tentang persiapan yang kedua.
“Persiapan yang kedua adalah persiapan mental atau iman. Persiapan mental untuk menerima kedatangan bulan Ramadan sangatlah penting. Sangatlah merugi bagi orang orang yang tidak siap mental menyambut kedatangan Ramadhan, sehingga ketika Ramadhan datang tidak ada hal-hal yang dapat ia lakukan kecuali perasaan tidak nyaman, atau bahkan acuh tak acuh, tidak ada bedanya bulan Ramadhan dengan bulan bulan lainnya.
Agar hati kita lebih siap dalam memasuki bulan Ramadan, maka cara terbaik adalah dengan mengingat-ingat kembali keutamaan Ramadhan. Sebab, keutamaan inilah yang akan memotivasi seorang Muslim untuk menjalani kewajiban puasa Ramadhan dan berbagai amalan-amalan pendukungnya dengan penuh semangat.
Perhatikan bagaimana motivasi yang disampaikan oleh Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam kepada para sahabat sesaat sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Salman Al-Farisi, salah seorang sahabat Nabi Muhammad menuturkan kepada kita, bahwa pada hari-hari terkahir bulan Sya’ban, Rasulullah berkhutbah, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya telah dekat kepadamu sekalian bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Inilah Ramadhan, bulan yang Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan shalat tarawih di malam harinya sebagai sunnah”.
Barangsiapa yang ingin mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan suatu amalan sunnah, maka pahalanya seolah-olah ia melakukan amalan wajib pada bulan lain. Dan barangsiapa melakukan amalan wajib pada bulan ini, maka ia akan dibalas dengan pahala seolah-olah telah melakukan tujuh puluh amalan wajib pada bulan lain. Inilah bulan kesabaran dan ganjaran bagi kesabaran yang sejati yaitu jannah.
Bulan ini juga merupakan bulan simpati terhadap sesama. Pada bulan ini rezeki orang-orang beriman ditambah.” uraian dari ustadz Suhendra.
Pesiapan yang ketiga adalah memperbanyak amal, yang merupakan salah satu bentuk keseriusan dalam memuliakan datangnya Ramadhan. Terutama pada bulan Sya’ban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisinya dengan memperbanyak berpuasa di bulan ini sebagai persiapan menghadapi bulan Ramadan.
Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu anha, ia berkata : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa hingga kami mengira beliau tidak berbuka, dan beliau berbuka hingga kami mengira beliau tidak puasa. Tidaklah kami melihat Rasulullah menyempurnakan puasanya sebulan penuh selain bulan Ramadhan, dan tidaklah kami melihat beliau puasa lebih banyak selain bulan Sya’ban.” (HR Bukhari).
“Persiapan yang keempat adalah memperbanyak tadarus.
Selain memperbanyak puasa, para salafush-shalih juga membiasakan diri dengan memperbanyak membaca al-Quran. Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata, “Ketika kaum Muslimin memasuki bulan Sya’ban, mereka sibuk membaca Al-Quran dan mengeluarkan zakat mal untuk membantu fakir miskin yang berpuasa”.
Seorang salafush-shalih juga pernah berkata, “Sya’ban adalah bulan para pembaca Al-Quran.”
Maasyiral muslimin rahimakumullah…
Karena itu, Abu Bakr al-Warraq al-Balkhi rahimahullah membuat sebuah perumpamaan bahwa, “Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen.”
Singkatnya, agar buah bisa dipetik di bulan Ramadan, kita mesti harus menyiapkan benih yang akan disemai, dan ia harus diairi sampai menghasilkan buah yang banyak.”
Di akhir khutbah, ustadz Suhendra menjelaskan tentang persiapan yang terahir menjelang Ramadhan.
“Persiapan menyambut Ramadhan kelima yakni memperbanyak berdoa kepada Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman pada ayat :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِى وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِى لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah : 186)
Bulan Ramadan adalah bulan kita bermunajat kepada Allah. Maka marilah kita perbanyak doa kepada Allah, dalam berbagai kesempatan. Sehingga saat Ramadhan tiba, waktu-waktu istimewa yang mustajab, tidak kita lewatkan begitu saja tanpa munajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Untuk memohon dan mengadukan segalanya kepada Allah.” tutup ustadz Suhendra.
Di penghujung ibadah Jumat, seperti biasa dibagikan nasi kotak untuk santap siang jamaah Jumat. “Terima kasih kepada Haji Sahrul sekeluarga yang telah memberikan sedekah jumat berkahnya, semoga menjadi amal ibadah yang tercatat di yaumul hisab nanti. Tak lupa terima kasih juga kepada Bebek Madura bu Achi, Kedai Lili, Ampera Yasmin, Ampera Lubuk Bangku dan RM. Putra Sederhana Loket yang berpartisipasi dalam menyumbangkan nasi kotak untuk jamaah masjid Al Hidayah, semoga menjadi ladang amal dan mendapatkan pahala berlipat,” tutur pengurus masjid.***
Penulis: Haikal, Editor: Isman

