Malam Ini Perayaan Cap Go Meh, Jalan Karet Pekanbaru Bakal Dipadati Ribuan Masyarakat

Salah satu kemeriahan perayaan Cap Go Meh di Pekanbaru.

PEKANBARU, AmiraRiau.com– Malam ini, Selasa (11/2/2025), kawasan Jalan Karet atau  Jalan dr. Leimena, Pekanbaru, akan dimeriahkan dengan perayaan Cap Go Meh, yang menurut informasi akan menjadi rangkaian terakhir dari perayaan Imlek 2576/2025.

Berbagai persiapan sudah dilakukan sejak beberapa hari terakhir, panggung permanen juga sudah dihiasi dengan pernak pernik yang menggambarkan tradisi warga Suku Tionghoa di Pekanbaru. Namun lampion yang sudah menghiasi kawasan ini sudah terpasang dan menyala sejak 3 minggu terakhir.

Ribuan lampion ini, menjadi daya tarik tersendiri. Dimana hampir setiap malam dimanfaatkan sebagai destinasi untuk swafoto atau sekedar berkumpul bersama keluarga, pasangan dan bahkan komunitas.

Menurut informasi, Cap Go Meh dirayakan setelah 2 minggu setelah Tahun Baru Imlek. Dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa atau 2 minggu setelah Tahun Baru Imlek. Perayaannya diawali dengan berdoa di wihara, kemudian dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional Tionghoa.

Berdasarkan surat Panitia Imlek Bersama Pekanbaru yang ditandatangani Kamin selaku Ketua, perayaan Cap Go Meh ini berdasarkan kesepakatan Warga Tionghoa Pekanbaru yang diwakili berbagai ormas dan lembaga keagamaan serta lembaga pendidikan.

Tahun 2024 lalu, perayaan yang digelar Ballroom Hotel Furaya, diawali dengan penyalaan kembang api yang dilakukan oleh Ketua Panitia Imlek Bersama Tahun 2024, Romo Toni Sasanasurya bersama Sekretaris Umum (Sekum) PSMTI Peng Suyoto, Asisten I Pemerintah Provinsi Riau Zulkifli Syukur, Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun SSTP MAP, dan jajaran Forkopimda Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru.

Acara ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi sekaligus penutup Imlek 2024 yang dirayakan secara sederhana lantaran bertepatan dengan pesta demokrasi Indonesia di tahun 2024.

Perayaan Cap Go Meh di Pekanbaru diisi dengan acara hiburan, kesenian, kebudayaan, dan barongsai. Beberapa pekan sebelum Imlek panitia Imlek bersama juga melaksanakan berbagai kegiatan sosial seperti donor darah, bantuan sembako kepada masyarakat di Kota Pekanbaru yang terkena bencana banjir, paket Imlek bagi masyarakat Tionghoa prasejahtera dan lain-lain.

Selain itu, perayaan Cap Go Meh 2024 juga dimeriahkan dengan atraksi barongsai, tarian kesenian khas tradisional Tionghoa lainnya serta door prize dengan hadiah utama sepeda motor.

Tentang Cap Go Meh

Perayaan Cap Go Meh merupakan rangkaian upacara Tahun Baru Imlek yang dilakukan setelah 15 hari merayakan Imlek. Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien yang bila diartikan secara harafiah bermakna 15 hari atau malam setelah Imlek. Cap memiliki arti sepuluh, Go adalah lima, dan Meh berarti malam.

Cap Go Meh juga sering disebut Yuan Hsiao Cieh atau Shang Yuan Cieh dalam bahasa Mandarin.

Perayaan Cap Go Meh ini awalnya dirayakan oleh Dinasti Xie Han (206 SM – 221 M), sebagai hari penghormatan kepada Dewa Thai-yi, dewa tertinggi di langit. Upacara ini dirayakan secara rutin setiap tahunnya pada tanggal 15 bulan pertama menurut penanggalan bulan yang merupakan bulan pertama dalam setahun.

Sebelum Dinasti Han berakhir, upacara ini dulunya dilakukan secara tertutup, dan hanya untuk kalangan istana sehingga perayaan ini belum dikenal luas. Upacara ini harus dilakukan pada malam hari, sehingga penerangan dengan lampu-lampu dari senja hari hingga keesokan harinya pun disiapkan. Inilah alasan kenapa lampion menjadi ornamen yang tak terpisahkan dalam perayaan Imlek dan Cap Go Meh.

Saat Dinasti Tang memimpin China, perayaan ini mulai dirayakan oleh masyarakat umum secara luas. Festival ini menjadi momen bagi masyarakat untuk bersenang-senang. Saat malam tiba, masyarakat akan turun ke jalan, menyaksikan tarian naga (Liong) dan Barongsai. Mereka juga akan berkumpul untuk memainkan berbagai permainan sambil menyantap sebuah makanan khas berbentuk bola-bola bernama Yuan Xiao.

Menurut Budayawan Tionghoa Kalbar, Lie Sau Fat (detikjabar.com), terdapat versi lain terkait sejarah dan asal usul perayaan Cap Go Meh. Selain berkaitan dengan Dinasti Han, Cap Go Meh dikatakan sebagai bagian dari cerita rakyat pada Dinasti Tung Zhou (770 SM – 256 SM) yaitu ketika para petani memasang lampion yang disebut Chau Tian Can di sekeliling ladang pada tanggal 15 bulan 1 Imlek. Pemasangan lampion tersebut bertujuan untuk mengusir hama dan binatang perusak tanaman. Kala itu, para petani juga akan mengamati perubahan api pada lampion, untuk mengetahui cuaca sepanjang tahun kedepan.***

gambar