Memaknai Puasa Ramadan, Khutbah Jumat Ketua PW DMI Riau Mizan Asnawi di Masjid Al Hidayah

Ketua PW DMI Riau Di Masjid Al Hidayah

PEKANBARU, AmiraRiau.com– “Alhamdulillah, kita dipertemukan kembali dengan ramadan tahun ini. Kita sambut dan kita lalui ramadan dengan gembira. Karena ramadhan merupakan ibadah yang istimewa. Sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsi Setiap amal anak adam baginya, kecuali puasa. Puasa ini milik-Ku dan Aku yang akan membalasnya. InsyaAllah, kita yang puasa akan mendapat keistimewaan dari Allah SWT. Bahkan di dalam Surat Al-Baqarah ayat 183, kita dipanggil dan diseru oleh Allah dengan panggilan istimewa “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan bagi kaum sebelum kalian, semoga kalian bertaqwa”.

“Allah seru orang-orang beriman untuk berpuasa karena Allah sendiri memastikan bahwa yang mau dan kuat melakukan puasa hanyalah orang-orang yang beriman,” jelas ustadz Mizan Asnawi dalam awal khutbah Jumatnya di masjid Al Hidayah, Jalan Labuh Baru Barat, Payung Sekaki, Jumat  (7/3/2025) siang.

Lebih lanjut Ustadz Mizan yang juga merupakan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Ria, menambahkan tentang keutamaan puasa.

Ada beberapa makna yang bisa kita ambil dari perintah kewajiban berpuasa. Pertama, Allah menghendaki kita untuk membuktikan keimanan kita. Iman sangat penting dalam kehidupan kita, karena imanlah yang akan menuntun diri kita agar berada di jalan yang benar. Imanlah yang akan menghindarkan diri kita dari kesesatan.

Kedua, puasa diwajibkan juga bagi kaum sebelum kita bahkan sebelum islam. Ini bermakna bahwa ibadah puasa ini banyak manfaatnya. Puasa tidak hanya sebagai kewajiban sebagai syariat agama tapi bermanfaat dalam banyak aspek lain kehidupan manusia. Misalnya dalam aspek psikologi, kesehatan, ekonomi, dll.

Ketiga, perintah puasa memiliki beberapa tujuan yaitu untuk menyempurnakan penghambaan diri sebagai hamba. Sebagai hamba sudah seharusnya ketika mendapat perintah dari Allah maka sikap kita sami’na waatho’na. Tidak perlu mencari banyak alasan untuk mengabaikannya. Karena itu ketika Allah perintahkan kita puasa maka seharusnya kita semua menunaikan puasa itu dengan ikhlas dan penuh kesadaran bahwa puasa memang sudah menjadi kewajiban bagi kita.” tutur ustadz Mizan

Puasa juga bertujuan untuk menyempurnakan fitrah kita sebagai manusia. Salah satu sifat buruk yang menghinggapi manusia adalah rakus dan serakah. Inilah sekarang yang sedang menjadi bencana besar di negeri ini. Korupsi di berbagai BUMN dilakukan secara berjamaah. Dari informasi yang beredar gaji para pejabat BUMN itu sudah sangat banyak, bermiliaran dengan segala fasilitas yang lengkap.

Namun mengapa mereka masih korupsi? Mereka ambil bagian yang bukan hak mereka? Itulah karena mereka dirasuki sifat tamak, rakus dan serakah. Itulah bahayanya jika sifat tamak, rakus dan serakah menghinggapi manusia bahkan manusia bisa lebih binatang daripada binatang.

Karena itu dengan puasa ini kita kemudian sadar bahwa sebagai manusia kita mestinya memiliki rasa simpati, empati dan peduli bahwa lapar yang kita rasakan sepanjang puasa inilah rasa lapar yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang hidupnya yang berkekurangan. Mereka yang miskin kadang belum tentu bisa makan dalam keseharian. Maka dengan puasa semestinya muncul kesadaran untuk lebih banyak memberi dan membantu buat mereka yang membutuhkan.

Bukan malah mengambil sebanyak mungkin karena mengikuti nafsu syahwat bahkan yang bukan haknya. Karena itulah ketika Umar Ibnul Khattab bertanya kepada Abu Bakar, apa yang engkau tinggalkan untuk diri dan keluargamu wahai Abu Bakar? Jawab Abu Bakar, hanya Allah dan Rasulnya. Ketika Abdurrahman bin Auf mendengar ucapan Rasulullah yang disampaikan oleh Aisyah, bahwa nanti Abdurrahman bin auf akan masuk surga dengan pelan-pelan, maka Abdurrahman segera menyedekahkan harta dan barang dagangannya untuk kepentingan agama.

Terakhir, yang menjadi tujuan puasa adalah agar kita dapat meraih kedudukan yang mulia dihadapan Allah SWT, la’allakum tattaquun. Menjadi hamba dan pribadi yang bertaqwa. Inilah puncak segala kedudukan yang harus kita perjuangkan dan kita raih. Karena hanya dengan bertaqwa kita akan mendapat kemuliaan dari Allah SWT.

Kalaupun kita berharta, menduduki jabatan maka harus dipastikan harta dan jabatan itu bisa mengantarkan kemuliaan diri kita dihadapan Allah. Jangan sampai harta dan jabatan justru membuat kita hina di hadapan Allah. Orang yang bertaqwalah yang akan dimuliakan Allah. Orang yang bertaqwalah yang dijamin rezkinya oleh Allah. Orang bertaqwalah yang akan diberikan solusi dari setiap permasalahannya. Orang bertaqwalah yang akan diberikan kemenangan yang hakiki yaitu di hindarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.

“Semoga puasa kita tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya dan kita bisa meraih semua yang menjadi tujuan dari puasa,” tutup Ustadz Mizan diakhir khutbah Jumatnya.***

Penulis: Haikal, Editor: Isman

gambar