PEKANBARU- Sri Deviyani, menegaskan bahwa Masyarakat Pejuang Zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (MPZ PPDB) sudah bergerak di Riau, terutama di Pekanbaru, sejak tahun 2020 dan murni memperjuangkan hak anak tempatan.
Penegasan itu disampaikan Sri Deviyani, Koordinator MPZ PPDB, untuk menepis isu bahwa perjuangannya ini hanyalah sebagai pencitraan demi kepentingan pribadi atau politik.
“Saya hanya bisa tertawa menanggapi isu-isu seperti itu. Bagi saya itu hanya pengalihan substansi terhadap apa yang sedang diperjuangkan MPZ yang sebenarnya,” kata Sri Deviyani, Rabu (5/7/2023).
Menurut Sri Deviyani, MPZ sudah bergerak sejak tahun 2020 dan murni memperjuangkan hak anak tempatan.
Pada waktu pelaksanaan atau proses PPDB tahun 2020, kata Sri Deviyani, MPZ mengadakan aksi spontanitas untuk menggiring dengan melakukan demo selama seminggu, hingga akhirnya MPZ ‘menduduki’ sekolah pada malam pengumuman.
“Alhamdulillah aksi kami berhasil sehingga radius maksimal murid yang diterima mencapai 2,1 kilo meter dan dari tahun 2020 hingga saat ini kami jaga serta tetap berkomitmen untuk itu,” ujar Sri Deviyani.
Sri Deviyani menambahkan, yang dilakukan MPZ seharusnya dilakukan oleh wakil rakyat di DPRD yang dalam hal ini Komisi V, dimana salah satu tugasnya adalah untuk membela hak serta kepentingan masyarakat.
“Saya menyarankan sebelum berkomentar sebaiknya cari tahu informasi terlebih dahulu, sehingga tidak menimbulkan fitnah,” tegas Sri Deviyani.
Sri Deviyani mengaku sejak dulu giat mengkritisi permasalahan yang terjadi di sekitar. Misalnya proyek pot bunga di jalanan Kota Pekanbaru beberapa tahun lalu.
“Saya juga perhatian terhadap masalah karhutla dan banyak hal lain. Tidak sebatas PPDB tahun ini saja, masyarakat juga sudah mengetahui sepak terjang saya,” tutur Sri Deviyani.***

