Oleh Yadi Ismail

Oleh Yadi Ismail

SUAR dalam Wikipedia, adalah salah satu bentuk piroteknik yang menghasilkan cahaya yang sangat terang atau panas tinggi tanpa menghasilkan ledakan. Suar digunakan untuk memberi tanda, penerangan dan alat pertahanan militer.

Sebutan Suar, agar sempurna diserangkaikan dengan Mercu. Atau tepatnya begini, Mercusuar. Adalah sebuah bangunan menara dengan sumber cahaya di puncaknya untuk membantu navigasi kapal laut. Sumber cahaya yang digunakan beragam mulai dari lampu sampai lensa dan api.

Kedua kata ini, memang perpaduan sempurna meskipun punya arti masing-masing, pada kenyataan yang sesungguhnya tidak bisa dipisah satu sama lain. Jika itu harus terjadi, maka dipastikan tidak maksimal.

Harus ada tempat bagi suar agar bisa dilihat oleh siapa saja dan dari segala arah. Sementara mercu, meskipun tidak terlalu menonjol, merupakan penopang utama. Tanpanya, suar bukan apa-apa, demikian pula sebaliknya.

Hebatnya, karena perpaduan tersebut, cara penulisannya juga tidak dipisah. Menyatu dalam makna yang amat dalam. Sehingga mercusuar seringkali diumpamakan atau anggapan dalam banyak hal.

Ada yang menganggapnya hal kecil, tapi coba bayangkan kalau tidak ada mercusuar di tengah gelapnya lautan pada malam hari, pasti akan banyak kapal yang karam akibat menabrak karang.

Memang pada saat sekarang, mercusuar sudah kalah saing dengan GPS (Global Positioning System). Sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Juga dapat menghitung kecepatan dan waktu kapan saja, siang atau malam, dalam cuaca dan kondisi apa pun.

Tapi karena sudah lengket meskipun sudah dianggap ketinggalan, mercusuar tetap saja jadi objek untuk mencoba mengumpamakan bahkan dengan dirinya sendiri karena pekerjaannya oleh sebagian orang dianggap tidak penting. Padahal tanpanya, tidak akan ada kenyamanan, hal yang alangkah banyak diimpikan orang.

Hal lain, coba bersitkan sedikit saja dalam hati, jika seandainya tidak ada yang mau melakukan pekerjaan yang kita anggap remeh temeh. Semua dibiarkan saja semraut, bisakah kita berjalan atau istirahat dengan tenang?Jangankan tenang, mungkin kita akan jatuh sakit karenanya bahkan bisa pugat. Hidup mercusuar!!

Hal yang mau saya sampaikan adalah, tidak perlu menjadi salah satunya. Baik itu Mercu atau Suar-nya. Sehebat apapun Suar atau sekokoh apapun Mercu, bila tidak berada di tempatnya atau berkongsi, akan adakah manfaatnya?

Bagi saya, ini juga pilihan. Takkan ada artinya bila semua yang saya mampu lakukan tidak berada dalam lingkaran yang tepat. Saya membutuhkan Mercusuar dan itu sekarang sudah dalam genggaman, AmiraRiau.com

Sebuah media online yang selama ini suka atau tidak suka, diakui atau tidak, telah ikut berperan sesuai fungsinya dalam membangun Riau, mencatat berbagai sejarah yang terjadi, terus mencoba merangkai serta merajut informasi demi informasi agar masyarakat negeri ini tahu apa yang telah dilakukan, sedang dilakukan dan akan dilakukan oleh para pengambil kebijakan di pemerintahan atau pihak berkompeten lainnya terhadap negeri ini.

AmiraRiau.com, didirikan oleh wartawan senior, Nur Ismi, pada tahun 2012. Semangatnya amat sederhana, tidak ingin meninggalkan dunia jurnalistik meskipun dihadangrintang oleh kemajuan. Nama media juga dipilih dari sebuah penerbitan terkenal di luar negeri.

Media ini, tentu saja belumlah sebesar panutannya. Meskipun begitu, menjadi Mercusuar adalah satu hal yang akan tetap dipegang sampai nanti, agar kami bisa ikut berperan walau sekedar memberi tanda, sehingga negeri ini tidak 'menabrak' karang dan bisa melaju mulus sampai tujuan. Doakan kami***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index