JAKARTA, AmiraRiau.com – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dipanggil Presiden Prabowo ke istana sebelum waktu berbuka puasa. Sri Mulyani sudah tiba di Istana sejak pukul 17.15 WIB. Dia melakukan pertemuan sekaligus buka puasa bersama Prabowo, Rabu (12/3/2025) sore.
Sri Mulyani mengaku pertemuannya sore ini membahas soal kinerja APBN.
“Saya melaporkan saja mengenai APBN,” kata Sri Mulyani, di Istana Kepresidenan.
Sebelumnya, Sri Mulyani Indrawati merespons soal kabar kinerja pajak yang anjlok di bulan Januari 2025. Kinerja pajak bulan Januari kemarin memang belum terang datanya, hal ini karena Kementerian Keuangan tak kunjung merilis laporan kinerja APBN bulanan.
Soal kabar kinerja pajak yang anjlok, Sri Mulyani cuma bilang semua akan dijelaskan esok hari. Pihaknya akhirnya akan menghelat konferensi pers kinerja APBN bulan Januari 2025.
“Besok saja di konferensi pers saya ya,” jawab Sri Mulyani, dilansir detik.com.
Kinerja pajak yang anjlok sendiri juga tercantum dalam dokumen kinerja APBN Januari 2025 yang sempat dirilis Kementerian Keuangan pagi tadi di website resminya. Namun, belakangan Kementerian Keuangan menarik dan menurunkan kembali dokumen tersebut dalam website resmi.
Dikutip dari web Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi penerimaan pajak pada Januari 2025 tercatat hanya sebanyak Rp 88,89 triliun.
Penerimaan pajak ini anjlok 41,86% dibandingkan realisasi Januari 2024 yang mencapai Rp 152,89 triliun.
“Realisasi penerimaan pajak Januari 2025 tercatat Rp 88,89 triliun atau 4,06% dari target, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” tulis Kemenkeu dalam Laporan APBN Kita Edisi Februari 2025, Rabu (12/3/2025).
Kemenkeu merinci, sampai dengan 31 Januari 2025, pajak penghasilan (PPh) non migas mencatat realisasi Rp 57,78 triliun, atau 5,04% dari target.
Kemudian, pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) terealisasi Rp 24,62 triliun atau 2,60% dari target dan PPh migas membukukan penerimaan Rp 4,27 triliun atau 6,79% dari target.
Kinerja penerimaan ketiga kelompok pajak tersebut mengalami pelambatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sementara itu, realisasi pajak bumi bangunan (PBB) dan pajak lainnya meningkat dari tahun sebelumnya sebagai akibat ketentuan baru terkait deposit pajak.
Tercatat, PBB dan pajak lainnya terealisasi Rp 2,22 triliun atau 6,37% dari target.***
Penulis: Ady, Editor: Alseptri Ady

