Pj Sekdako Pekanbaru Tegaskan Pedagang Takjil Ramadan Jangan Gunakan Bahan Berbahaya

Takjil Ramadhan

PEKANBARU, AmiraRiau.com – Para pedagang mendapat kesempatan membuka lapak di Pasar Ramadan 1446 H. Mereka jangan sampai menggunakan bahan berbahaya dalam makanan maupun minuman untuk takjil.

Apalagi masyarakat bakal menyerbu takjil yang ada di Pasar Ramadan Kota Pekanbaru. Mereka berburu takjil untuk hidangan buka puasa selama Ramadhan.

“Kami mengimbau kepada para pedagang untuk tidak memakai bahan berbahaya dalam takjil yang dijual di pasar Ramadhan,” tegas Pj Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin, Sabtu (1/3/2025).

Menurutnya, masyarakat harus waspada dengan kandungan bahan berbahaya dalam takjil. Mereka harus waspada penggunaan boraks, pewarna tekstil hingga formalin dalam hidangan buka puasa.

“Jangan tertarik dari bentuk dan warna takjil saja, tapi pastikan takjil itu aman dikonsumsi,” ungkapnya.

Dirinya mengajak masyarakat untuk cerdas memilih takjil jangan sampai tergiur warna yang cerah. Mereka juga harus waspadai produk mie dan gorengan karena produk olahan.

“Maka harus antisipasi juga produk olahan takjil, harus diantisipasi, jangan sampai mengandung bahan berbahaya,” pesannya.

Pria disapa Ami mengingatkan agar bijak menyimak informasi seputar produk olahan takjil. Mereka jangan sampai membeli produk yang ternyata mengandung bahan berbahaya di Pasar Ramadhan.

“Oleh sebab itu, masyarakat harus tetap selektif memilih takjil untuk dikonsumsi ketika buka puasa bersama keluarga,” paparnya.

Pemerintah Kota Pekanbaru bekerjasama dengan Balai Besar POM Pekanbaru untuk melakukan pengawasan di Pasar Ramadhan. Mereka sudah melakukan pemeriksaan terhadap produk olahan takjil.

“Seperti tahun lalu, kami melalukan pengawasan bersama Balai Besar POM Pekanbaru, untuk mencegah adanya takjil yang mengandung bahan kimia berbahaya,” tuturnya.

Berdasarkan hasil sidang isbat 1 Ramadan 1446 Hijriah, Pemerintah Indonesia telah menetapkan 1 Ramadan 1446 H/2025 Masehi, jatuh pada hari Sabtu tanggal 1 Maret 2025.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar dalam konferensi pers sidang isbat 1 Ramadan 1446 H di Jakarta, menyampaikan pengumuman hasil sidang isbat kali ini agak sedikit mundur, karena harus menunggu wilayah yang paling barat yakni di Aceh.

Nasaruddin Umar menyebutkan, sesuai dengan kondisi objektif, memang dari Indonesia bagian timur, tengah, sampai bagian barat diekor Pulau Jawa, tidak dimungkinkan untuk menyaksikan hilal melainkan rukyah.***

Penulis: MCP, Editor: Alseptri Ady

gambar