
PEKANBARU – Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution, memaparkan upaya yang dilakukan pemerintah kota dalam penanganan stunting kepada Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
“Salah satu upaya yang kami lakukan yakni membentuk program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS),” ungkap Indra dalam pertemuan dengan Muhadjir Effendy, bertempat di aula kantor Kelurahan Wonorejo, Jumat (19/5/2023).
Berdasarkan data, kata dia, stunting di Ibukota Provinsi Riau berjumlah sebanyak 318 kasus pada 2022 lalu. Untuk menekan angka stunting ini, di awal Januari 2023 pemerintah kota mulai memberikan pendampingan kepada 200 anak stunting.
“Kemudian hasil evaluasi di akhir Maret 2023, anak stunting yang belum mendapat pendamping berjumlah 115 orang. Yang 115 ini kami berikan pendampingan lagi melalui program BAAS,” terang dia.
“Jadi, anak-anak stunting ini sudah memiliki Bapak Asuh, mulai Forkopimda, Pj Wali Kota, Sekda, kepala OPD, Ketua TP PKK, Dharma Wanita, termasuk perusahaan-perusahaan. Jadi, mereka menyalurkan bantuan melalui CSR,” ulas Indra.
Program BAAS sendiri, lanjut dia, akan dilaksanakan selama enam bulan. Program enam bulan ini hanya tahap pertama. “Kemudian kami akan mengevaluasi lagi program Bapak Asuh ini sekitar Oktober atau November nanti,” ucapnya.
Mendengarkan pemaparan Sekdako Pekanbaru, Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan jika upaya penanganan yang dilakukan Pemko Pekanbaru sudah sangat bagus sehingga angka stunting di Kota Bertuah sudah di bawah rata-rata nasional.
“Namun, Pemko Pekanbaru harus memenuhi target Gubernur Riau. Karena, Gubernur Riau menargetkan di bawah 14 persen pada tahun depan,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Menko PMK Muhadjir Effendi turut menyalurkan bantuan asupan gizi bagi anak-anak stunting di Kecamatan Marpoyan Damai. Bahkan, Muhadjir juga menghibur para balita ini dengan menggendong si anak di pangkuannya. (abd)***

