Zuriyat Kesultanan Siak Meminta “Marwah Duli Yang Maha Mulia Sultan Siak Tuan Hargai, Marwah Negeri Siak Tuan Junjung Tinggi”

SIAK, AmiraRiau.com– Dalam lebih kurang satu pekan lagi menjelang 22 Maret 2025 PSU Siak akan di gelar, terasa suasana makin memanas dan menjadi perhatian publik. Ketegangan meningkat di media sosial dengan maraknya perdebatan antarpendukung pasangan calon yang bersaing pun juga terjadi di tengah masyarakat khususnya di Desa Jayapura Kecamatan Bungaraya maupun Desa Buantan Besar Kecamatan Siak, lokasi TPS yang akan digelar PSU.

Masyarakat mulai terkotak-kotak, masing-masing pendukung saling curiga mencurigai. Bahkan satu terakhir beredar viral berita keributan di Buantan Besar kala Afni (calon Bupati Siak nomor urut 02 yang memenangkan pemungutan suara pada 27 November 2024 lalu) yang sedang berbuka puasa di rumah warga atas undangan satu orang warga masyarakat, divideokan oleh salah seorang pendukung 03 tanpa izin.

Hal ini menjadi pemicu terjadinya gesekan yang dapat berpotensi mengakibatkan kerusuhan di PSU Siak nanti. Kejadian ini sangat disayangkan oleh H. Tengku Syed Muhammad Amin yang merupakan Zuriyat Kesultanan Siak, beliau mengingatkan “Jangan Nafsu Syahwat didulukan, Adab dan Adat di kesampingkan”, Tuan boleh jadi Peneraju di Negeri Istana kami, Marwah Duli Sultan, patut dan mestilah Tuan Hargai”.

“Marwah Negeri, Tuan Junjung Tinggi. Kondusifitas haruslah dijaga, di Bulan Suci yang penuh Berkah ini, kita semua harus dapat saling menjaga kekhusyukan dalam beribadah, menjaga lidah dan menahan segala amarah”.

Kita tahu banyak lagi yang dapat menimbulkan terjadinya konflik disaat PSU nanti, diantaranya mentalitas pasangan calon yang siap menang, tetapi tidak siap kalah, melakukan segala macam cara yang tak benar untuk menang, biasanya mereka memanfaatkan rakyat untuk mewujudkan ambisi kekuasaannya, termasuk memata-matai, bertindak anarkistis atau melakukan pembangkangan terhadap aturan, berita bohong, ujaran kebencian dan sejenisnya yang disebarkan secara masif, tanpa adanya penanganan yang serius.

Kecurangan dan ketidak adilan yang dilakukan oleh salah satu pihak ditambah lagi jika itu disebarkan melalui narasi yang provokatif, maka akan memicu reaksi publik dan memicu terjadinya konflik.

Tak kalah penting menggunakan Media sosial, karena ini tempatnya penyebaran informasi yang paling massif. Informasi yang tidak tervalidasi bisa saja membuat persoalanhubungan persaudaraan jadi bermasalah.

Media sosial dapat memperkuat pembagian antara kelompok-kelompok politik yang berbeda, komentar yang bersifat provokatif atau polarisasi dapat memicu reaksi yang lebih emosional dan memperdalam jurang antar kelompok .

Tersebab itu, sekali lagi Tengku Amin, demikian beliau biasa disapa, mengingatkan perlu dilakukan pencegahan terlebih dahulu agar tidak terjadi potensi konflik menjelang PSU nanti. Kolaborasi dengan semua pihak, khususnya KPU sebagai penyelenggara maupun Badan Pengawas Pemilu dengan aparat hukum dan keamanan (Kepolisian/Babinkamtibmas/Babinsa), Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama sangat dibutuhkan dalam menjalankan pengawasan PSU di Siak ini.

Bawaslu Kabupaten Siak dan KPUD Kabupaten Siak harus lebih proaktif menjaga kelancaran dan ketertiban menjelang PSU, menindak tegas setiap aktivitas dan upaya yang secara jelas ataupun berpotensi mengganggu jalannya PSU secara adil dan lancar.

Kepekaan dari Aparat Hukum dan Keamanan maupun peran serta dari Pemerintah harus dilakukan secara maksimal. Oleh sebab itu, Pemerintah diminta untuk merangkul semua lapisan masyarakat sehingga menjadi gerakan bersama dalam mewujudkan PSU yang aman, damai dan Jurdil saat PSU Siak Sabtu 22 Maret mendatang, pungkas Tengku Amin.*

gambar