1 Ramadan Indonesia Jatuh pada 1 Maret, Berbeda dengan Malaysia, Brunai dan Singapura

Menteri Agama, Nasaruddin Umar

JAKARTA, AmiraRiau.com – Berdasarkan hasil sidang isbat 1 Ramadan 1446 Hijriah, Pemerintah Indonesia telah menetapkan 1 Ramadan 1446 H/2025 Masehi, jatuh pada hari Sabtu tanggal 1 Maret 2025.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar dalam konferensi pers sidang isbat 1 Ramadan 1446 H di Jakarta, menyampaikan pengumuman hasil sidang isbat kali ini agak sedikit mundur, karena harus menunggu wilayah yang paling barat yakni di Aceh.

Nasaruddin Umar menyebutkan, sesuai dengan kondisi objektif, memang dari Indonesia bagian timur, tengah, sampai bagian barat diekor Pulau Jawa, tidak dimungkinkan untuk menyaksikan hilal melainkan rukyah.

Oleh karena itu terangnya, terpaksa harus menunggu sampai wilayah yang paling barat di Aceh. Menurut dia, karena hanya itu yang memenuhi persyaratan rujukan rukyah, dilihat dari sudut elongasi dan dilihat dari segi ketinggian hilal.

Sesuai dengan laporan sidang isbat jelas dia, ketinggian hilal di Indonesia itu antara wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’. Ternyata ditemukan hilal di provinsi paling barat di Aceh Indonesia.

“Dengan demikian dua orang yang menyaksikan hilal itu ditambah dengan pengukuhan oleh hakim agama setempat, maka malam ini diputuskan dalam sidang bahwa 1 Ramadhan ditetapkan besok Insyaallah, tanggal 1 Maret 2025, bertepatan 1 Ramadan 1446 Hijriah,” katanya, Jumat (28/2/2025).

Menteri Agama menambahkan, sesuai dengan sidang yang diawali dengan diskusi ilmiah dan dihadiri banyak para pakar bahkan ada tamu dari duta besar beberapa negara hadir juga menyaksikan acara ini.

Sehingga dengan demikian legitimasi sidang isbat 1 Ramadan 1446 Hijriah kali ini sangat representatif karena ada pakar dan juga ada duta besar.

“Kita konfirmasi di daerah-daerah ternyata betul tidak ada yang menyaksikan bulan di bagian timur yang adanyaa dibagian barat,” tutupnya.

Berbeda dengan Jiran

Menanggapi perbedaan awal Ramdhan 2025 di Indonesia dengan beberapa negara tetangga lainnya, Menteri Agama, Nasaruddin Umar menyebutkan, jika memang terjadi perbedaan ketinggian hilal dan sudut elongasih yang berbeda.

Ketinggian hilal di Indonesia itu antara wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’. Ternyata ditemukan hilal di provinsi paling barat di Aceh Indonesia.

“Meskipun Singapura dengan Brunei sama-sama negara MABIMS, kita ada semacam himpunan per kementerian agama di Asia Tenggara disingkat MABIMS. Kita agak berbeda dengan Brunei dan Singapura, mereka itu puasa mulai tanggal 2 Maret. Kenapa kita lebih awal, karena perbedaan ketinggian hilal dan sudut elongasi yang berbeda,” katanya, usai sidang isbat Ramadhan 1446 H, Jumat (28/2/25).

Menag melanjutkan, jadi walaupun Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam berdekatan dengan Indonesia, tapi garis sudut elongasi itu sedikit berbeda.

Maka dengan demikian, sebut Nasaruddin Umar, ketiga negara tersebut belum menemukan hilal pada Sabtu 1 Maret 2025, dan menetapkan puasa pada 2 Maret 2025.

“Karena kita satu wilayah hukum, jadi kalau ada orang yang melihat bulan dan disumpah oleh Kementerian Agama maka itu berlaku untuk satu Indonesia. Meskipun disudut Aceh melihatnya disaksikan, tapi juga berlaku di ujung paling timur Indonesia, karena kita merupakan satu wilayah hukum,” ujarnya.

Terkahir, Menag mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi umat Islam. Dia berpesan bagi semua pihak mari saling menghargai satu sama lain, kepada mereka yang berpuasa untuk meningkatkan kualitas puasanya untuk semakin baik.

“Selamat menjalankan puasa. Rekan yang tidak puasa mohon beri pengertian kepada temannya yang sedang berpuasa, mari saling menghargai,” tutupnya.***

gambar