Kelompok Nelayan Kampung Patin Parit Aman Dapat Bantuan PT. PHR, Bupati Afrizal: Jangan Dijual!

Bupati Rohil Afrizal Sintong, bersama pejabat lainnya saat melaunching dan serahterima bantuan CSR dari PT. PHR

ROHIL, AmiraRiau.com- Bupati Rokan Hilir Afrizal Sintong melaunching dan mencanangkan Kampung Patin Parit Aman Rokan Hilir serta serah terima bantuan program tanggung jawab sosial dan lingkungan PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja Rokan, di Jalan Pusara, Kepenghuluan Parit Aman, Kecamatan Bangko, Rohil, Kamis (5/9/2024).

Bupati Rohil Afrizal Sintong dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada para undangan di Kota Bagansiapiapi, terutama Manager CSR PHR dan rombongan dari PT. Pertamina Hulu Rokan Wilayah Kerja Rokan serta rombongan dari Fakultas Perikanan dan kelautan UNRI serta para undangan lainnya.

Ibu Kota Rokan Hilir, Bagansiapiapi memiliki sejarah, di mana dahulu pada masanya kata Afrizal Sintong, Bagansiapiapi merupakan kota penghasil ikan terbesar kedua di dunia setelah Norwegia, namun seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun sumber daya alam itu akan habis juga jika tidak dilestarikan. Begitu juga halnya dengan ikan di Bagansiapiapi sekitarnya telah habis, bahkan para nelayan mencari ikan untuk kehidupan sehari-hari saja sudah susah.

Untuk itu terang Bupati, jika saat ini Kabupaten Rokan Hilir menjadi kabupaten kedua setelah Kabupaten Kampar yang melaunching program Kampung Patin Parit Aman ini, diharapkan kedepannya para petani dan nelayan budidaya ikan patin ini dapat berkembang. Tentunya para camat khususnya Camat Bangko dan para datuk penghulu serta lurah se-Kecamatan Bangko dan juga Kecamatan Bangko Pusako dapat melakukan pengawasan dan bimbingan terhadap para kelompok nelayan yang ada.

Terkait SDA Rohil yang melimpah, dikatakan Bupati, di mana dahulu daerah Rohil ini memiliki SDA berupa migas yang dikelola oleh Perusahaan Caltex lalu berganti Chevron dan sekarang PT Pertamina Hulu Rokan. Di mana dahulu SDA migas Rohil bisa menghasilkan 1 juta barel perhari, namun sekarang hanya bisa menghasilkan 60 ribu barel perhari. Artinya, terang Bupati lagi, SDA itu lambat laun akan habis. Untuk itu selagi SDA itu masih ada maka kita harus bisa melestarikan atau menciptakan atau membudidayakan sumber daya lainnya yang bisa diperbaharui.

“Dulu sumber daya alam Rohil dari migas cukup melimpah, bisa menghasilkan 1 juta barel perhari, namun sekarang hanya bisa menghasilkan sekitar 60 ribu barel saja perhari. Artinya SDA itu lambat laun akan habis. Begitu juga dengan SDA Rohil dari hasil laut yang dulu melimpah tapi sekarang sulit untuk mencari ikan,” ungkapnya.

Untuk itu, terang Bupati, Rokan Hilir butuh sumber daya manusia yang handal untuk mengelola sumber daya alam yang dapat di perbarui. Dengan SDM yang handal dapat memberikan bimbingan dan pembinaan kepada masyarakat untuk menjadi tenaga yang terampil dan profesional.

Diterangkan, mumpung saat ini Rohil masih memiliki SDA migas yang dikelola oleh PT. PHR sehingga bantuan dana CSR dari PHR dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membina para kelompok nelayan ini dalam budidaya ikan patin di mana pembinaannya melalui Fakultas Perikanan UNRI.

“Saya berharap jika ikan di laut sudah sulit didapat maka kita harus melakukan budi daya ikan di darat. Namun berdasarkan pengalaman, jika kelompok nelayan ini beternak ikan dengan pakan yang dibeli maka akan merugi karena biaya pakan cukup tinggi dan bisa tidak sebanding dengan ikan yang dihasilkan. Untuk itu diharapkan kan untuk bantuan ikan ini dapat diberikan sekalian mesin pengolahan pakannya juga.

Untuk budi daya ikan ini harus benar-benar diperhitungkan nilai ekonominya, jadi kelompok nelayan ini harus bekerja profesional dalam budi daya ikan ini, jangan nanti dibantu 1 milyar tapi hanya menghasilkan Rp 100 juta, itu namanya merugi. Tapi bagaimana dibantu 1 milyar tapi bisa menghasilkan Rp 10 miliar.

Bupati Afrizal Sintong jberpesan, apabila sudah menerima bantuan berupa bibit ikan, pakan ikan serta mesin pakan ikan, kelompok nelayan maupun kelompok UMKM pengolahan hasil ikan tidak boleh menjualnya.

Manager CSR SKK Migas Pertamina Hulu Rokan, Pandjie Galih Panoraga menyampaikan bahwa kehadirannya di Bagansiapiapi untuk menyerahkan bantuan berupa alat budidaya, alat tangkap ikan serta alat pengolahan ikan kepada perwakilan masyarakat yang tergabung pada 10 kelompok nelayan.

Program ini merupakan program tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan, di mana salah satu pilarnya itu, pilar ekonomi di mana pihak PHR menitikberatkan pada pengembangan UMKM yang meliputi manfaat dari berbagai kalangan, baik itu dari pemuda, perempuan juga kemudian masyarakat tempatkan serta masyarakat nelayan.

“Program pemberdayaan masyarakat nelayan ini dilaksanakan dengan kerja sama kita dengan Fakultas Perikanan dan Kelautan UNRI. Diharapkan program ini bisa tepat sasaran dan sesuai yang diharapkan. Kita melihat bahwa potensi perikanan di Rohil ini dahulunya memang luar biasa namun sekarang sudah sangat menurun. Untuk itu saya berharap dengan bantuan budidaya ikan patin ini dengan mencanangkan Kampung Patin Parit Aman ini bisa membangkitkan kembali kejayaan Bagansiapiapi dibidang perikanan,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan Perwakilan Kepala SKK Migas Sumbagut, Yanin Kholison yang menjabat sebagai Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagut. Menurutnya, kehadirannya di Bagansiapiapi selain ingin tahu kota sejarah Bagansiapiapi tempat penghasil ikan terbesar kedua di dunia, juga untuk memastikan kegiatan SKK Migas melalui PHR dalam mendukung program-program pemerintah baik itu program pemerintah di level nasional maupun di level Kabupaten. D

i mana program-program Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dalam wujud program pengembangan masyarakat melalui CSR. Karena PHR sudah melapor kepada SKK Migas dalam hal program kegiatan dengan pendampingan dari para pihak UNRI.

“Dalam pengembangan program pemberdayaan masyarakat ini, PHR menggandeng pihak UNRI untuk memanfaatkan keilmuan di bidang perikanan dan bidang kelautan. Karena PHR fokusnya pada bidang migas sehingga dia tidak bisa melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat sendiri. itulah kenapa PHR menggandeng UNRI,” terang Yanin Kholison.

Kegiatan ini kata Yanin memang diarahkan untuk masyarakat di sekitar wilayah operasi migas sehingga nantinya bisa dapat maju bersama-sama. Hal tersebut semuanya tidak terlepas dari peran serta arahan maupun bimbingan Bupati Rokan Hilir yang terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pihak PHR sehingga kegiatan-kegiatan ini sesuai dan bermanfaat untuk masyarakat Rokan Hilir.

Koordinator Program Pemberdayaan Nelayan dari Fakultas Perikanan dan Kelautan UNRI, Dr. Ir. Deni Evizon, M.Sc bersama Dekan Fakultas Perikanan dan kelautan UNRI, Prof. Dr. Ir, Rifardi, M.A mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir karena melalui Bupati Rohil dan PHR SKK Migas Sumbagut program pemberdayaan perikanan ini dapat berjalan.

“Terima kasih Pak atas kepedulian SKK Migas, mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat kita. Dan terima kasih juga kepada pak Bupati, kami dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau siap mewakafkan para ahlinya untuk mengembangkan bidang perikanan dan kelautan di Rokan Hilir,” kata Prof Ripardi.***

gambar