Kenangan Puasa di Negeri Jiran, Malaysia

Oleh
Hasrul Sani Siregar, MA
Alumni Ekonomi-Politik Internasional, IKMAS, UKM, Selangor Malaysia

BULAN Suci Ramadhan 1446 H (2025 M) hadir kembali. Bagi yang pernah merasakan puasa di negeri jiran, Malaysia suasana puasa tentu tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Walaupun suasananya tidak jauh berbeda berpuasa di Malaysia dan di Indonesia, ada yang membuat suasana dan tradisi setelah sholat taraweh yang jarang dijumpai di Indonesia. Tradisi mencicipi berbagai menu (kuih muih) yang disediakan oleh panitia dalam hal ini siapa saja yang ingin menyumbangkan ke musala atau masjid bagi jemaah setelah sholat taraweh. Tentu penulis merasakan indahnya berbagi setelah sholat taraweh. Tenpat tinggal penulis yang berada di Taman Kajang Utama, Selangor tidak begitu jauh dengan surau yang selalu mengadakan sholat isya, taraweh dan witir secara berjamaah.

Tradisi ini semakin semarak jika datangnya bulan suci Ramadhan. Setiap hari setelah sholat Taraweh Jemaah sekitar surau selalu ramai untuk melaksanakan sholat isya sekaligus sholat taraweh dan witir. Namanya surau, namun Jemaah yang selalu sholat melebihi kapasitas untuk ukuran surau. Jemaah selalu ramai. Selama belajar (studi) di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) penulis memang tinggal di kawasan Kajang Utama yang hanya tersedia Surau untuk melaksanakan sholat. Untuk masjid tentu cukup jauh dari tempat tinggal. Selama menjalankan ibadah puasa tentu sebagai mahasiswa tradisi untuk mengunjungi masjid selalu dilakukan. Rata-rata masjid dan surau yang ada di Malaysia khususnya kawasan Kajang, Bangi dan sekitarnya menyediakan takjil dan menu berbuka puasa secara gratis dan tersedia ruang untuk berbuka.

Bagi mahasiswa yang tidak sempat pulang ke rumah atau tempat kost atau asrama, masjid Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), juga menyediakan takjil dan menu berbuka dan makan malam. Di halaman masjid sudah tersedia menu berbuka puasa yang disusun berjejer dan setiap orang akan dapat menu berbuka puasa dan makan malam. Tentu penulis untuk beberapa kali merasakan berbuka puasa di Kampus yang tidak jauh dengan Mesjid UKM. Alangkah indahnya jika mengingat kembali masa-masa berbuka puasa di kampus dan beberapa masjid di sekitaran kajang, bangi dan semenyih. Tradisi untuk selalu mengunjungi masjid yang satu dengan masjid yang lainnya juga dilakukan.

Masjid dengan komunitas orang india juga pernah penulis melaksanakan sholat yang sering disebut dengan masjid India, karena Jemaah umumnya dari komunitas India, Pakistan dan Bangladesh dan selalu disingkat dengan IPB dan mahasiswa dari Indonesia umumnya sudah faham dan mengerti apa yang dimaksud dengan IPB tersebut. Letak masjid India tersebut di pusat kota Kajang. Baru-baru ini penulis mengunjungi Malaysia khususnya Kajang masih berdiri Mesjid India tersebut yang disekitarnya telah mengalami perubahan seiring pembangunan yang terus berjalan di Kajang dengan pembangunan Kondominium, Hotel, Mall dan rel kereta api yang semakin modern jika dibanding ketika dulu penulis awal mengunjungi Malaysia khususnya sekitaran Bangi, Sei Tangkas dan Kajang kurun waktu 1997-2001.

Pengalaman penulis yang hampir tiap tahun merasakan puasa di Malaysia kurun waktu tahun 1997-2001 tentu banyak pengalaman dalam suasana berpuasa di Malaysia. Tentu dalam bulan suci Ramadhan, kampus di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) khususnya, Perpustakaan Tun Seri Lanang (PTSL) menjadi tempat untuk mengisi hari-hari di bulan suci Ramadhan tersebut. Suasana kampus yang asri dan teduh menambah kekhususan dalam mengisi hari hari selama menjalankan ibadah puasa.

Perpustakaan Tun Seri Lanag (PTSL), UKM yang merupakan perpustakaan terbesar di Asia Tenggara memiliki koleksi buku yang ribuan dari buku yang jenisnya buku umum hingga buku tentang agama dan ilmu sains. Jika sudah masuk ke perpustakaan tersebut, rasanya waktu 24 jam tidak cukup untuk membacanya. Tentu di dalam perpustakaan Tun Seri Lanang juga menyediakan segala kemudahan berupa ruang internet dan ruangan yang boleh di sewa oleh mahasiswa yang tentunya akan semakin memudahkan untuk beristirahat dan membaca dalam ruangan sendiri.

Tentu tulisan ini hadir kembali mengingatkan suasana di bulan suci Ramadhan khususnya di negeri jiran Malaysia yang penuh pengampunan dan bulan intropeksi diri atas kesalahan yang telah diperbuat dan selalu minta ampunan dan pertolongan kepada Allah SWT. Tentu tradisi berpuasa di bulan suci Ramadhan merupakan hal yang indah untuk dikenang, apatah lagi jika berpuasa yang dilakukan jauh dari orang tua dan berbeda negara dan itu merupakan modal awal untuk mengenal tradisi berpuasa dengan suasananya yang berbeda, namun masih ada kesamaan sesama negara serumpun, Indonesia dan Malaysia.***

gambar