
PEKANBARU, AmiraRiau.com- Sebanyak 10 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Pekanbaru, akan mengikuti mengikuti program magang kerja di Jepang di Tahun Anggaran 2024 – 2025.
Ke-10 siswa SMK PGRI tersebut, yaitu, Elisabet Manurung (AKL), Wahyudha (AKL), M. Dharma Rizki (AKL), Kristin Oktaviana (MPLB), Sandi Saputra (MPLB), Oktavian Bu’ulolo (MPLB), Muhammad Ridho (RPL), Muhammad Hijratul (RPL), Surya Adi Dinanta (RPL) dan Dapit Aswari (TKJ).
Untuk keperluan itu, kata Kepala SMK PGRI Pekanbaru, Dedy Sepriwandi, M.Pd., AIFO-P, pihak sekolah telah mengundang orangtua siswa, serta penyedia jasa pembekalan bahasa dan budaya.
“Tujuannya untuk memberi pemaparan langsung pada siswa dan orangtua terkait program magang Jepang, disini orangtua dan siswa bisa mendengar langsung seperti apa persiapan yang harus dilakukan peserta magang agar benar-benar siap sebelum berangkat untuk melaksanakan pemagangan di Jepang,” tutur Dedy Sepriwandi, Selasa (21/5/2024).
Kata Dedy, ini menandakan bahwa program ini telah menarik perhatian banyak orang. Tidak hanya itu, dukungan dari orangtua juga menjadi salah satu faktor penting yang menunjukkan betapa pentingnya kesempatan ini bagi siswa.
“Dengan antusiasme yang tinggi dari siswa dan dukungan yang kuat dari orangtua, diharapkan bahwa mereka akan dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Program magang di Jepang akan memberikan pengalaman berharga dan pengetahuan yang dapat mereka bawa pulang dan terapkan dalam karier mereka di masa depan. Semoga mereka semua berhasil dan mendapatkan pengalaman yang berharga selama program magang di Jepang,” tuturnya.
Dedy Sepriwandi berpesan agar program ini tidak disia-siakan, karena tidak semua orang bisa mendapat kesempatan ini. Lebih-lebih program kali ini ada dana subsidi dari pemerintah.
“Ini adalah kesempatan emas bagi siswa untuk bisa bekerja sambil banyak belajar di dunia luar sebagai bekal untuk diterapkan dalam karier dimasa depan,” imbuhnya.
Pemantauan dan pendampingan oleh pihak sekolah merupakan langkah yang sangat baik untuk menenangkan kekhawatiran orangtua. Ini menunjukkan bahwa sekolah bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan siswa selama program magang.
Dengan pemantauan dan pendampingan yang dilakukan oleh pihak sekolah, harapannya orangtua akan merasa lebih percaya diri dalam membiarkan anak mereka mengikuti program magang tersebut meskipun jaraknya jauh.***
Penulis: Afri, Editor: Isman

