PEKANBARU, AmiraRiau.com – Sebanyak tiga Kabupaten di Provinsi Riau berhasil menempati 10 besar capaian intervensi spesifik percepatan penurunan stunting (PPS) nasional tahun 2024.
Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI, Lovely Daisy pada kegiatan publikasi data intervensi spesifik dan sensitif di bidang kesehatan untuk percepatan penurunan stunting (PPS) tahun 2024 secara virtual, Senin (24/2/2025).
Setidaknya terdapat 11 indikator intervensi spesifik yang menjadi penilaian Kemenkes RI, mulai dari skrinning anemia, konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri, pemeriksaan kehamilan, konsumsi TTD pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronis, pemantauan pertumbuhan balita, air susu ibu (ASI) eksklusif.
Kemudian pemberian MPASI kaya protein hewani bagi bayi di bawah dua tahun, tata laksana balita dengan masalah gizi, peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi, serta edukasi remaja, ibu hamil dan keluarga, termasuk pemicuan bebas buang air besar sembarangan (BABS).
“Kalau kita ingin cepat menurunkan prevalensi stunting kita harus fokus pada pencegahan. Karena jika tidak, setiap tahun akan muncul balita-balita stunting baru,” tegas Lovely Daisy.
Adapun tiga Kabupaten di Riau yang berhasil menempati 10 besar capaian tertinggi intervensi spesifik PPS nasional tahun 2024 tersebut diantaranya, Kabupaten Kampar yang menempati posisi ketiga dan keempat capaian tertinggi skrining anemia remaja putri kelas 7 dan 10, serta posisi keempat untuk konsumsi TTD remaja putri dengan presentase 100 persen.
Kemudian Kabupaten Pelalawan menempati posisi keempat capaian tertinggi ASI eksklusif dengan presentase 97,1 persen. Terakhir, Kabupaten Rokan Hulu yang menempati posisi keenam capaian tertinggi rerata balita berat badan kurang mendapatkan tambahan asupan gizi dengan presentase 100 persen.
“Bagi yang indikatornya sudah mencapai target harap dipertahankan untuk lebih baik lagi. Sementara untuk yang indikatornya belum baik bisa ditingkatkan dan fokus terhadap indikator yang belum mencapai target,” tegasnya.
Menanggapi hal ini Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Riau yang juga Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Riau, Fariza mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut merupakan wujud nyata dan upaya pemerintah dalam menekan angka stunting di Bumi Lancang Kuning ini.
Namun begitu, Ketua TPPS Provinsi Riau itu tak memungkiri bahwa masih banyak target indikator-indikator intervensi spesifik yang masih perlu dicapai. Optimis akan hal itu, Fariza mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus melakukan optimalisasi dan evaluasi terhadap program-program serta capaian PPS di setiap Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau.
“Kami akan terus melakukan pembinaan, dan mengevaluasi apa yang kiranya menjadi kendala bagi TPPS di tingkat Kabupaten/Kota hingga tingkat Kecamatan dan Desa. Kita harap laporan-laporan yang ada di lapangan tersebut nantinya dapat mengisi indikator-indikator PPS dengan tepat waktu,” tutup Fariza. ***
Penulis: MCR, Editor: Alseptri Ady

