BOGOR, AmiraRiau.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan para anak buahnya untuk menjaga netralitas menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Hal tersebut ia ucapkan dalam Rapat Kerja Pimpinan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) di Sentul, Bogor, saat dilansir cnnindonesia.com, Kamis (25/1/2024).
Sri Mulyani mulanya mengapresiasi kerja keras dan dedikasi dari jajaran DJBC. Namun, kata dia, para anak buahnya tetap harus waspada dalam menghadapi kontestasi politik jelang pelaksanaan Pemilu tahun ini.
"Tahun Pemilu, jaga sikap kita. Netralitas itu adalah sesuatu yang sudah menjadi keharusan. Anda bisa punya preferensi apa saja, lakukan pada saat Anda di kotak suara," kata Sri Mulyani seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (25/1/2024).
"Itu adalah value yang menunjukkan bahwa kita sebagai manusia diatur oleh Undang-undang dan diatur oleh tata krama," sambungnya.
Sebelumnya, santer beredar isu Sri Mulyani bakal mundur dari kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kabar ini awalnya mencuat dari ekonom senior Faisal Basri. Menurutnya, Sri Mulyani adalah menteri yang paling siap untuk meninggalkan kabinet.
Menanggapi hal ini, Sri Mulyani menekankan dirinya saat ini tetap fokus bekerja. Ia tidak membenarkan maupun membantah isu tersebut secara tegas.
"Saya bekerja, saya bekerja, oke, makasih," jawab dia singkat usai rapat bersama Jokowi di Istana Negara, Jumat (19/1/2024).
Faisal sebelumnya mengungkapkan para menteri teknokrat ini disebut sudah tak nyaman lagi berada di Kabinet Indonesia Maju. Pasalnya, kepala negara dinilai sudah melanggar aturan dengan menggunakan kekuasaan demi kepentingan politik.
"Saya ngobrol kan dengan petinggi-petinggi partai. Nah, muncul lah katanya yang paling siap itu Ibu Sri Mulyani, Pak Basuki (Menteri PUPR) juga. Dalam kaitannya dalam Gibran ini ya, karena ini sudah beyond akal sehat gitu," ungkap Faisal.***