Antonio Guterres mengatakan pemboman dan blokade Gaza merupakan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina.
Dilansir dari Guardian, dia juga menyebut hal itu melanggar hukum internasional. Komentar ini sempat memicu perselisihan sengit dengan Israel.
Harapan mereka akan solusi politik atas penderitaan mereka telah sirna," tambahnya. Utusan Israel untuk PBB, Gilad Erdan, meminta Guterres segera mengundurkan diri karena menuduhnya tidak peduli dengan kenyataan.
“Komentarnya merupakan pembenaran atas terorisme dan pembunuhan. Sangat menyedihkan bahwa orang dengan pandangan seperti itu malah menjadi pemimpin sebuah organisasi yang muncul setelah Holocaust," ujar Erdan.
Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen, juga membatalkan rencana pertemuan dengan Gutteres.
Serangan udara menewaskan sedikitnya 704 orang dalam satu hari terakhir, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, sehingga total korban tewas di Gaza setelah 18 hari pemboman menjadi 5.791 termasuk 2.360 anak-anak.***