Meski Penghasil Migas Terbesar Tapi Harga BBM di Riau Mahal, M.Herwan: Riau Tidak "Istimewa"

Meski Penghasil Migas Terbesar Tapi Harga BBM di Riau Mahal, M.Herwan: Riau Tidak
Antrian Panjang Kendaraan di SPBU

PEKANBARU, AmiraRiau.com- Mulai 2 Agustus 2024 Pertamina secara resmi menaikan Harga BBM, Biasanya Pertamina mengumumkan harga BBM terbaru setiap tanggal 1, namun kali ini urung dilakukan pada awal Agustus 2024 karena Pertamina masih memantau pergerakan harga minyak dunia dan nilai tukar Rupiah. Faktor tersebut merupakan penentu harga jual BBM non-subsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina.

Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menyatakan, harga BBM naik tidak berlaku untuk semua jenis bahan bakar minyak. Jenis BBM yang harganya naik adalah Pertamax Turbo, Pertamax Green 95, Pertamina Dex, dan Dexlite. Sementara harga Pertamax yang merupakan BBM non-subsidi tidak mengalami kenaikan. Kemudian, harga produk BBM subsidi lainnya, seperti Pertalite dan Biosolar juga dipastikan tetap.

“Penetapan harga sudah sesuai dengan regulasi Kepmen ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga JBU atau BBM non-subsidi Kepmen ESDM Nomor 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU),” jelas Heppy.

Harga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di Propinsi Riau, DKI Jakarta, dan sejumlah propinsi lainnya.

Naiknya harga BBM Pertamina ini jelas sangat memberatkan masyarakat, terutama masyarakat Riau yang merupakan daerah penghasil Migas terbesar di Indonesia namun kenyataannya untuk mendapatkan BBM di Riau harganya lebih tinggi dibandingkan propinsi lain di Indonesia.

Hal ini mendapat tanggapan serius dari Founder dan Chairman Lembaga Riset dan Survei IDEA Muhammad Herwan, menurutnya sudah saatnya Riau harus mendapat perlakuan istimewa dibandingkan dari propinsi lain. Mengingat Riau lumbung besar penghasil minyak dan gas di Indonesia dengan memiliki 2 lokasi pengolahan (refinery) yakni di Dumai dan Sei Pakning namun kenapa rakyatnya dibebankan dengan Harga minyak yang sangat tinggi.

Bahkan tak hanya Harga BBM yang tinggi, yang lebih parah lagi wilayah Riau juga sering terjadi kelangkaan BBM di sejumlah SPBU, belum lagi masyarakat yang berada di pulau pulau yang ada diwilayah Riau mereka harus mendapatkan Harga BBM yang lebih mahal, jelas ini sangat memberatkan masyarakat.

Seharusnya inilah yang harus diperjuangkan oleh wakil rakyat yang ada di DPR dan DPRD agar masyarakat Riau bisa menikmati hasil sumberdaya alam yang dimiliki daerahnya bukan seperti yang dialami saat ini.

"Inilah derita yang selama ini ditanggung masyarakat Riau, sudah sepatutnya Riau sebagai daerah penghasil dan daerah pengolahan migas, harga BBM di Riau mendapatkan "previlese" dari pemerintah," Harap Herwan tegas.***

Penulis: Ady, Editor: Alseptri Ady

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index