Pacu Jalur Kekasih Dunia

Pacu Jalur Kekasih Dunia

Oleh Chaidir

ENTAH doa apa yang dibaca masyarakat rantau Kuantan Singingi, Riau; entah mimpi apa Rayyan Arkan Dikha (11 tahun) si Togak Luan yang populer sejagad itu; entah lobi apa yang dimainkan oleh Dr Suhardiman Amby, Bupati Kuantan Singingi; tiba-tiba saja Festival Pacu Jalur Legendaris Kuantan Singingi 2025 mencuri perhatian dunia, memukau dunia dan membuat dunia jatuh hati. 

Penulis lebay? Biarlah. Puncak festival yang diselenggarakan di Tepian Narosa, Teluk Kuantan pada 20-24 Agustus 2025 ini membuat heboh jagad raya. Presiden Prabowo Subianto pasti menyesal tak sempat membuka langsung puncak festival pacu jalur ini. Rasa-rasanya tak pernah ada dan tak akan pernah ada atraksi budaya lokal di bagian lain di dunia yang otentik sehebat Lomba Pacu Jalur Teluk Kuantan; kemeriahannya kini berkelas dunia. 

Lihatlah. Delegasi internasional datang dengan sukarela menikmati atraksi budaya lokal tersebut. Ada duta besar dari 16 negara sahabat yang hadir di Tepian Narosa, seperti Bangladesh, Fiji, Rwanda, Bosnia, Mozambik, Persia, Bulgaria, Malaysia (Konsulat Jenderal), Kenya, Azerbaijan, Uni Emirat Arab, Yordania, Angola, serta hadir juga perwakilan Persatuan Bangsa Bangsa.

Dunia benar-benar dibuat demam pacu jalur, “virus”nya menjalar cepat ke seluruh pelosok dunia.  Lomba Pacu Jalur Teluk Kuantan adalah sebuah tradisi yang sudah dilaksanakan seabad lebih tak pernah putus setiap tahun. Dalam peta dunia, Kuantan Singingi adalah negeri antah berantah nun di sana. Tapi sekarang tiba-tiba mendemamkan dunia dengan fenomena unik tren media sosial “aura farming” sebuah istilah gaul Generasi Z dan Alpha.  Seorang anak kecil yang disebut Togak Luan atau penari jalur, berdiri di haluan perahu (jalur) yang sedang melaju sambil menari menampilkan aksi percaya diri dengan tenang; gerakan tarinya tak berlebihan, tak dipaksakan seperti sedang membuat konten viedo. Tapi di situlah kekuatannya yang membuat Rayyan Arkan Dikha, si Togak Luan itu viral ke seluruh dunia.

Dhika kemudian disebut warganet dunia sebagai contoh paling pas untuk istilah "aura farming", menggambarkan seseorang yang memancarkan aura positif dan percaya diri melalui tindakan, pose, gaya alami, tanpa terlihat berusaha terlalu keras. Dhika sendiri tidak bermaksud membuat video dirinya, dia tidak menari untuk kamera. Urusannya hanya menjadi Togak Luan, tegak berdiri di haluan perahu jalur yang sedang melaju kencang sambil menari dan menjaga keseimbangan. Si Togak Luan bertugas menjaga ritme, menari, memberi semangat, sekaligus menjadi ikon estetika perahu jalurnya. Dhika melakukan sesuatu yang sangat keren tanpa berusaha terlihat keren. Video Dhika yang menari di atas haluan perahu jalur, rupanya diedit oleh warganet, dengan musik latar dan filter, menjadi viral di TikTok.

Video “aura farming dance” menjadi tren global, direplikasi oleh selebriti dan atlet dunia seperti Travis Kelce (bintang NFL – Liga Basket terkenal di Amerika), Alex Albon (pembalap F1), dan penyanyi rap Amerika Melly Mike. Para bintang sepakbola klub profesional papan atas PSG dari Prancis hingga AC Milan di Italia tak mau ketinggalan ikut menari gaya Dhika, si Togak Luan dari Kuantan Singingi, Riau, Indonesia. 

Video TikTok menampilkan seorang bocah yang dengan indah menari di haluan perahu panjang diiringi sound "Young Black & Rich" dari Melly Mike, judulnya singkat: "Aura farming 100/10", sangat mengesankan. Video TikTok itu membuat sang penyanyi rap asal Amerika Serikat ini mabuk kepayang. Maka info dari ordal, Melly Mike membatalkan semua agendanya dan memilih berangkat ke Teluk Kuantan atas biaya sendiri. Tanpa dibayar Melly Mike rela menempuh jarak ribuan mil untuk merasakan sensasi aura farming pacu jalur Teluk Kuantan. Melly Mike diperkirakan tiba Sabtu 23 Agustus untuk menyaksikan acara Penutupan Festival Pacu Jalur 2025 pada hari Ahad 24 Agustus, dan info A1 Sang Rapper akan tampil menyumbangkan suaranya. 

TAK bisa disangkal, atraksi budaya Pacu Jalur Kuantan Singingi 2025 telah mencuri perhatian dunia, memukau dunia dan membuat dunia jatuh hati. Melalui popularitas yang membumbung tinggi dari “aura farming” kita disadarkan, bahwa kita ternyata memiliki modal besar intangible. Atraksi budaya Festival Pacu Jalur ibaratnya adalah induk ayam bertelur emas, maka senantiasa harus dirawat dengan baik agar terus bertelur emas.  Atraksi budaya Festival Pacu Jalur harus tetap menjadi kekasih dunia.

Di tengah kemampuan fiskal yang melemah baik di tingkat nasional maupun daerah, kita memiliki momentum membangun sinergi dan kolaborasi dengan dunia yang sedang bersimpati. Angkat saja Melly Mike sebagai Duta Pacu Jalur. Beri dia kehormatan menggalang donasi atau investasi untuk merawat arena pacu jalur dan lingkungan alamnya. Welcome Melly Mike.  

(Dr. drh. H. Chaidir, MM, Penulis; Ketua Umum Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau – FKPMR; Ketua DPRD Provinsi Riau dua periode 1999-2004 dan 2004-2008)

Halaman

#Opini Dr. Chaidir

Index

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index